Kuluk Rabies Gigit 5 Warga dan Seekor Sapi
Dari lima orang yang tergigit anjing rabies di Tegal Badeng Barat, empat orang sudah mendapat VAR. Instansi terkait kini sedang menelusuri keberadaan seorang korban.
NEGARA, NusaBali
Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana kembali menemukan kasus seekor anak anjing (kuluk) yang dipastikan rabies, Sabtu (18/5). Sebelum diketahui positif rabies, kuluk berusia sekitar 3 bulan yang berkeliaran di wilayah Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana, itu diketahui sempat menggigit lima orang warga dari seputaran Kecamatan Negara, dan seekor sapi di wilayah setempat.
Kepala Bidang Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan terungkapnya kuluk rabies itu berawal dari salah seorang korban, Ni Made Kertiasih, 54, yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas Negara, setelah tergigit kuluk tersebut pada Jumat (17/5). Sesuai keterangan korban, kuluk yang kerap berkeliaran di dekat salah satu tempat usaha penggilingan gabah di Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat, itu juga sempat menggigit sejumlah warga lain.
“Begitu menerima informasi dari Puskesmas yang berkoordinasi ke kami, kami langsung turun mengecek ke lapangan, Jumat (17/5) itu. Dari pengecekan kami, anjingnya memang terlihat agresif, berusaha menggigit walaupun tidak diprovokasi. Melihat tanda-tanda mengarah rabies, kami langsung ambil sampel otak anjingnya untuk diuji lab ke BBVet (Balai Besar Veteriner) Denpasar. Kemudian besoknya, Sabtu (18/5), kami terima hasilnya, ternyata positif rabies,” ujar Widarsa didampingi Kasi Keswan IGNB Rai Mulyawan, Senin (20/5).
Begitu menerima hasil positif rabies, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jembrana, dan bersama-sama turun mencari para korban, Minggu (19/5). Sesuai informasi di lapangan, ada lima orang dan seekor sapi yang sempat tergigit kuluk rabies tersebut pada Kamis (16/5) dan Jumat (17/5). Namun dari lima orang tersebut, baru ditemukan empat korban, dan sudah langsung diberikan vaksin antirabies (VAR). Sedangkan seorang korban yang seorang perempuan dari Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, masih berusaha dilacak tim Dinas Kesehatan. “Teman-teman dari Dinas Kesehatan juga berusaha melacak kembali yang satu korban dari Banyubiru itu. Kami belum tahu, apakah sudah ketemu atau belum orangnya,” ungkapnya.
Selain mencari para korban, sambung Widarsa, jajarannya di Bidang Keswan-Kesmavet, juga melakukan tindak lanjut berupa vaksinasi emergency dan eliminasi selektif terhadap sejumlah anjing di sekitar lokasi. Lantaran wilayah Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat juga berada dekat wilayah Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, emergency vaksinasi dan eliminasi selektif itu juga menyasar wilayah Desa Tegal Badeng Timur.
“Jadi kami sasar dua desa. Ada enam ekor anjing yang kami vaksin, dan 12 ekor anjing yang kami eliminasi untuk second sampel (sampel susulan). Rencananya, sampel susulan itu juga akan segera kami kirim ke BBVet Denpasar,” ucapnya.
Sedangkan seekor sapi yang sempat tergigit kuluk rabies itu, sudah ditangani dengan memberikan vaksin rabies. Tindakan memberikan vaksin rabies untuk sapi itu, sesuai petunjuk dari Keswan Provinsi Bali serta beberapa kabupaten lain yang sempat menemukan kasus gigitan anjing rabies terhadap ternak warga. “Informasinya bisa dicegah dengan memberikan vaksin untuk HPR (hewan penular rabies). Kemarin sudah kami berikan dua dosis. Satu minggu lagi akan kami tambah satu dosis, dan dua minggu lagi satu dosis. Sapinya itu akan tetap kami pantau, dan mudah-mudahan saja memang bisa dicegah penularan rabiesnya,” ungkap Widarsa.
Sementara Kadis Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta, mengatakan seorang korban tergigit anjing rabies yang merupakan seorang perempuan dari Desa Banyubiru, itu belum ditemukan. Dari hasil penelusuran, Senin kemarin, korban yang tergigit saat hendak mencari sekam padi di tempat usaha penggilingan gabah di Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat, Jumat (19/5) lalu itu, disebut-sebut biasa mencari sekam padi di salah satu tempat usaha penggilingan gabah di Desa Baluk, Kecamatan Negara. Namun dari pengecekan ke pemilik tempat usaha penggilingan gabah di Desa Baluk yang juga seorang pemangku Pura Dalem Desa Pakraman Baluk, yang bersangkutan juga tidak tahu secara jelas identitas perempuan dimaksud.
“Informasinya, dia kebetulan ingin mencari sekam padi untuk bahan membuat bata di tempat penggilingan gabah yang di Tegal Badeng Barat itu, karena tempat langganannya di Baluk sedang tutup pada 17 Mei. Kami sudah berusaha mencari perempuan yang dimaksud itu, tetapi belum ketemu. Tadi kami juga sudah berusaha koordinasi dengan pihak Desa Banyubiru agar berusaha mencari orang yang dimaksud. Kami juga terus berusaha mencari, termasuk menyebar informasi lewat medsos, dan mudah-mudahan segera ketemu orangnya,” ujar dr Suasta, yang turun langsung bersama Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia, saat mencari salah seorang korban yang juga belum ditemukan, Senin kemarin.
Sementara empat orang korban dipastikan sudah diberikan VAR pada Minggu lalu. Adapun keempat korban itu adalah Ni Made Kertiasih, 54, dari Desa Tegal Badeng Bara, I Kade Sugi Arimbawa, 35, dari Desa Tegal Badeng Timur, I Made Sumiada, 50, dari Kelurahan Lelateng, dan Amelia, 10, dari Desa Baluk.
“Sebenarnya kalau dari awal masyarakat sadar melapor begitu tergigit anjing, tentu akan lebih mudah bagi kami memberikan penanganan. Nantinya, kalau memang sampai batas waktu terakhir pemberian VAR, yakni sampai dua minggu atau sampai tanggal 30 Mei nanti tetap tidak ditemukan orangnya, dan 3 bulan kemudian ada orang meninggal karena rabies, kami tidak bisa berkata apa,” kata dr Suasta. *ode
Kepala Bidang Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan terungkapnya kuluk rabies itu berawal dari salah seorang korban, Ni Made Kertiasih, 54, yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas Negara, setelah tergigit kuluk tersebut pada Jumat (17/5). Sesuai keterangan korban, kuluk yang kerap berkeliaran di dekat salah satu tempat usaha penggilingan gabah di Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat, itu juga sempat menggigit sejumlah warga lain.
“Begitu menerima informasi dari Puskesmas yang berkoordinasi ke kami, kami langsung turun mengecek ke lapangan, Jumat (17/5) itu. Dari pengecekan kami, anjingnya memang terlihat agresif, berusaha menggigit walaupun tidak diprovokasi. Melihat tanda-tanda mengarah rabies, kami langsung ambil sampel otak anjingnya untuk diuji lab ke BBVet (Balai Besar Veteriner) Denpasar. Kemudian besoknya, Sabtu (18/5), kami terima hasilnya, ternyata positif rabies,” ujar Widarsa didampingi Kasi Keswan IGNB Rai Mulyawan, Senin (20/5).
Begitu menerima hasil positif rabies, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jembrana, dan bersama-sama turun mencari para korban, Minggu (19/5). Sesuai informasi di lapangan, ada lima orang dan seekor sapi yang sempat tergigit kuluk rabies tersebut pada Kamis (16/5) dan Jumat (17/5). Namun dari lima orang tersebut, baru ditemukan empat korban, dan sudah langsung diberikan vaksin antirabies (VAR). Sedangkan seorang korban yang seorang perempuan dari Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, masih berusaha dilacak tim Dinas Kesehatan. “Teman-teman dari Dinas Kesehatan juga berusaha melacak kembali yang satu korban dari Banyubiru itu. Kami belum tahu, apakah sudah ketemu atau belum orangnya,” ungkapnya.
Selain mencari para korban, sambung Widarsa, jajarannya di Bidang Keswan-Kesmavet, juga melakukan tindak lanjut berupa vaksinasi emergency dan eliminasi selektif terhadap sejumlah anjing di sekitar lokasi. Lantaran wilayah Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat juga berada dekat wilayah Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, emergency vaksinasi dan eliminasi selektif itu juga menyasar wilayah Desa Tegal Badeng Timur.
“Jadi kami sasar dua desa. Ada enam ekor anjing yang kami vaksin, dan 12 ekor anjing yang kami eliminasi untuk second sampel (sampel susulan). Rencananya, sampel susulan itu juga akan segera kami kirim ke BBVet Denpasar,” ucapnya.
Sedangkan seekor sapi yang sempat tergigit kuluk rabies itu, sudah ditangani dengan memberikan vaksin rabies. Tindakan memberikan vaksin rabies untuk sapi itu, sesuai petunjuk dari Keswan Provinsi Bali serta beberapa kabupaten lain yang sempat menemukan kasus gigitan anjing rabies terhadap ternak warga. “Informasinya bisa dicegah dengan memberikan vaksin untuk HPR (hewan penular rabies). Kemarin sudah kami berikan dua dosis. Satu minggu lagi akan kami tambah satu dosis, dan dua minggu lagi satu dosis. Sapinya itu akan tetap kami pantau, dan mudah-mudahan saja memang bisa dicegah penularan rabiesnya,” ungkap Widarsa.
Sementara Kadis Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta, mengatakan seorang korban tergigit anjing rabies yang merupakan seorang perempuan dari Desa Banyubiru, itu belum ditemukan. Dari hasil penelusuran, Senin kemarin, korban yang tergigit saat hendak mencari sekam padi di tempat usaha penggilingan gabah di Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat, Jumat (19/5) lalu itu, disebut-sebut biasa mencari sekam padi di salah satu tempat usaha penggilingan gabah di Desa Baluk, Kecamatan Negara. Namun dari pengecekan ke pemilik tempat usaha penggilingan gabah di Desa Baluk yang juga seorang pemangku Pura Dalem Desa Pakraman Baluk, yang bersangkutan juga tidak tahu secara jelas identitas perempuan dimaksud.
“Informasinya, dia kebetulan ingin mencari sekam padi untuk bahan membuat bata di tempat penggilingan gabah yang di Tegal Badeng Barat itu, karena tempat langganannya di Baluk sedang tutup pada 17 Mei. Kami sudah berusaha mencari perempuan yang dimaksud itu, tetapi belum ketemu. Tadi kami juga sudah berusaha koordinasi dengan pihak Desa Banyubiru agar berusaha mencari orang yang dimaksud. Kami juga terus berusaha mencari, termasuk menyebar informasi lewat medsos, dan mudah-mudahan segera ketemu orangnya,” ujar dr Suasta, yang turun langsung bersama Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia, saat mencari salah seorang korban yang juga belum ditemukan, Senin kemarin.
Sementara empat orang korban dipastikan sudah diberikan VAR pada Minggu lalu. Adapun keempat korban itu adalah Ni Made Kertiasih, 54, dari Desa Tegal Badeng Bara, I Kade Sugi Arimbawa, 35, dari Desa Tegal Badeng Timur, I Made Sumiada, 50, dari Kelurahan Lelateng, dan Amelia, 10, dari Desa Baluk.
“Sebenarnya kalau dari awal masyarakat sadar melapor begitu tergigit anjing, tentu akan lebih mudah bagi kami memberikan penanganan. Nantinya, kalau memang sampai batas waktu terakhir pemberian VAR, yakni sampai dua minggu atau sampai tanggal 30 Mei nanti tetap tidak ditemukan orangnya, dan 3 bulan kemudian ada orang meninggal karena rabies, kami tidak bisa berkata apa,” kata dr Suasta. *ode
Komentar