Polri Berlakukan Siaga 1
Densus 88 amankan 5 orang terduga teroris di Garut hendak ke Jakarta
JAKARTA, NusaBali
Mabes Polri mengeluarkan surat telegram yang berisi perintah kepada jajaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Surat yang diteken Asisten Kapolri bidang Operasi (As Ops) Irjen Martuani Sormin itu menginformasikan pemberlakuan status keamanan Siaga 1 untuk internal menyikapi rencana aksi 22 Mei 2019. Polri menetapkan status siaga 1 berlangsung selama lima hari mulai dari 21 Mei hingga 25 Mei 2019.
"Ini benar, informasi dari As Ops," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (21/5) seperti dilansir detik.
Surat telegram bernomor STR/281/V/OPS.1.1.1./2019 ini diterbitkan pada Senin (20/5), dan diteken Martuani. Dalam surat tersebut tertulis masing-masing kepala satuan kerja atau kepala satuan wilayah diminta selalu melaporkan perkembangan situasi yang terjadi di wilayah dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif.
Tertulis juga perintah khusus kepada personel Polri yang berdinas di satuan kerja Mabes Polri untuk mengikuti apel batalion kerangka tiap pukul 08.00 WIB di Lapangan Baharkam Polri. Martuani juga memerintahkan jajarannya mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL).
Seperti diketahui, beberapa pihak menyerukan kegiatan aksi 22 Mei 2019 untuk menyikapi pengumuman hasil rekapitulasi Pemilu 2019. Namun pengumuman sudah dilakukan KPU sehari sebelumnya karena rekapitulasi selesai lebih awal.
Polri memastikan personel yang diturunkan mengamankan Aksi 22 Mei, tak dibekali peluru tajam. Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal menyebut 40 ribu personel polisi dibantu TNI akan diterjunkan mengamankan aksi hari ini.
"Diinstruksi secara jelas oleh Kapolri dan Panglima (pasukan) tidak dibekali peluru tajam. Jadi kalau besok ada penembakan peluru tajam, dipastikan itu bukan Polri. Itu penumpang gelap," kata Iqbal dalam konferensi pers bersama Kemenko Polhukam, Selasa (22/5).
Kendati demikian, Iqbal memastikan semua penjuru Nusantara relatif aman. Iqbal mengimbau kepada para pengunjuk rasa agar menyampaikan pendapatnya di muka umum dengan tetap mematuhi norma-norma yang berlaku.
Polri sendiri terus melakukan pengamanan agar Aksi 22 Mei berjalan kondusif. Kemarin misalnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima pria terduga teroris di Jalan Raya Malangbong, Garut, Jawa Barat. Polri menyebut kelima terduga teroris itu hendak ke Jakarta.
"Diamankan lima orang diduga teroris yang akan menuju ke Jakarta dari Tasikmalaya. Hasil pengembangan informasi dari Satgaswil Densus 88 Polda Jabar," kata Dedi Prasetyo, Selasa (21/5).
Sementara itu, Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan kondisi keamanan Indonesia pada saat Aksi 22 Mei tetap kondusif. BIN mengatakan setiap potensi ancaman yang bakal terjadi sudah diantisipasi.
"Iya sebetulnya kita undercontrol sih. Semuanya terkontrol, terukur. Karena semua elemen yang sudah kita coba kita upayakan ini tetap smooth lah ya. Kalau pun riak-riak terjadi itu hal yang biasa. Tapi tidak lantas meledak menjadi sebuah...," kata juru bicara BIN, Wawan H Purwanto di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (21/5).
Selain itu, Wawan juga mengatakan ruang gerak teroris yang bakal beraksi pada 22 Mei sudah dipersempit. Kendati demikian, Wawan meminta masyarakat tetap waspada.
"Itu kan semuanya terukur ya. Jadi sudah pada tertangkep ya, sebagian. Meskipun masih ada yang belum. Mesti terus dijejak yang belum itu, proses pengejaran. Karenanya semua pihak kan diharapkan untuk waspada. Termasuk mereka yang melakukan demo. Meskipun demo ini sah, boleh, tapi tetep dia harus waspada dan melakukan sterilisasi di dalam kelompoknya,” bebernya. *
"Ini benar, informasi dari As Ops," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (21/5) seperti dilansir detik.
Surat telegram bernomor STR/281/V/OPS.1.1.1./2019 ini diterbitkan pada Senin (20/5), dan diteken Martuani. Dalam surat tersebut tertulis masing-masing kepala satuan kerja atau kepala satuan wilayah diminta selalu melaporkan perkembangan situasi yang terjadi di wilayah dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif.
Tertulis juga perintah khusus kepada personel Polri yang berdinas di satuan kerja Mabes Polri untuk mengikuti apel batalion kerangka tiap pukul 08.00 WIB di Lapangan Baharkam Polri. Martuani juga memerintahkan jajarannya mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL).
Seperti diketahui, beberapa pihak menyerukan kegiatan aksi 22 Mei 2019 untuk menyikapi pengumuman hasil rekapitulasi Pemilu 2019. Namun pengumuman sudah dilakukan KPU sehari sebelumnya karena rekapitulasi selesai lebih awal.
Polri memastikan personel yang diturunkan mengamankan Aksi 22 Mei, tak dibekali peluru tajam. Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal menyebut 40 ribu personel polisi dibantu TNI akan diterjunkan mengamankan aksi hari ini.
"Diinstruksi secara jelas oleh Kapolri dan Panglima (pasukan) tidak dibekali peluru tajam. Jadi kalau besok ada penembakan peluru tajam, dipastikan itu bukan Polri. Itu penumpang gelap," kata Iqbal dalam konferensi pers bersama Kemenko Polhukam, Selasa (22/5).
Kendati demikian, Iqbal memastikan semua penjuru Nusantara relatif aman. Iqbal mengimbau kepada para pengunjuk rasa agar menyampaikan pendapatnya di muka umum dengan tetap mematuhi norma-norma yang berlaku.
Polri sendiri terus melakukan pengamanan agar Aksi 22 Mei berjalan kondusif. Kemarin misalnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima pria terduga teroris di Jalan Raya Malangbong, Garut, Jawa Barat. Polri menyebut kelima terduga teroris itu hendak ke Jakarta.
"Diamankan lima orang diduga teroris yang akan menuju ke Jakarta dari Tasikmalaya. Hasil pengembangan informasi dari Satgaswil Densus 88 Polda Jabar," kata Dedi Prasetyo, Selasa (21/5).
Sementara itu, Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan kondisi keamanan Indonesia pada saat Aksi 22 Mei tetap kondusif. BIN mengatakan setiap potensi ancaman yang bakal terjadi sudah diantisipasi.
"Iya sebetulnya kita undercontrol sih. Semuanya terkontrol, terukur. Karena semua elemen yang sudah kita coba kita upayakan ini tetap smooth lah ya. Kalau pun riak-riak terjadi itu hal yang biasa. Tapi tidak lantas meledak menjadi sebuah...," kata juru bicara BIN, Wawan H Purwanto di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (21/5).
Selain itu, Wawan juga mengatakan ruang gerak teroris yang bakal beraksi pada 22 Mei sudah dipersempit. Kendati demikian, Wawan meminta masyarakat tetap waspada.
"Itu kan semuanya terukur ya. Jadi sudah pada tertangkep ya, sebagian. Meskipun masih ada yang belum. Mesti terus dijejak yang belum itu, proses pengejaran. Karenanya semua pihak kan diharapkan untuk waspada. Termasuk mereka yang melakukan demo. Meskipun demo ini sah, boleh, tapi tetep dia harus waspada dan melakukan sterilisasi di dalam kelompoknya,” bebernya. *
1
Komentar