Bupati Suwirta Bakal Dipanggil DPD Gerindra
DPD Gerindra Bali bakal panggil Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, untuk diklarifikasi terkait kisruh internal percakapan di Grup WhatsApp (WA) yang memojokkan kepala daerah satu-satunya milik partai besutan Prabowo Subianto ini.
DENPASAR, NusaBali
Selain Bupati Suwirta, para Ketrua DPC Gerindra Kabupaten/Kota se-Bali juga akan dipanggil ke DPD Gerindra Bali. Wakil Ketua Bidang OKK DPD Gerindra Bali, I Made Gede Ray Misno, mengatakan Bupati Suwirta akan dipanggil untuk mengklarifikasi masalah percakapan di Grup WA DPC Gerindra Klungkung yang memojokan dirinya. Dalam percakapan Grup WA tersebut, kata Ray Misno, Bupati Suwirta dipojokkan sebagai orang paling bertanggung jawab atas perolehan suara Gerindra di Klungkung pada Pileg 2019. Walhasil, Gerindra kehilangan kursi kekuasaan di DPRD Klungkung 2019-2024, karena diunjgguli PDIP.
Di samping itu, kata Ray Misno, berdasarkan percakapan di Grup WA tersebut, Bupati Suwirta juga dimasalahkan kader Gerindra karena bertemu dan foto bersama dengan Presiden Jokowi dan sejumlah Bupati dari PDIP. “Apakah benar seperti di percakapan Grup WA itu bahwa Bupati Suwirta tidak maksimal bekerja membantu kader dan caleg Gerindra? Kita ingin klarifikasi saja, bukan mengadili,” tandas Ray Misno kepada NusaBali di Denpasar, Rabu (22/5).
Ditanya apakah Bupati Suwirta yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Gerindra mempertahankan kekuasaan di DPRD Klungkng, menurut Ray Misno, sebagai pejabat eksekutif yang diusung Gerindra, seharusnya yang bersangkutan bergerak dan maksimal membantu kader.
“Karena dia (Bupati Suwirta) merupakan pejabat yang jelas-jelas diusung Gerindra. Kita tidak salahkan kader-kader mempersoalkan sikap Suwirta di Klungkung. Makanya, dia harus kasi penjelasan, kenapa tidak membantu kader Gerindra di Pileg 2019,” terang mantan Ketua KPU Denpasar ini.
Ray Misno menyebutkan, tidak hanya Suwirta yang akan dipanggil DPD Gerindra Bali, tapi juga para para Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota se-Bali dan para caleg Gerindra semua level. “Kita tidak hanya panggil Bupati Suwirta, tapi juga para Ketua DPC Gerindra. Ini evaluasi menyeluruh. Ini kan tanggung jawab kita bersama di kabupaten/kota terhadap hasil Pileg 2019,” tegas Ray Misno.
Apakah Bupati Suwirta jamin mau datang penuhi panggilan DPD Gerindra Bali? “Suwirta memang bukan pengurus DPD Gerindra Bali. Tapi, saya mau cek di DPC Gerindra Klungkung. Kalaun bukan pengurus partai, namun secara etika Suwirta kan diusung Gerindra dua periode di Pilkada Klungkung,” katanya.
Sejauh ini, Ray Misno belum memastikan kapan Bupati Suwirta akan dipanggil. Yang jelas, pemanggilan akan dilakukan setelah penetapan caleg terpilih hasil Pileg 2019. “Makin cepat makin baguslah. Kita tunggu dulu penetapan caleg terpilih. Kader-kader biar lebih adem dulu. Sekarang kita sadari semuanya sedang sensitif,” imbuh Ray Misno.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019 dari Fraksi Gerindra, Nyoman Suyasa, mengatakan mendukung upaya DPD Gerindra Bali memanggil Bupati Suwirtai. Menurut Suyasa, ini langkah bagus untuk mengklirkan semua persoalan yang terjadi.
“Jadi, masalah Suwirta harus dituntaskan, supaya tidak menjadi api dalam sekam. Apalagi, kader-kader Gerindra mungkin sedang lelah bertarung di Pileg 2019, kita harus maklumi juga. Suwirta harus kasi klarifikasi,” jelas Suyasa secara terpisah di Denpasar, Rabu kemarin.
Suyasa menyebutkan, ipar dari Bupati Suwirta, yakni Nengah Wijana, juga gagal lolos kembali ke DPRD Bali dari Gerndra Dapil Klungkung. Padahal, Wijana berstatus caleg incumbent. “Ini ada apa? Semuanya harus dijelaskan sama Suwirta,” tegas politisi asal Desa Pertima, Kecamatan Karangasem yang juga menjabat Ketua DPC Gerindra Karangasem ini.
Suyasa juga mendukung pemanggilan para Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota se-Bali. “Sepanjang itu evaluasi untuk kepentingan partai, baguslah. Anggota Fraksi Gerindra se-Bali, para Ketua DPC Gerindra, serta Bupati/Wakil Bupati dari Gerindra harus dipanggil juga. Dalam politik itu biasa ada perbedaan. Tapi, perlu kita samakan persepsi untuk Gerindra ke depan,” katanya.
Sementara, Ketua Bidang OKK DPC Gerindra Klungkung, I Ketut Juliarta, sebelumnya blak-blakan, kenapa Bupati Suwirta diserang hingga dikeluarkan dari Grup WA. Alasannya, Bupati Suwirta dinilai tidak maksimal mengemban amanah partai (Gerindra), termasuk tak membantu para caleg di Pileg 2019.
“Bupati Suwirta dikeluarkan dari Grup WA DPC Gerindra Klungkung, karena tidak maksimal membawa amanah partai. Jadi, ini bukan karena bertemu dengan Jokowi atau kekalahan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019,” ujar Ketut Juliarta dalam keterangan persnya di Semarapura, Selasa (21/5).
Juliarta menegaskan, Bupati Suwirta dikeluarkan dari Grup WA DPC Gerindra Klungkung sebagai bentuk kekecewaan. Masalahnya, saat Pilkada Klungkung 2018, para kader dan caleg Gerindra berjuang memenangkan Nyoman Suwirta hingga terpilih kembali menjadi Bupati Klungkung 2018-2023. “Namun, saat Pileg 2019, Bupati Suwirta tidak berjuang untuk caleg Gerindra,” tandas politisi asal Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung yang berhasil lolos DPRD Bali dari Gerindra Dapil Klungkung dalam Pileg 2019 ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, Gerindra hanya mampu mendulang 8 kursi DPRD Klungkung 2019-2024. Gerindra pun kehilangan kursi kekuasaan di parlemen yang sempat dipegangnya periode 2014-2019. Kekuasaan Gerindra digulingkan oleh PDIP, yang jadi jawara dengan merebut 9 kursi DPRD Klungkung 2019-2024, hingga berhak atas jabatan Ketua Dewan yang sebelumnya terakhir kali dipegang periode 2009-2014. *nat
Di samping itu, kata Ray Misno, berdasarkan percakapan di Grup WA tersebut, Bupati Suwirta juga dimasalahkan kader Gerindra karena bertemu dan foto bersama dengan Presiden Jokowi dan sejumlah Bupati dari PDIP. “Apakah benar seperti di percakapan Grup WA itu bahwa Bupati Suwirta tidak maksimal bekerja membantu kader dan caleg Gerindra? Kita ingin klarifikasi saja, bukan mengadili,” tandas Ray Misno kepada NusaBali di Denpasar, Rabu (22/5).
Ditanya apakah Bupati Suwirta yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Gerindra mempertahankan kekuasaan di DPRD Klungkng, menurut Ray Misno, sebagai pejabat eksekutif yang diusung Gerindra, seharusnya yang bersangkutan bergerak dan maksimal membantu kader.
“Karena dia (Bupati Suwirta) merupakan pejabat yang jelas-jelas diusung Gerindra. Kita tidak salahkan kader-kader mempersoalkan sikap Suwirta di Klungkung. Makanya, dia harus kasi penjelasan, kenapa tidak membantu kader Gerindra di Pileg 2019,” terang mantan Ketua KPU Denpasar ini.
Ray Misno menyebutkan, tidak hanya Suwirta yang akan dipanggil DPD Gerindra Bali, tapi juga para para Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota se-Bali dan para caleg Gerindra semua level. “Kita tidak hanya panggil Bupati Suwirta, tapi juga para Ketua DPC Gerindra. Ini evaluasi menyeluruh. Ini kan tanggung jawab kita bersama di kabupaten/kota terhadap hasil Pileg 2019,” tegas Ray Misno.
Apakah Bupati Suwirta jamin mau datang penuhi panggilan DPD Gerindra Bali? “Suwirta memang bukan pengurus DPD Gerindra Bali. Tapi, saya mau cek di DPC Gerindra Klungkung. Kalaun bukan pengurus partai, namun secara etika Suwirta kan diusung Gerindra dua periode di Pilkada Klungkung,” katanya.
Sejauh ini, Ray Misno belum memastikan kapan Bupati Suwirta akan dipanggil. Yang jelas, pemanggilan akan dilakukan setelah penetapan caleg terpilih hasil Pileg 2019. “Makin cepat makin baguslah. Kita tunggu dulu penetapan caleg terpilih. Kader-kader biar lebih adem dulu. Sekarang kita sadari semuanya sedang sensitif,” imbuh Ray Misno.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019 dari Fraksi Gerindra, Nyoman Suyasa, mengatakan mendukung upaya DPD Gerindra Bali memanggil Bupati Suwirtai. Menurut Suyasa, ini langkah bagus untuk mengklirkan semua persoalan yang terjadi.
“Jadi, masalah Suwirta harus dituntaskan, supaya tidak menjadi api dalam sekam. Apalagi, kader-kader Gerindra mungkin sedang lelah bertarung di Pileg 2019, kita harus maklumi juga. Suwirta harus kasi klarifikasi,” jelas Suyasa secara terpisah di Denpasar, Rabu kemarin.
Suyasa menyebutkan, ipar dari Bupati Suwirta, yakni Nengah Wijana, juga gagal lolos kembali ke DPRD Bali dari Gerndra Dapil Klungkung. Padahal, Wijana berstatus caleg incumbent. “Ini ada apa? Semuanya harus dijelaskan sama Suwirta,” tegas politisi asal Desa Pertima, Kecamatan Karangasem yang juga menjabat Ketua DPC Gerindra Karangasem ini.
Suyasa juga mendukung pemanggilan para Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota se-Bali. “Sepanjang itu evaluasi untuk kepentingan partai, baguslah. Anggota Fraksi Gerindra se-Bali, para Ketua DPC Gerindra, serta Bupati/Wakil Bupati dari Gerindra harus dipanggil juga. Dalam politik itu biasa ada perbedaan. Tapi, perlu kita samakan persepsi untuk Gerindra ke depan,” katanya.
Sementara, Ketua Bidang OKK DPC Gerindra Klungkung, I Ketut Juliarta, sebelumnya blak-blakan, kenapa Bupati Suwirta diserang hingga dikeluarkan dari Grup WA. Alasannya, Bupati Suwirta dinilai tidak maksimal mengemban amanah partai (Gerindra), termasuk tak membantu para caleg di Pileg 2019.
“Bupati Suwirta dikeluarkan dari Grup WA DPC Gerindra Klungkung, karena tidak maksimal membawa amanah partai. Jadi, ini bukan karena bertemu dengan Jokowi atau kekalahan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019,” ujar Ketut Juliarta dalam keterangan persnya di Semarapura, Selasa (21/5).
Juliarta menegaskan, Bupati Suwirta dikeluarkan dari Grup WA DPC Gerindra Klungkung sebagai bentuk kekecewaan. Masalahnya, saat Pilkada Klungkung 2018, para kader dan caleg Gerindra berjuang memenangkan Nyoman Suwirta hingga terpilih kembali menjadi Bupati Klungkung 2018-2023. “Namun, saat Pileg 2019, Bupati Suwirta tidak berjuang untuk caleg Gerindra,” tandas politisi asal Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung yang berhasil lolos DPRD Bali dari Gerindra Dapil Klungkung dalam Pileg 2019 ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, Gerindra hanya mampu mendulang 8 kursi DPRD Klungkung 2019-2024. Gerindra pun kehilangan kursi kekuasaan di parlemen yang sempat dipegangnya periode 2014-2019. Kekuasaan Gerindra digulingkan oleh PDIP, yang jadi jawara dengan merebut 9 kursi DPRD Klungkung 2019-2024, hingga berhak atas jabatan Ketua Dewan yang sebelumnya terakhir kali dipegang periode 2009-2014. *nat
1
Komentar