Indonesia Tertinggi Keempat Angka Prematuritas
Angka kematian bayi menjadi satu dari permasalahan kesehatan.
DENPASAR, NusaBali
Indonesia menjadi tertinggi keempat di dunia untuk angka prematuritas. Prematuritas menjadi salah satu penyebab angka kematian bayi. Demikian diungkapkan Ketua Divisi Fetomaternal Obstetri Ginekologi FK Unud-RSUP Sanglah, Dr dr AA Ngurah Jayakusuma SpOG (K) MARS dalam acara Bali International Combined Clinical Meeting (BICCM) ke-9 di FK Unud, beberapa waktu lalu.
Prematuritas kelahiran yang terjadi lebih awal dari perkiraan. Meski angka kematian bayi di Bali sangat rendah namun di Indonesia angka kematian bayi masih cukup tinggi. Selain prematuritas, infeksi juga menjadi penyebab kematian bayi termasuk infeksi HIV/AIDS.
Ia bersama tim dari Obgin, Anastesi, dan Anak FK Unud-RSUP Sanglah belajar ke FK Universitas Adelaide-Women’s and Children’s Adelaide. Universitas ini unggul dalam bidang perawatan neonatuss, bayi kecil dengan berat badan lahir rendah. “Kami belajar dan sharing dari mereka,” ujarnya.
Menurut informasi, Universitas Adelaide-Women’s and Children’s Adelaide bisa mencegah infeksi, mempunyai peralatan yang canggih untuk merawat bayi kecil di bawah 1 kg. Tingkat keberhasilannya mencapai 70-80 persen, sedangkan tingkat keberhasilan di RSUP Sanglah sekitar 30-40 persen. “Mereka tidak menyentuh atau melakukan langsung pelayanan tapi mereka mengajarkan sistem pelayanan yang baik,” ungkapnya.
Dalam acara Bali International Combined Clinical Meeting (BICCM), pertemuan gabungan antara tim Australia dengan tim FK Unud- RSUP Sanglah ini mengolaborasikan sejumlah kegiatan yakni bidang pendidikan dan pelayanan antara FK Unud – RSUP Sanglah dengan FK di Universitas Adelaide – Women’s and Children’s Hospital Adelaide. “Kita berharap peningkatan kesehatan wanita dan anak. Semua itu berawal dari kehamilan,” tandasnya. *ind
Prematuritas kelahiran yang terjadi lebih awal dari perkiraan. Meski angka kematian bayi di Bali sangat rendah namun di Indonesia angka kematian bayi masih cukup tinggi. Selain prematuritas, infeksi juga menjadi penyebab kematian bayi termasuk infeksi HIV/AIDS.
Ia bersama tim dari Obgin, Anastesi, dan Anak FK Unud-RSUP Sanglah belajar ke FK Universitas Adelaide-Women’s and Children’s Adelaide. Universitas ini unggul dalam bidang perawatan neonatuss, bayi kecil dengan berat badan lahir rendah. “Kami belajar dan sharing dari mereka,” ujarnya.
Menurut informasi, Universitas Adelaide-Women’s and Children’s Adelaide bisa mencegah infeksi, mempunyai peralatan yang canggih untuk merawat bayi kecil di bawah 1 kg. Tingkat keberhasilannya mencapai 70-80 persen, sedangkan tingkat keberhasilan di RSUP Sanglah sekitar 30-40 persen. “Mereka tidak menyentuh atau melakukan langsung pelayanan tapi mereka mengajarkan sistem pelayanan yang baik,” ungkapnya.
Dalam acara Bali International Combined Clinical Meeting (BICCM), pertemuan gabungan antara tim Australia dengan tim FK Unud- RSUP Sanglah ini mengolaborasikan sejumlah kegiatan yakni bidang pendidikan dan pelayanan antara FK Unud – RSUP Sanglah dengan FK di Universitas Adelaide – Women’s and Children’s Hospital Adelaide. “Kita berharap peningkatan kesehatan wanita dan anak. Semua itu berawal dari kehamilan,” tandasnya. *ind
Komentar