Demokrat Jadi Penumpang di Pilkada 2020
NasDem Pastikan Kembali Usung Mas Sumatri di Karangasem
DENPASAR, NusaBali
Demokrat lesu darah menghadapi tarung Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali tahun depan. Masalahnya, kursi legislatif yang diraih Demokrat hasil Pileg 2019 kurang signifikan untuk mengusung paket calon. Demokrat pun dipastikan hanya akan jadi penumpang di Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Jembrana 2020, Pilkada Karangasem 2020, dan Pilkada Bangli 2020.
Wakil Ketua Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo, mengatakan dengan perolehan kursi legislatif tidak signifikan di semua kabupaten/kota se-Bali dalam Pileg 2019, partainya jadi kurang tertarik dengan Pilkada 2020 serentak. “Bagaimana kita bisa semangat hadapi Pilkada 2020, wong perolehan kursi legislatif hasil Pileg 2019 di kabupaten/kota sangat minim,” ujar Nengah Pringgo kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (23/5).
Menurut Nengah Pringgo, di 6 daerah yang akan menggelar Pilkada 2020, Demokrat tidak maksimal dapat kursi. “Maka, ya ikhlaskan Partai Demokrat hanya menjadi penumpang di Pilkada 2020 serentak nanti. Kita tak bisa mengusung paket calon, walaupun sebetulnya punya figur,” sesal politisi Demokrat asal Desa Adat Seraya, Kecamatan Karangasem ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019 di Bali, Demokrat hanya meraih total 30 kursi legislatif di semua level. Termasuk hanya 1 kursi DPR RI Dapil Bali dan 4 kursi DPRD Bali. Ini anjlok drastis dibanding hasil Pileg 2014 silam, ketika Demokrat berhasil meraih total 54 kursi legislatif semua level, termasuk 2 kursi DPR RI Dapil Bali dan 8 kursi DPRD Bali.
Khusus untuk DPRD Denpasar 2019-2024, Demokrat hanya meraih 4 kursi legislatif hasil Pileg 2019 atau hanya kuasai 8,89 persen suara parlemen. Demokrat kekurangan 6 kursi untuk memenuhi syarat minimal 20 peren suara parlemen agar bisa usung paket calon. Di DPRD Badung hasil Pileg 2019, Demokrat bahkan hanya mendulang 2 kursi dari total 40 kursu legislatif yang diperebutan. Artinya, Demokrat hanya kuasai 5,00 persen suara parlemen.
Sedangkan di DPRD Tabanan hasil Pileg 2019, Demokrat malah hanya mampu mencuri 1 kursi dari total 40 kursi yang diperebutkan, sehingga cuma menguasai 2,50 persen suara parlemen. Demikian pula di DPRD Jembrana 2019-2024, Demokrat hanya punya 3 kursi dari total 35 kursi legislatif yang diperebutkan, sehingga cuma kuasi 8,57 persen suara parleen.
Sebaliknya, untuk DPRD Bangli hasil Pileg 2019, Demokrat hanya memiliki 3 kursi legislatif atau cuma kuasai 10,00 persen suara parlemen dari total 30 kursi yang ada. Sementara untuk DPRD Karangasem, Demokrat hanya punya 2 kursi dari total 45 kursi legislatif atau cuma kuasai 4,44 persen suara parlemen. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada satu daerah pun di Bali di mana Demokrat bisa usung paket calon ke Pilkada 2020.
Menurut Nengah Pringgo, Demokrat lebih memilih fokus urusan menatap Pileg 2024 mendatang ketimbang Pilkada 2020 serentak di 6 daerah di Bali. Demokrat punya cukup waktu untuk bangkit di Pileg 2024.
“Ketimbang memaksakan diri di Pilkada 2020, mendingan kita evaluasi internal saja untuk soliditas partai menghadapi event politik 2024. Kita evaluasi besar-besaran-lah, sehingga bisa kembali seperti tahun 2004 ketika jadi pemenang Pilpres, lalu sebagai pemenang Pileg seperti tahun 2009,” beber Nengan Pringgo yang juga Ketua Gerakan Adil Sejahtera Indonesia (Garansi) Provinsi Bali.
Lalu, ke mana arah dukungan Demokrat untuk Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali nanti? “Kita lihat peta politiknya dulu. Di Karangasem, kemungkinan besar kita mengarah ke Bu Mas Sumatri (Bupati I Gust Ayu Mas Sumatri yang diusung NasDem, Red). Sedangkan di Denpasar, Tabanan, Badung, Jembrana, dan Bangli, lihat perkembangan dulu. Pokoknya kita analisa situasi, supaya Demokrat bisa ikut menang di Pilkada 2020, walaupun tak mungkin usung kader sendiri,” tegas Nengah Pringgo.
Sementara itu, kubu NasDem sangat percaya diri menetap Pilkada 2020 serentak di Bali. Bendahara DPW NasDem Bali, I Gusti Bagus Eka Subagiartha, mengatakan untuk Pilkada 2020 serentak nanti, pihaknya sudah penjajakan koalisi. Di Tabanan, misalnya, NasDem komunikasi dengan Ketua DPC PDIP Tananan I Komang Gede Sanjaya, yang hampir pasti akan diusung PDIP menjadi Calon Bupati dalam Pilkada 2020. “Komunikasi itu untuk perhelatan Pilkada Tabanan 2020, “ ujar Gus Eka kepada NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin.
Sedangkan di Pilkada Karangasem 2020, NasDem sudah pastikan akan mengusung kembali figur incumbent IGA Mas Sumatri sebagai Calon Bupati (Cabup). NasDem bisa usung paket calon secara mandiri di Pilkada Karangasem 2020, karena memiliki 9 kursi DPRD Karangasem hasil Pileg 2020 atau kuasai 20,00 persen suara parlemen.
IGA Mas Sumatri yang akan diusung NasDem sebagai Cabup Karangasem adalah mantan kader PDIP yang kini menjadi Ketua DPC NasDem Karangasem dan sekaligus menjabat Bupati Karangasem 2016-2021. “Kami pasti usung Bu Mas Sumatri di Karangasem,” tandas Gus Eka.
Sementara untuk Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Bangli 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Jembrana 2020, dan Pilkada Tabanan 2020, NasDem tidak akan mengusung paket calon secara mandiri, karena kursinya di legislatif kurang signifikan. “Di 5 daerah itu, NasDem harus koalisi untuk ikut usuang pasangan calon,” terang politis asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.
Gus Eka menyebutkan, arah koalisi NasDem di Pilkada 2020 6 daerah di Bali kemungkinan tidak berbeda dengan Pilpres 2019. “Kalau melihat peta politik di 6 kabupaten/kota, arah koalisi kami di Pilkada 2020 mirip seperti Pilpres 2020. Nanti kan ada lagi komunikasi lagi,” ujar Gus Eka yang kini Tim Ahli DPRD Bali ini. Sekadar dicatat, dalam Pilpres 2019, NasDem masik barusan PDIP mengusung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin bersama Golkar-PKB-PPP-Hanura-PKPI-Perindo-PSI. *nat
Wakil Ketua Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo, mengatakan dengan perolehan kursi legislatif tidak signifikan di semua kabupaten/kota se-Bali dalam Pileg 2019, partainya jadi kurang tertarik dengan Pilkada 2020 serentak. “Bagaimana kita bisa semangat hadapi Pilkada 2020, wong perolehan kursi legislatif hasil Pileg 2019 di kabupaten/kota sangat minim,” ujar Nengah Pringgo kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (23/5).
Menurut Nengah Pringgo, di 6 daerah yang akan menggelar Pilkada 2020, Demokrat tidak maksimal dapat kursi. “Maka, ya ikhlaskan Partai Demokrat hanya menjadi penumpang di Pilkada 2020 serentak nanti. Kita tak bisa mengusung paket calon, walaupun sebetulnya punya figur,” sesal politisi Demokrat asal Desa Adat Seraya, Kecamatan Karangasem ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019 di Bali, Demokrat hanya meraih total 30 kursi legislatif di semua level. Termasuk hanya 1 kursi DPR RI Dapil Bali dan 4 kursi DPRD Bali. Ini anjlok drastis dibanding hasil Pileg 2014 silam, ketika Demokrat berhasil meraih total 54 kursi legislatif semua level, termasuk 2 kursi DPR RI Dapil Bali dan 8 kursi DPRD Bali.
Khusus untuk DPRD Denpasar 2019-2024, Demokrat hanya meraih 4 kursi legislatif hasil Pileg 2019 atau hanya kuasai 8,89 persen suara parlemen. Demokrat kekurangan 6 kursi untuk memenuhi syarat minimal 20 peren suara parlemen agar bisa usung paket calon. Di DPRD Badung hasil Pileg 2019, Demokrat bahkan hanya mendulang 2 kursi dari total 40 kursu legislatif yang diperebutan. Artinya, Demokrat hanya kuasai 5,00 persen suara parlemen.
Sedangkan di DPRD Tabanan hasil Pileg 2019, Demokrat malah hanya mampu mencuri 1 kursi dari total 40 kursi yang diperebutkan, sehingga cuma menguasai 2,50 persen suara parlemen. Demikian pula di DPRD Jembrana 2019-2024, Demokrat hanya punya 3 kursi dari total 35 kursi legislatif yang diperebutkan, sehingga cuma kuasi 8,57 persen suara parleen.
Sebaliknya, untuk DPRD Bangli hasil Pileg 2019, Demokrat hanya memiliki 3 kursi legislatif atau cuma kuasai 10,00 persen suara parlemen dari total 30 kursi yang ada. Sementara untuk DPRD Karangasem, Demokrat hanya punya 2 kursi dari total 45 kursi legislatif atau cuma kuasai 4,44 persen suara parlemen. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada satu daerah pun di Bali di mana Demokrat bisa usung paket calon ke Pilkada 2020.
Menurut Nengah Pringgo, Demokrat lebih memilih fokus urusan menatap Pileg 2024 mendatang ketimbang Pilkada 2020 serentak di 6 daerah di Bali. Demokrat punya cukup waktu untuk bangkit di Pileg 2024.
“Ketimbang memaksakan diri di Pilkada 2020, mendingan kita evaluasi internal saja untuk soliditas partai menghadapi event politik 2024. Kita evaluasi besar-besaran-lah, sehingga bisa kembali seperti tahun 2004 ketika jadi pemenang Pilpres, lalu sebagai pemenang Pileg seperti tahun 2009,” beber Nengan Pringgo yang juga Ketua Gerakan Adil Sejahtera Indonesia (Garansi) Provinsi Bali.
Lalu, ke mana arah dukungan Demokrat untuk Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali nanti? “Kita lihat peta politiknya dulu. Di Karangasem, kemungkinan besar kita mengarah ke Bu Mas Sumatri (Bupati I Gust Ayu Mas Sumatri yang diusung NasDem, Red). Sedangkan di Denpasar, Tabanan, Badung, Jembrana, dan Bangli, lihat perkembangan dulu. Pokoknya kita analisa situasi, supaya Demokrat bisa ikut menang di Pilkada 2020, walaupun tak mungkin usung kader sendiri,” tegas Nengah Pringgo.
Sementara itu, kubu NasDem sangat percaya diri menetap Pilkada 2020 serentak di Bali. Bendahara DPW NasDem Bali, I Gusti Bagus Eka Subagiartha, mengatakan untuk Pilkada 2020 serentak nanti, pihaknya sudah penjajakan koalisi. Di Tabanan, misalnya, NasDem komunikasi dengan Ketua DPC PDIP Tananan I Komang Gede Sanjaya, yang hampir pasti akan diusung PDIP menjadi Calon Bupati dalam Pilkada 2020. “Komunikasi itu untuk perhelatan Pilkada Tabanan 2020, “ ujar Gus Eka kepada NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin.
Sedangkan di Pilkada Karangasem 2020, NasDem sudah pastikan akan mengusung kembali figur incumbent IGA Mas Sumatri sebagai Calon Bupati (Cabup). NasDem bisa usung paket calon secara mandiri di Pilkada Karangasem 2020, karena memiliki 9 kursi DPRD Karangasem hasil Pileg 2020 atau kuasai 20,00 persen suara parlemen.
IGA Mas Sumatri yang akan diusung NasDem sebagai Cabup Karangasem adalah mantan kader PDIP yang kini menjadi Ketua DPC NasDem Karangasem dan sekaligus menjabat Bupati Karangasem 2016-2021. “Kami pasti usung Bu Mas Sumatri di Karangasem,” tandas Gus Eka.
Sementara untuk Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Bangli 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Jembrana 2020, dan Pilkada Tabanan 2020, NasDem tidak akan mengusung paket calon secara mandiri, karena kursinya di legislatif kurang signifikan. “Di 5 daerah itu, NasDem harus koalisi untuk ikut usuang pasangan calon,” terang politis asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.
Gus Eka menyebutkan, arah koalisi NasDem di Pilkada 2020 6 daerah di Bali kemungkinan tidak berbeda dengan Pilpres 2019. “Kalau melihat peta politik di 6 kabupaten/kota, arah koalisi kami di Pilkada 2020 mirip seperti Pilpres 2020. Nanti kan ada lagi komunikasi lagi,” ujar Gus Eka yang kini Tim Ahli DPRD Bali ini. Sekadar dicatat, dalam Pilpres 2019, NasDem masik barusan PDIP mengusung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin bersama Golkar-PKB-PPP-Hanura-PKPI-Perindo-PSI. *nat
Komentar