Perbaikan TPSS Tak Kunjung Kelar, Moci Berjejer Tunggu Truk Pengangkut
Perbaikan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Jalan Mataram, Lumintang, Denpasar Utara yang tidak kunjung selesai membuat pengangkutan sampah swakelola harus mengantre selama tiga jam setiap harinya.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu juga sempat menjadi keluhan dari siswa SDN 22 Dauh Puri karena motor cikar (moci) kerap kali parkir dengan tumpukan sampah di depan sekolah yang berhadapan langsung dengan TPSS.
Dari pantauan, Kamis (23/5) penangkut sampah dengan menggunakan moci harus menunggu berjejer di Jalan Mataram dari jembatan hingga depan Kantor Pelayanan Autis pada kiri dan kanan kanan jalan. Hal itu menyebabkan jalan menjadi lebih sempit. Selain itu, sepadan jalan utara yang sebelumnya dipakai parkir pegawai dan masyarakat yang berolahraga tertutup moci yang mengantre menunggu truk sampah.
Salah satu petugas swakelola yang mengantre di kawasan tersebut mengungkapkan, antrean tersebut terjadi pada awal puasa yakni sekitar dua minggu lalu karena perbaikan TPSS. Perbaikan tersebut diantaranya yakni penambahan tembok sekeliling TPSS dan pembetonan lantai TPSS yang tak kunjung selesai. "Ya dari dua minggu lebih kita antre pas baru mulai puasa, sampai sekarang belum jadi," ungkapnya.
Petugas tersebut mengatakan, tembok TPSS sebenarnya sudah selesai 4 hari lalu namun belum diberi akses membuang langsung ke TPSS karena masih perbaikan lantai. Kendati perbaikan lantai hanya sebagian, namun pihaknya belum diberi akses masuk membuang sampah langsung seperti sebelumnya. "Padahal cuma lantai di sebelah selatan tapi sebagian saja. Di sebelah timur padahal masih bisa membuang tapi gak dikasi," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya terpaksa menunggu mobil truk pengangkut sampah dari pukul 12.00 Wita, karena jadwal truk sampah baru datang pukul 15.00 Wita. Dengan kendala tersebut pihaknya terpaksa memarkir kendaraannya selama tiga jam untuk menunggu truk. "Truknya baru ada satu, yang jam 13.00 Wita. Karena penuh jadi kita terpaksa antre di sini (depan SDN 22 Dauh Puri, red). Sempat ada keluhan tapi mau gimana lagi," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Penanganan Sampah dan Limbah B3 DLHK I Ketut Adi Wiguna, membenarkan adanya perbaikan TPSS. Namun, perbaikannya dikatakan dari satu minggu yang lalu karena penambahan tembok dan perbaikan lantai yang sudah ambruk. Selain itu, pihaknya juga mengakui ada keluhan bau sampah dari anak-anak sekolah yang ada di SDN 22 Dauh Puri karena adanya pengangkut sampah yang parkir di depan sekolah.
Dengan keluhan itu, Wiguna mengaku sudah menginstruksikan petugas swakelola agar membawa sampahnya ke TPSS saat truk berada di lokasi sekitar pukul 13.00 Wita dan 15.00 Wita agar tidak terjadi antrean. Selama perbaikan kata Wiguna, pihaknya sudah mengantisipasi dengan dua truk pengangkut sampah besar, sehingga tidak perlu lagi mengantre selama itu.
Wiguna juga mengaku selama perbaikan tidak ada moci yang mengantre hingga berderet. "Kami sudah antisipasi dengan dua truk. Yang pertama pukul 13.00 Wita, yang kedua pukul 15.00 Wita. Kalaupun memang ada yang antre mungkin truk pukul 13.00 Wita itu sudah penuh dan menunggu yang pukul 15.00 Wita. Dan mungkin baru tadi (kemarin) saja," imbuhnya. *mis
Dari pantauan, Kamis (23/5) penangkut sampah dengan menggunakan moci harus menunggu berjejer di Jalan Mataram dari jembatan hingga depan Kantor Pelayanan Autis pada kiri dan kanan kanan jalan. Hal itu menyebabkan jalan menjadi lebih sempit. Selain itu, sepadan jalan utara yang sebelumnya dipakai parkir pegawai dan masyarakat yang berolahraga tertutup moci yang mengantre menunggu truk sampah.
Salah satu petugas swakelola yang mengantre di kawasan tersebut mengungkapkan, antrean tersebut terjadi pada awal puasa yakni sekitar dua minggu lalu karena perbaikan TPSS. Perbaikan tersebut diantaranya yakni penambahan tembok sekeliling TPSS dan pembetonan lantai TPSS yang tak kunjung selesai. "Ya dari dua minggu lebih kita antre pas baru mulai puasa, sampai sekarang belum jadi," ungkapnya.
Petugas tersebut mengatakan, tembok TPSS sebenarnya sudah selesai 4 hari lalu namun belum diberi akses membuang langsung ke TPSS karena masih perbaikan lantai. Kendati perbaikan lantai hanya sebagian, namun pihaknya belum diberi akses masuk membuang sampah langsung seperti sebelumnya. "Padahal cuma lantai di sebelah selatan tapi sebagian saja. Di sebelah timur padahal masih bisa membuang tapi gak dikasi," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya terpaksa menunggu mobil truk pengangkut sampah dari pukul 12.00 Wita, karena jadwal truk sampah baru datang pukul 15.00 Wita. Dengan kendala tersebut pihaknya terpaksa memarkir kendaraannya selama tiga jam untuk menunggu truk. "Truknya baru ada satu, yang jam 13.00 Wita. Karena penuh jadi kita terpaksa antre di sini (depan SDN 22 Dauh Puri, red). Sempat ada keluhan tapi mau gimana lagi," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Penanganan Sampah dan Limbah B3 DLHK I Ketut Adi Wiguna, membenarkan adanya perbaikan TPSS. Namun, perbaikannya dikatakan dari satu minggu yang lalu karena penambahan tembok dan perbaikan lantai yang sudah ambruk. Selain itu, pihaknya juga mengakui ada keluhan bau sampah dari anak-anak sekolah yang ada di SDN 22 Dauh Puri karena adanya pengangkut sampah yang parkir di depan sekolah.
Dengan keluhan itu, Wiguna mengaku sudah menginstruksikan petugas swakelola agar membawa sampahnya ke TPSS saat truk berada di lokasi sekitar pukul 13.00 Wita dan 15.00 Wita agar tidak terjadi antrean. Selama perbaikan kata Wiguna, pihaknya sudah mengantisipasi dengan dua truk pengangkut sampah besar, sehingga tidak perlu lagi mengantre selama itu.
Wiguna juga mengaku selama perbaikan tidak ada moci yang mengantre hingga berderet. "Kami sudah antisipasi dengan dua truk. Yang pertama pukul 13.00 Wita, yang kedua pukul 15.00 Wita. Kalaupun memang ada yang antre mungkin truk pukul 13.00 Wita itu sudah penuh dan menunggu yang pukul 15.00 Wita. Dan mungkin baru tadi (kemarin) saja," imbuhnya. *mis
1
Komentar