NasDem-PSI Sepakat Bentuk Fraksi Gabungan di Denpasar
Punya 2 Kursi, Hanura Masih Lihat Arah Angin
DENPASAR, NusaBali
Partai NasDem dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sepakat membentuk Fraksi Gabungan di DPRD Denpasar 2019-2024, dengan kekuatan total 5 kursi parlemen. Sementara, Hanura yang hanya punya 2 kursi parlemen, hingga kini masih menunggu arah angin
Ketua DPD NasDem Denpasar, Dewa Nyoman Budiasa, mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan PSI untuk penjajakan koalisi membentuk fraksi ini. Bahkan, mereka sudah sempat menggelar pertemuan perdana, dengan melibatkan para caleg terpilih hasil Pileg 2019. “Dari pertemuan itu, NasDem dan PSI sudah mengarah ke kesepakatan membentuk Fraksi Gabungan DPRD Denpasar,” ujar Dewa Budiasa kepada NusaBali di Denpasar, Jumat (24/5).
Berdasarkan hasil Pileg 2019, ada 7 parpol yang lolos ke DPRD Denpasar 2019-2024. Sanh juara bertahan PDIP kembali jadi raja dengan mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi legislatif atau kiasai 48,89 persen suara parlemen. Sedangkan Golkar di posisi kedua dengan 8 kursi DPRD Denpasar atau kuasai 17,78 persen suara parlemen.
Sementara, Demokrat berada di peringkat berikutnya dengan 4 kursi DPRD Denpasar (atau 8,89 persen suara parlemen), disusul Gerindra (punya 4 kursi DPRD Denpasar atau 8,89 persen suara parlemen), NasDem (punya 3 kursi DPRD Denpasar atau 6,67 persen suara parlemen), Hanura (punya 2 kursi DPRD Denpasar atau 4,44 persen suara parlemen), dan PSI (punya 2 kursi DPRD Denpasar atau 4,44 persen suara parlemen).
Dari 7 parpol parlemen ini, hanya PDIP, Golkar, Demokrat, dan Gerindra yang bisa membentuk fraksi tersendiri. Sedangkan NasDem, Hanura, dan PSI harus berkoalisi membentuk Fraksi Gabungan. NasDem dan PSI sepakat bersatu membentuk fraksi, karena segaris dengan napas koalisi secara nasional.
Menurut Dewa Budiasa, dengan 3 kursi di DPRD Denpasar, NasDem memiliki posisi tawar yang lumayan. Ditambah lagi dengan 2 kursi milik PSI, maka Fraksi Gabungan yang akan dibentuk nanti bisa solid. “Kebetulan, kita secara nasional segaris dan senapas dalam visi misi dan seperjuangan di Pilpres 2019. Napas perjuangan NasDem juga sama dengan PSI, yakni untuk perubahan. Nah, ini yang kita mau di Denpasar, memperjuangkan perubahan,” tandas Dewa Budiasa.
Dewa Budiasa menyebutkan, ini era milineal, eranya kaum muda-muda yang maju untuk perubahan. “Kita dengan PSI sepakat memperjuangkan perubahan itu untuk memajukan Denpasar. Termasuk, perubahan untuk dunia pendidikan. Generasi milineal kita harus maju dalam pendidikan, maju dalam pengembangan budaya, namun tidak tercabut dari akar budaya itu sendiri. Jadi, cita-cita besarnya sudah ada,” terang politisi asal Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat ini.
Bagaimana penjajakan dengan Hanura? “Kalau dengan Hanura, belum ada komunikasi. Kita baru bisa komunikasi dengan PSI. Nanti kita lihat, kalau Hanura mau gabung, tentu kita harus duduk bersama dulu bicaralah,” tegas Dewa Budiasa yang juga menjabat Sekjen Kesatuan Pelaut Indonesia.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin, Ketua DPW PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, membenarkan partainya sudah penjajakan dengan NasDem untuk membentuk Fraksi Gabungan di DPRD Denpasar. “Kita sudah ketemu untuk membentuk Fraksi Gabungan,” ujar Yasa Adi.
Menurut Yasa Adi, PSI sepakat berkoalisi dengan NasDem di Denpasar, karena memiliki kesamaan visi. Di samping itu, PSI tidak mungkin gabung dengan PDIP yang memiliki 22 kursi dan sudah menjadi fraksi gemuk. “Kita gabung dengan NasDem, karena kita partai nasionalis, satu platform, dan sama-sama mengusung Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019,” jelas poliisi asal Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem ini.
Sementara itu, kubu Hanura masih menunggu arah angin untuk koalisi di DPRD Denpasar 2019-2024. Menurut caleg terpilih Hanura untuk DPRD Denpasar, Ida Bagus Ketut Kiana, sejauh ini belum ada keputusan akan gabung ke mana. Sebab, pihaknya masih menunggu instruksi induk partai.
“Biasanya, yang saya tahu itu, Hanura akan ambil keputusan di injury time. Lihat situasi dan arah angin saja. Saya tunggu instruksi partai,” papar politisi asal Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan yang sudah 3 kali lolos ke DPRD Denpasar dengan naik kendaraan parpol berbeda ini. *nat
Ketua DPD NasDem Denpasar, Dewa Nyoman Budiasa, mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan PSI untuk penjajakan koalisi membentuk fraksi ini. Bahkan, mereka sudah sempat menggelar pertemuan perdana, dengan melibatkan para caleg terpilih hasil Pileg 2019. “Dari pertemuan itu, NasDem dan PSI sudah mengarah ke kesepakatan membentuk Fraksi Gabungan DPRD Denpasar,” ujar Dewa Budiasa kepada NusaBali di Denpasar, Jumat (24/5).
Berdasarkan hasil Pileg 2019, ada 7 parpol yang lolos ke DPRD Denpasar 2019-2024. Sanh juara bertahan PDIP kembali jadi raja dengan mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi legislatif atau kiasai 48,89 persen suara parlemen. Sedangkan Golkar di posisi kedua dengan 8 kursi DPRD Denpasar atau kuasai 17,78 persen suara parlemen.
Sementara, Demokrat berada di peringkat berikutnya dengan 4 kursi DPRD Denpasar (atau 8,89 persen suara parlemen), disusul Gerindra (punya 4 kursi DPRD Denpasar atau 8,89 persen suara parlemen), NasDem (punya 3 kursi DPRD Denpasar atau 6,67 persen suara parlemen), Hanura (punya 2 kursi DPRD Denpasar atau 4,44 persen suara parlemen), dan PSI (punya 2 kursi DPRD Denpasar atau 4,44 persen suara parlemen).
Dari 7 parpol parlemen ini, hanya PDIP, Golkar, Demokrat, dan Gerindra yang bisa membentuk fraksi tersendiri. Sedangkan NasDem, Hanura, dan PSI harus berkoalisi membentuk Fraksi Gabungan. NasDem dan PSI sepakat bersatu membentuk fraksi, karena segaris dengan napas koalisi secara nasional.
Menurut Dewa Budiasa, dengan 3 kursi di DPRD Denpasar, NasDem memiliki posisi tawar yang lumayan. Ditambah lagi dengan 2 kursi milik PSI, maka Fraksi Gabungan yang akan dibentuk nanti bisa solid. “Kebetulan, kita secara nasional segaris dan senapas dalam visi misi dan seperjuangan di Pilpres 2019. Napas perjuangan NasDem juga sama dengan PSI, yakni untuk perubahan. Nah, ini yang kita mau di Denpasar, memperjuangkan perubahan,” tandas Dewa Budiasa.
Dewa Budiasa menyebutkan, ini era milineal, eranya kaum muda-muda yang maju untuk perubahan. “Kita dengan PSI sepakat memperjuangkan perubahan itu untuk memajukan Denpasar. Termasuk, perubahan untuk dunia pendidikan. Generasi milineal kita harus maju dalam pendidikan, maju dalam pengembangan budaya, namun tidak tercabut dari akar budaya itu sendiri. Jadi, cita-cita besarnya sudah ada,” terang politisi asal Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat ini.
Bagaimana penjajakan dengan Hanura? “Kalau dengan Hanura, belum ada komunikasi. Kita baru bisa komunikasi dengan PSI. Nanti kita lihat, kalau Hanura mau gabung, tentu kita harus duduk bersama dulu bicaralah,” tegas Dewa Budiasa yang juga menjabat Sekjen Kesatuan Pelaut Indonesia.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin, Ketua DPW PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, membenarkan partainya sudah penjajakan dengan NasDem untuk membentuk Fraksi Gabungan di DPRD Denpasar. “Kita sudah ketemu untuk membentuk Fraksi Gabungan,” ujar Yasa Adi.
Menurut Yasa Adi, PSI sepakat berkoalisi dengan NasDem di Denpasar, karena memiliki kesamaan visi. Di samping itu, PSI tidak mungkin gabung dengan PDIP yang memiliki 22 kursi dan sudah menjadi fraksi gemuk. “Kita gabung dengan NasDem, karena kita partai nasionalis, satu platform, dan sama-sama mengusung Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019,” jelas poliisi asal Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem ini.
Sementara itu, kubu Hanura masih menunggu arah angin untuk koalisi di DPRD Denpasar 2019-2024. Menurut caleg terpilih Hanura untuk DPRD Denpasar, Ida Bagus Ketut Kiana, sejauh ini belum ada keputusan akan gabung ke mana. Sebab, pihaknya masih menunggu instruksi induk partai.
“Biasanya, yang saya tahu itu, Hanura akan ambil keputusan di injury time. Lihat situasi dan arah angin saja. Saya tunggu instruksi partai,” papar politisi asal Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan yang sudah 3 kali lolos ke DPRD Denpasar dengan naik kendaraan parpol berbeda ini. *nat
1
Komentar