Dinas PKP Rencanakan Buat KJA Ramah Lingkungan
Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli siapkan anggaran Rp 150 juta untuk membuat percontohan keramba jaring apung (KJA) ramah lingkungan di Danau Batur.
BANGLI, NusaBali
Tujuannya, menekan terjadinya pencemaran di Danau Batur karena aktifitas budidaya ikan dengan pola KJA. Keramba jaring apung juga memicu pendangkalan.
Kasi Budidaya Perikanan Dinas PKP Bangli, I Wayan Widana, mengungkapkan sejumlah petani ikan menggunakan baja ringan yang berdampak buruk untuk jangka panjang. “Dari sisi ekonomi memang lebih hemat menggunakan baja ringan, bisa tahan sampai 5 tahun. Jika menggunakan bambu setiap dua tahun harus ganti,” ungkap Wayan Widana, Jumat (24/5). Namun baja ringan dapat menimbulkan pencemaran, lantaran sering kena air hujan baja menjadi berkarat.
Atas kondisi itu, Dinas PKP Bangli akan melakukan percontohan dengan mengembangkan KJA ramah lingkungan. “KJA ramah lingkungan bahannya menggunakan kayu dan bambu serta lapisan jaring double (double net). Selama ini petani hanya menggunakan satu jaring,” paparnya. Dengan sistem double net, sisa makanan dan kotoran tidak akan langsung tersebar di air danau, namun akan tersangkut pada jaring ke dua. Nantinya sisa makanan dan kotoran bisa diangkat untuk pupuk tanaman.
Langkah awal program KJA ramah lingkungan, Pemkab Bangli anggarkan Rp 150 juta untuk tiga unit KJA percontohan. Ukuran KJA 4x4 meter dengan kedalaman tidak boleh lebih dari 3,5 meter. Di pinggir KJA akan diisi tanaman air yang juga memiliki nilai ekonomis. “Harapan kami nantinya petani yang lain bisa mengikuti penerapan KJA ramah lingkungan,” pintanya. Berdasarkan kajian, pengembangan KJA direkomendasi 1 persen dari luas Danau Batur. *esa
Kasi Budidaya Perikanan Dinas PKP Bangli, I Wayan Widana, mengungkapkan sejumlah petani ikan menggunakan baja ringan yang berdampak buruk untuk jangka panjang. “Dari sisi ekonomi memang lebih hemat menggunakan baja ringan, bisa tahan sampai 5 tahun. Jika menggunakan bambu setiap dua tahun harus ganti,” ungkap Wayan Widana, Jumat (24/5). Namun baja ringan dapat menimbulkan pencemaran, lantaran sering kena air hujan baja menjadi berkarat.
Atas kondisi itu, Dinas PKP Bangli akan melakukan percontohan dengan mengembangkan KJA ramah lingkungan. “KJA ramah lingkungan bahannya menggunakan kayu dan bambu serta lapisan jaring double (double net). Selama ini petani hanya menggunakan satu jaring,” paparnya. Dengan sistem double net, sisa makanan dan kotoran tidak akan langsung tersebar di air danau, namun akan tersangkut pada jaring ke dua. Nantinya sisa makanan dan kotoran bisa diangkat untuk pupuk tanaman.
Langkah awal program KJA ramah lingkungan, Pemkab Bangli anggarkan Rp 150 juta untuk tiga unit KJA percontohan. Ukuran KJA 4x4 meter dengan kedalaman tidak boleh lebih dari 3,5 meter. Di pinggir KJA akan diisi tanaman air yang juga memiliki nilai ekonomis. “Harapan kami nantinya petani yang lain bisa mengikuti penerapan KJA ramah lingkungan,” pintanya. Berdasarkan kajian, pengembangan KJA direkomendasi 1 persen dari luas Danau Batur. *esa
1
Komentar