Buda dan Indah Jadi Duta Bahasa Provinsi Bali
Teruna-teruni Bali, I Dewa Kadek Buda Prayuda, 22, dan Ni Putu Indah Prastika Dewi, 21, dinobatkan menjadi Duta Bahasa Provinsi Bali tahun 2019 dalam malam final pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali yang digelar di Hongkong Garden Restaurant, Kesiman, Denpasar, Sabtu (26/5) malam.
DENPASAR, NusaBali
Keduanya berhasil mengalahkan 18 orang rivalnya dan berhak mewakili Bali ke ajang nasional. Ditemui usai acara, I Dewa Kadek Buda Prayuda nampak masih belum percaya ketika selempang duta bahasa diserahkan kepadanya. Ia mengaku selama ini belum pernah mengikuti ajang serupa. Ia mengaku ini adalah ajang pemilihan pertama yang diikutinya yang ia sendiri tidak berharap banyak akan meraih juara berapa.
“Saya sebenarnya ingin mencoba sesuatu yang baru. Awalnya ingin menunjukkan ke teman-teman saya kalau saya bisa mengikuti ajang seperti ini. Karena saya merasa prestasi yang saya punya masih sedikit, sehingga termotivasi untuk ikut ini. Sekarang dapat peringkat pertama saya sangat bersyukur,” ungkap teruna 22 tahun asal Banjar Bhuana Tirta, Kecamatan Karangasem ini.
Ni Putu Indah Prastika Dewi juga mengaku bahagia bisa mewakili Bali ke tingkat nasional. Ini akan menjadi pengalamannya yang berharga membawa nama baik Pulau Dewata. Sebelum melenggang ke tingkat nasional, ia terlebih dahulu harus menempuh langkah di tingkat provinsi. Syukurnya ia yang terpilih menjadi duta bahasa Provinsi Bali.
“Sangat tidak menyangka karena penilaian duta bahasa itu punya kriteria tersendiri. Sempat down ikut seleksi ini. Jujur mengejutkan bagi saya, karena di luar ekspektasi saya,” teruni asal Banjar Dajan Peken, Desa Penarungan, Mengwi, Badung ini.
Ketua Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali, I Made Bayu Mahardika mengatakan, pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali telah melalui berbagai proses dan seleksi yang transparan. Salah satu yang diseleksi pada babak tersebut adalah essay atau karangan argumentasi. Dari penilaian essay tersebut, dilanjutkan dengan tes wawancara dan tes UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) dan wawancara. “Dari seleksi tersebut disaring menjadi 10 besar kelompok putra dan 10 besar kelompok putri,” terangnya.
Rangkaian Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2019 telah dimulai sejak bulan Maret. Pemilihan ini melibatkan tiga pakar bahasa sebagai tim juri utama. Mereka adalah Toha Machsum SAg MAg selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Dr I Made Madia M Hum dan Dr IGAA Mas Tri Adnyani SS MHum dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Selain itu, pada pemilihan tahun ini beberapa praktisi yang profesional di bidangnya juga akan dilibatkan.
Selanjutnya, para peserta menjalani pembekalan selama tiga hari. Dari 20 orang yang lolos, dimantapkan kembali dengan tes UKBI, Uji Kesempatan Berbahasa Asing (UKBA) dan Uji Kemahiran Berbahasa Daerah (UKBD), serta tes bakat dan debat.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Toha Machsum SAg MAg menambahkan, pemilihan duta bahasa Provinsi Bali 2019 bertujuan untuk mencari tunas muda yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa daerah, dan bahasa asing. Duta bahasa yang terpilih akan menjadi mitra Balai Bahasa Bali dalam rangka menyosialisasikan terkait kebahasaan.
“Duta bahasa ini ikut ke lapangan. Ke depan, para duta bahasa terpilih akan menjadi semacam penyuluh, saksi ahli bahasa di pengadilan, kemudian pendamping penyesuaian bahasa perundang-undangan di DPR. Ini rencana yang kita laksanakan, dan tahun 2020 akan segera diwujudkan,” katanya.
Terkait target di tingkat nasional, ia berharap duta bahasa Provinsi Bali yang akan berlaga mampu mempersembahkan kemampuan maksimalnya. Namun untuk mencapai yang terbaik di tingkat nasional diperlukan pembekalan-pembekalan lebih mendalam. *ind
“Saya sebenarnya ingin mencoba sesuatu yang baru. Awalnya ingin menunjukkan ke teman-teman saya kalau saya bisa mengikuti ajang seperti ini. Karena saya merasa prestasi yang saya punya masih sedikit, sehingga termotivasi untuk ikut ini. Sekarang dapat peringkat pertama saya sangat bersyukur,” ungkap teruna 22 tahun asal Banjar Bhuana Tirta, Kecamatan Karangasem ini.
Ni Putu Indah Prastika Dewi juga mengaku bahagia bisa mewakili Bali ke tingkat nasional. Ini akan menjadi pengalamannya yang berharga membawa nama baik Pulau Dewata. Sebelum melenggang ke tingkat nasional, ia terlebih dahulu harus menempuh langkah di tingkat provinsi. Syukurnya ia yang terpilih menjadi duta bahasa Provinsi Bali.
“Sangat tidak menyangka karena penilaian duta bahasa itu punya kriteria tersendiri. Sempat down ikut seleksi ini. Jujur mengejutkan bagi saya, karena di luar ekspektasi saya,” teruni asal Banjar Dajan Peken, Desa Penarungan, Mengwi, Badung ini.
Ketua Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali, I Made Bayu Mahardika mengatakan, pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali telah melalui berbagai proses dan seleksi yang transparan. Salah satu yang diseleksi pada babak tersebut adalah essay atau karangan argumentasi. Dari penilaian essay tersebut, dilanjutkan dengan tes wawancara dan tes UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) dan wawancara. “Dari seleksi tersebut disaring menjadi 10 besar kelompok putra dan 10 besar kelompok putri,” terangnya.
Rangkaian Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2019 telah dimulai sejak bulan Maret. Pemilihan ini melibatkan tiga pakar bahasa sebagai tim juri utama. Mereka adalah Toha Machsum SAg MAg selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Dr I Made Madia M Hum dan Dr IGAA Mas Tri Adnyani SS MHum dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Selain itu, pada pemilihan tahun ini beberapa praktisi yang profesional di bidangnya juga akan dilibatkan.
Selanjutnya, para peserta menjalani pembekalan selama tiga hari. Dari 20 orang yang lolos, dimantapkan kembali dengan tes UKBI, Uji Kesempatan Berbahasa Asing (UKBA) dan Uji Kemahiran Berbahasa Daerah (UKBD), serta tes bakat dan debat.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Toha Machsum SAg MAg menambahkan, pemilihan duta bahasa Provinsi Bali 2019 bertujuan untuk mencari tunas muda yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa daerah, dan bahasa asing. Duta bahasa yang terpilih akan menjadi mitra Balai Bahasa Bali dalam rangka menyosialisasikan terkait kebahasaan.
“Duta bahasa ini ikut ke lapangan. Ke depan, para duta bahasa terpilih akan menjadi semacam penyuluh, saksi ahli bahasa di pengadilan, kemudian pendamping penyesuaian bahasa perundang-undangan di DPR. Ini rencana yang kita laksanakan, dan tahun 2020 akan segera diwujudkan,” katanya.
Terkait target di tingkat nasional, ia berharap duta bahasa Provinsi Bali yang akan berlaga mampu mempersembahkan kemampuan maksimalnya. Namun untuk mencapai yang terbaik di tingkat nasional diperlukan pembekalan-pembekalan lebih mendalam. *ind
1
Komentar