Berpesan Soal Persatuan Usai Pemilu
Waisak Nasional Dihelat
PEKANBARU, NusaBali
Sekitar 3.500 umat Buddha dari 26 provinsi di Indonesia hadir untuk memperingati Waisak Nasional 2563 BE/2019 dan Festival Candi Muara Takus.
Makna Waisak sendiri merupakan peringatan 3 peristiwa penting yang terjadi terhadap Sang Guru Buddha Ghotama yaitu peristiwa kelahirannya, pencapaian penerangan sempurna, dan pencapaian parinibana atau wafatnya sang Buddha yang terjadi pada saat purnama di bulan Waisak.
Peringatan Hari Waisak di candi tersebut dimulai dengan penyalaan dupa di pelataran candi. Itu dilanjutkan dengan gerakan mengelilingi candi atau parade bendera dan paradiksana, dengan membawa air dari 6 sumber mata air yang ada di Riau
Di antaranya, air sungai Siak di kabupaten Siak, Air Panas Pawan di Rokan Hulu, air sungai bungsu di Kabupaten Kampar kiri, air Sungai Kampar.
Bhante Thanavaro Mahathera selaku Ketua 1 Pengurus Pusat Sangha Agung Indonesia menjelaskan bahwa makna perayaan waisak ini merupakan hari raya besar umat Buddha yang diperingati oleh seluruh umat Buddha di Indonesia.
"Pada tahun ini kami keluarga Buddhayana Indonesia memusatkan perayaan waisak secara nasional di Candi Muara Takus sebagai bentuk cinta kita terhadap tanah air Indonesia maka kita tentu harus menghayati ajaran itu didalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara," tuturnya seperti dilansir cnnindonesia.
Dengan mengusung tema 'Cinta Tanah Air', Bhante Thanavaro Mahathera berharap dengan Indonesia kembali bersatu sebagai anak bangsa pasca-Pemilu 2019.
"Dengan kita bersatu kembali ini akan menjadi faktor utama untuk bisa membuat negara ini sebagai negara yang besar dengan berlandaskan Pancasila sebagai Lambang Negara dan Bhineka Tunggal Ika Sebagai motto negara kesatuan Republik Indonesia," urainya.
Setelah melewati rangkaian acara perayaan Hari Waisak, acara tersebut ditutup dengan festival Candi Muara Takus lewat pelepasan 2.000 lampion di seputaran candi ke atas langit Riau.
Gelaran waisak di candi itu diharapkan bisa memperkenalkan Candi Muara Takus sebagai monumen bersejarah peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Riau dan bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung. *
Sekitar 3.500 umat Buddha dari 26 provinsi di Indonesia hadir untuk memperingati Waisak Nasional 2563 BE/2019 dan Festival Candi Muara Takus.
Makna Waisak sendiri merupakan peringatan 3 peristiwa penting yang terjadi terhadap Sang Guru Buddha Ghotama yaitu peristiwa kelahirannya, pencapaian penerangan sempurna, dan pencapaian parinibana atau wafatnya sang Buddha yang terjadi pada saat purnama di bulan Waisak.
Peringatan Hari Waisak di candi tersebut dimulai dengan penyalaan dupa di pelataran candi. Itu dilanjutkan dengan gerakan mengelilingi candi atau parade bendera dan paradiksana, dengan membawa air dari 6 sumber mata air yang ada di Riau
Di antaranya, air sungai Siak di kabupaten Siak, Air Panas Pawan di Rokan Hulu, air sungai bungsu di Kabupaten Kampar kiri, air Sungai Kampar.
Bhante Thanavaro Mahathera selaku Ketua 1 Pengurus Pusat Sangha Agung Indonesia menjelaskan bahwa makna perayaan waisak ini merupakan hari raya besar umat Buddha yang diperingati oleh seluruh umat Buddha di Indonesia.
"Pada tahun ini kami keluarga Buddhayana Indonesia memusatkan perayaan waisak secara nasional di Candi Muara Takus sebagai bentuk cinta kita terhadap tanah air Indonesia maka kita tentu harus menghayati ajaran itu didalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara," tuturnya seperti dilansir cnnindonesia.
Dengan mengusung tema 'Cinta Tanah Air', Bhante Thanavaro Mahathera berharap dengan Indonesia kembali bersatu sebagai anak bangsa pasca-Pemilu 2019.
"Dengan kita bersatu kembali ini akan menjadi faktor utama untuk bisa membuat negara ini sebagai negara yang besar dengan berlandaskan Pancasila sebagai Lambang Negara dan Bhineka Tunggal Ika Sebagai motto negara kesatuan Republik Indonesia," urainya.
Setelah melewati rangkaian acara perayaan Hari Waisak, acara tersebut ditutup dengan festival Candi Muara Takus lewat pelepasan 2.000 lampion di seputaran candi ke atas langit Riau.
Gelaran waisak di candi itu diharapkan bisa memperkenalkan Candi Muara Takus sebagai monumen bersejarah peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Riau dan bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung. *
1
Komentar