Masuk Bursa Calon Menteri, Cok Ace Ingin Tetap di Bali
Pasca sukses memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amien dengan perolehan 92,68 persen suara dalam Pilpres 2019 lalu, Bali bukan hanya banjir hadiah program infrastrktur dari pusat.
DENPASAR, NusaBali
Bali juga akan kebagian jatah menteri. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) merupakan salah satu tokoh yang dijagokan menduduki kursi Menteri Pariwisata. Namun, Cok Ace menyatakan ingin tetap di Bali medampingi Gubernur Wayan Koster.
Informasi yang dihimpun NusaBali dari berbagai sumber, baik di kalangan komponen pariwisata maupun internal PDIP Bali, Senin (27/5), nama Cok Ace santer disebut-sebut sebagai calon Menteri Pariwisata (Menpar). Selain Cok Ace, ada sejumlah figur dari Bali yang juga masuk bursa calon menteri.
Indikasi kalau Cok Ace menjadi salah satu kandidat calon menteri semakin kuat setelah sempat duduk satu meja dengan Presiden Jokowi dan Gubernur Koster ketika makan malam di salah satu restoran kawasan Kuta, Badung, Sabtu (18/5) lalu. Kala itu, mereka makan malam bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, di sela-sela kunjungan Jokowi ke Bali.
Saat dikonfirmasi NusaBali terkait peluang jadi Menpar, Senin kemarin, Cok Ace menegaskan dirinya ingin tetap ngayah di Bali sebagai Wakil Gubernur. Tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini tetap komitmen untuk mendampingi Gubernur Wayan Koster sampai tahun 2023 mendatang.
“Kalau bisa diminta, saya ingin tetap ngayah di Bali. Kegiatan adat akeh (banyak), itu nggak bisa ditinggal. Banggiang (biarkan) saya di Bali saja,” ujar Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013.
Cok Ace menegaskan, dirinya ingin mendampingi Gubernur Wayan Koster sampai masa jabatan selesai, sesuai komitmen bersama ketika diusung PDIP sebagai Cagub-Cawagub Bali di Pilgub 2018 lalu. “Sebagai Wakil Gubernur mendampingi Pak Koster, itu sudah komitmen saya. Jadi, saya hargai kepercayaan masyarakat di Pilgub 2018,” tegas tokoh pariwisata yang masih menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali ini.
Ketika ditanya selaku Ketua PHRI Bali soal apakah jatah Menpar cocok diberikan untuk putra Bali, menurut Cok Ace, siapa pun yang dipercaya menjabat Menpar dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin nanti, tidak ada persoalan. “Yang penting, menguasai dan paham tentang pariwisata, karakter pariwisata Indonesia, sehingga bisa memajukan pariwisata Indonesia bersaing dengan negara lain,” katanya.
“Dunia pariwisata sekarang penuh tantangan. Biar pun bukan orang Bali, nggak masalah buat kita. Yang penting, orangnya mengerti pariwisata. Kalau orang Bali jadi Menpar, lantas nggak ngerti, ya sama saja,” lanjut Cok Ace, yang masih aktif ngayah ngigel (menari) Calonarang meskipun sudah menjadi Wagub Bali 2018-2023.
Soal kinerja Menpar Arief Yahya di Kabupet Jokowi-Jusuf Kalla 2014-2019, menurut Cok Ace, lumayan juga. Cok Ace mengingatkan, pariwisata ada tantangannya dalam setiap zaman. Setiap pemimpin juga ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demikian pula pada era tertentu, seorang pemimpin jago di bidang tertentu.
“Kalau Pak Menteri Pariwisata sekarang (Arief Yahya) lumayan, beliau jago promosi dalam digitalisasi. Ke depan, pariwisata kita trendnya adalah bagaimana menyuguhkan destinasi yang membuat turis merasa punya pengalaman yang tidak terlupakan, sehingga mereka ingin datang dan datang lagi ke destinasi yang dikunjungi. Tidak hanya membangun yang baru saja, bangun destinasi yang kontennya memang lokal dan membuat turis terkesan dengan pengalamannya,” tegas praktisi pariwisata yang juga akademisi dari Fakultas Teknik Unud ini.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster sebelumnya mengatakan menyerahkan sepenuhknya kepada Presiden Jokowi terkait jatah kursi menteri untk Pulau Dewata. Sebab, Presiden memiliki hak prerogatif dalam menyusun kabinet. “Itu hak prerogatif Presiden. Masih jauh untuk bicara soal kursi menteri, tunggu dulu hasil penetapan pemenang Pemilu,” ujar Wayan Koster kepada NusaBali di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Gedung Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, beberapa hari lalu.
Ketika ditanya terkait nama Cok Ace yang masuk bursa calon menteri, Gubernur Koster mengatakan kalau boleh, janganlah sang Wagub ditarik ke pusat. “Ah, kalau bisa, jangan. Kita sudah jadi pasangan yang pas banget. Beliau ini (sambil menunjuk ke Cok Ace) orang baik, pekerja keras. Saya sudah sangat cocok bekerja dengan beliau,” kelakar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini. *nat
Informasi yang dihimpun NusaBali dari berbagai sumber, baik di kalangan komponen pariwisata maupun internal PDIP Bali, Senin (27/5), nama Cok Ace santer disebut-sebut sebagai calon Menteri Pariwisata (Menpar). Selain Cok Ace, ada sejumlah figur dari Bali yang juga masuk bursa calon menteri.
Indikasi kalau Cok Ace menjadi salah satu kandidat calon menteri semakin kuat setelah sempat duduk satu meja dengan Presiden Jokowi dan Gubernur Koster ketika makan malam di salah satu restoran kawasan Kuta, Badung, Sabtu (18/5) lalu. Kala itu, mereka makan malam bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, di sela-sela kunjungan Jokowi ke Bali.
Saat dikonfirmasi NusaBali terkait peluang jadi Menpar, Senin kemarin, Cok Ace menegaskan dirinya ingin tetap ngayah di Bali sebagai Wakil Gubernur. Tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini tetap komitmen untuk mendampingi Gubernur Wayan Koster sampai tahun 2023 mendatang.
“Kalau bisa diminta, saya ingin tetap ngayah di Bali. Kegiatan adat akeh (banyak), itu nggak bisa ditinggal. Banggiang (biarkan) saya di Bali saja,” ujar Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013.
Cok Ace menegaskan, dirinya ingin mendampingi Gubernur Wayan Koster sampai masa jabatan selesai, sesuai komitmen bersama ketika diusung PDIP sebagai Cagub-Cawagub Bali di Pilgub 2018 lalu. “Sebagai Wakil Gubernur mendampingi Pak Koster, itu sudah komitmen saya. Jadi, saya hargai kepercayaan masyarakat di Pilgub 2018,” tegas tokoh pariwisata yang masih menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali ini.
Ketika ditanya selaku Ketua PHRI Bali soal apakah jatah Menpar cocok diberikan untuk putra Bali, menurut Cok Ace, siapa pun yang dipercaya menjabat Menpar dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin nanti, tidak ada persoalan. “Yang penting, menguasai dan paham tentang pariwisata, karakter pariwisata Indonesia, sehingga bisa memajukan pariwisata Indonesia bersaing dengan negara lain,” katanya.
“Dunia pariwisata sekarang penuh tantangan. Biar pun bukan orang Bali, nggak masalah buat kita. Yang penting, orangnya mengerti pariwisata. Kalau orang Bali jadi Menpar, lantas nggak ngerti, ya sama saja,” lanjut Cok Ace, yang masih aktif ngayah ngigel (menari) Calonarang meskipun sudah menjadi Wagub Bali 2018-2023.
Soal kinerja Menpar Arief Yahya di Kabupet Jokowi-Jusuf Kalla 2014-2019, menurut Cok Ace, lumayan juga. Cok Ace mengingatkan, pariwisata ada tantangannya dalam setiap zaman. Setiap pemimpin juga ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demikian pula pada era tertentu, seorang pemimpin jago di bidang tertentu.
“Kalau Pak Menteri Pariwisata sekarang (Arief Yahya) lumayan, beliau jago promosi dalam digitalisasi. Ke depan, pariwisata kita trendnya adalah bagaimana menyuguhkan destinasi yang membuat turis merasa punya pengalaman yang tidak terlupakan, sehingga mereka ingin datang dan datang lagi ke destinasi yang dikunjungi. Tidak hanya membangun yang baru saja, bangun destinasi yang kontennya memang lokal dan membuat turis terkesan dengan pengalamannya,” tegas praktisi pariwisata yang juga akademisi dari Fakultas Teknik Unud ini.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster sebelumnya mengatakan menyerahkan sepenuhknya kepada Presiden Jokowi terkait jatah kursi menteri untk Pulau Dewata. Sebab, Presiden memiliki hak prerogatif dalam menyusun kabinet. “Itu hak prerogatif Presiden. Masih jauh untuk bicara soal kursi menteri, tunggu dulu hasil penetapan pemenang Pemilu,” ujar Wayan Koster kepada NusaBali di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Gedung Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, beberapa hari lalu.
Ketika ditanya terkait nama Cok Ace yang masuk bursa calon menteri, Gubernur Koster mengatakan kalau boleh, janganlah sang Wagub ditarik ke pusat. “Ah, kalau bisa, jangan. Kita sudah jadi pasangan yang pas banget. Beliau ini (sambil menunjuk ke Cok Ace) orang baik, pekerja keras. Saya sudah sangat cocok bekerja dengan beliau,” kelakar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini. *nat
1
Komentar