Lima Bulan, Enam Anjing Positif Rabies di Jembrana
Seekor anjing rabies di Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Sabtu (25/5) lalu, merupakan anjing keenam yang ditemukan positif rabies selama kurun lima bulan terakhir di 2019 ini.
NEGARA, NusaBali
Berdasar catatan Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Jembrana, sejak Januari hingga Mei ini ada lima ekor anjing positif rabies yang tersebar di lima desa berbeda.
Sesuai data di Bidang Keswan-Kesmavet Jembrana, kasus anjing rabies yang pertama ditemukan di Banjar/Desa Berangbang, Kecamatan Negara pada Januari 2019. Pada Februari dan April lalu, kembali ditemukan dua ekor anjing rabies, masing-masing di Banjar Warnasari Kelod, Kecamatan Melaya, dan Banjar Sumbul, Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo. Kemudian pada Mei, ditemukan tiga ekor anjing rabies. Yakni di Banjar Tegal Badeng, Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Rabu (1/5), Banjar Anyar, Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Sabtu (18/5), dan yang teranyar di Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Sabtu (25/5).
Kabid Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan enam ekor anjing rabies tersebut sebagian besar adalah anjing liar. Ada juga anjing peliharaan warga yang memang belum divaksin, karena dilepasliarkan oleh pemilik. “Seperti yang di Banjar Puseh, Desa Tuwed, itu anjing peliharaan, tetapi belum divaksin. Waktu vaksinasi massal, anjingnya tidak ada di rumah. Dia punya tiga anjing, dan hanya dua yang sudah divaksin,” ujarnya, Senin (27/5).
“Terkait kasus anjing rabies di Tuwed, sudah kami ditindaklanjuti pada Minggu (26/5). Ada 10 ekor anjing yang divaksin, dan 13 ekor anjing kami ambil sampelnya. Untuk second sampelnya, rencananya akan kami kirim ke Denpasar Selasa besok (hari ini). Kalau dari second sampel kasus anjing rabies sebelum-sebelumnya, memang semua negatif. Tetapi bukan berati di wilayah itu sudah aman, karena yang kami ambil sampel hanya beberapa ekor,” kata Widarsa.
Rencananya dalam waktu dekat ini, pihaknya akan kembali turun melakukan sosialisasi di Desa Tegal Badeng Timur, Desa Tegal Badeng Barat, dan Tuwed, berkenaan temuan kasus rabies di tiga desa tersebut yang terjadi pada Mei ini. “Selain pemeliharaan anjing, dalam sosialisasi nanti juga akan kami tekankan agar masyarakat melapor ketika terjadi gigitan anjing. Karena kami sadar, untuk menolkan kasus anjing rabies masih sulit. Untuk itu, kami bersama Dinas Kesehatan berupaya agar tidak sampai ada korban orang meninggal dunia karena rabies,” tandas Widarsa. *ode
Sesuai data di Bidang Keswan-Kesmavet Jembrana, kasus anjing rabies yang pertama ditemukan di Banjar/Desa Berangbang, Kecamatan Negara pada Januari 2019. Pada Februari dan April lalu, kembali ditemukan dua ekor anjing rabies, masing-masing di Banjar Warnasari Kelod, Kecamatan Melaya, dan Banjar Sumbul, Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo. Kemudian pada Mei, ditemukan tiga ekor anjing rabies. Yakni di Banjar Tegal Badeng, Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Rabu (1/5), Banjar Anyar, Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Sabtu (18/5), dan yang teranyar di Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Sabtu (25/5).
Kabid Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan enam ekor anjing rabies tersebut sebagian besar adalah anjing liar. Ada juga anjing peliharaan warga yang memang belum divaksin, karena dilepasliarkan oleh pemilik. “Seperti yang di Banjar Puseh, Desa Tuwed, itu anjing peliharaan, tetapi belum divaksin. Waktu vaksinasi massal, anjingnya tidak ada di rumah. Dia punya tiga anjing, dan hanya dua yang sudah divaksin,” ujarnya, Senin (27/5).
“Terkait kasus anjing rabies di Tuwed, sudah kami ditindaklanjuti pada Minggu (26/5). Ada 10 ekor anjing yang divaksin, dan 13 ekor anjing kami ambil sampelnya. Untuk second sampelnya, rencananya akan kami kirim ke Denpasar Selasa besok (hari ini). Kalau dari second sampel kasus anjing rabies sebelum-sebelumnya, memang semua negatif. Tetapi bukan berati di wilayah itu sudah aman, karena yang kami ambil sampel hanya beberapa ekor,” kata Widarsa.
Rencananya dalam waktu dekat ini, pihaknya akan kembali turun melakukan sosialisasi di Desa Tegal Badeng Timur, Desa Tegal Badeng Barat, dan Tuwed, berkenaan temuan kasus rabies di tiga desa tersebut yang terjadi pada Mei ini. “Selain pemeliharaan anjing, dalam sosialisasi nanti juga akan kami tekankan agar masyarakat melapor ketika terjadi gigitan anjing. Karena kami sadar, untuk menolkan kasus anjing rabies masih sulit. Untuk itu, kami bersama Dinas Kesehatan berupaya agar tidak sampai ada korban orang meninggal dunia karena rabies,” tandas Widarsa. *ode
1
Komentar