Anggota WHDI Dilatih Tata Rias
Sebanyak 50 anggota WHDI (Wanita Hindu Dharma Indonesia) Karangasem diberikan pelatihan tata rias berpakaian adat yang baik dan benar.
AMLAPURA, NusaBali
Latihan tata rias ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MAg di aula STKIP Agama Hindu, Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Senin (27/5). Tujuannya agar warga berpakaian adat ke pura sesuai etika dan norma, terutama kalangan remaja mengenakan kebaya yang kurang etis.
Dr Rustini berharap dengan latihan tata rias, anggota WHDI Karangasem minimal bisa merias dirinya sendiri dengan cara baik dan benar. Lebih penting lagi cara berpakaian agar dijadikan contoh kalangan remaja masa kini. Sebab para remaja putri berpakaian terkesan tidak sesuai norma dan etika, utamanya saat berkebaya.
"Berkebaya hendaknya menggunakan kebaya Kartini yang tertutup dan seluruh tangan tertutup, bukan hanya menutupi setengah lengan, bahkan di atas siku," katanya.
Ditegaskan, berkebaya setengah lengan bukan untuk ke pura, tetapi ke pesta. Kalangan orangtua, juga hendaknya mengingatkan putrinya berpakaian sesuai norma yang berlaku. Usai prngarahan dari Kemenag Karangasem, peserta langsung praktek. Masing-masing menjadi model secara bergantian, mulai dari tata cara merias rambut, wajah, hingga berbusana yang baik dan benar. Bertindak sebagai instruktur Ida Ayu Ratih Ratna Dewi dari Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. "Kami memberikan pelatihan, setidaknya ibu-ibu agar paham minimal merias dirinya sendiri, secara baik dan benar. Bagaimana caranya merias wajah, mulai dari alas bedak, menata rambut, menyasak rambut, membuat pusung tagel, hingga tuntas. Semuanya ada tahapan-tahapannya," katanya.
Merias wajah katanya, menyesuaikan dengan bentuk wajah dan warna kulit. Sehingga hasil riasan terlihat lebih alami. Sebenarnya tampil cantik dan rapi tidak perlu biaya mahal, asalkan memiliki ketrampilan tata rias yang benar. Dikatakan, mengikuti pelatihan tata rias bisa membangun usaha secara mandiri, terutama untuk melayani merias pengantin. Di samping juga untuk mengurangi pengangguran, membuka lapangan pekerjaan, dan menekan kemiskinan. Bagi yang berniat kursus tata rias, ada paket gratis dibiayai APBN di Kantor Dinas Tenaga Kerja Karangasem. Mulai dari tingkat dasar hingga profesional, dan terakhir hasil ketrampilannya diuji. Juga tahapan selanjutnya ada uji kompetensi keahlian, bagi yang lulus dapat sertifikat keahlian bidang tata rias. *k16
Dr Rustini berharap dengan latihan tata rias, anggota WHDI Karangasem minimal bisa merias dirinya sendiri dengan cara baik dan benar. Lebih penting lagi cara berpakaian agar dijadikan contoh kalangan remaja masa kini. Sebab para remaja putri berpakaian terkesan tidak sesuai norma dan etika, utamanya saat berkebaya.
"Berkebaya hendaknya menggunakan kebaya Kartini yang tertutup dan seluruh tangan tertutup, bukan hanya menutupi setengah lengan, bahkan di atas siku," katanya.
Ditegaskan, berkebaya setengah lengan bukan untuk ke pura, tetapi ke pesta. Kalangan orangtua, juga hendaknya mengingatkan putrinya berpakaian sesuai norma yang berlaku. Usai prngarahan dari Kemenag Karangasem, peserta langsung praktek. Masing-masing menjadi model secara bergantian, mulai dari tata cara merias rambut, wajah, hingga berbusana yang baik dan benar. Bertindak sebagai instruktur Ida Ayu Ratih Ratna Dewi dari Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. "Kami memberikan pelatihan, setidaknya ibu-ibu agar paham minimal merias dirinya sendiri, secara baik dan benar. Bagaimana caranya merias wajah, mulai dari alas bedak, menata rambut, menyasak rambut, membuat pusung tagel, hingga tuntas. Semuanya ada tahapan-tahapannya," katanya.
Merias wajah katanya, menyesuaikan dengan bentuk wajah dan warna kulit. Sehingga hasil riasan terlihat lebih alami. Sebenarnya tampil cantik dan rapi tidak perlu biaya mahal, asalkan memiliki ketrampilan tata rias yang benar. Dikatakan, mengikuti pelatihan tata rias bisa membangun usaha secara mandiri, terutama untuk melayani merias pengantin. Di samping juga untuk mengurangi pengangguran, membuka lapangan pekerjaan, dan menekan kemiskinan. Bagi yang berniat kursus tata rias, ada paket gratis dibiayai APBN di Kantor Dinas Tenaga Kerja Karangasem. Mulai dari tingkat dasar hingga profesional, dan terakhir hasil ketrampilannya diuji. Juga tahapan selanjutnya ada uji kompetensi keahlian, bagi yang lulus dapat sertifikat keahlian bidang tata rias. *k16
1
Komentar