Libur Lebaran, RSUP Sanglah Tetap Optimalkan Pelayanan
6 Dokter Spesialis Disiagakan
DENPASAR, NusaBali
Jelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2019, RSUP Sanglah tetap mengoptimalkan pelayanan dengan hanya mengambil satu hari cuti Lebaran. Dari kebijakan pemerintah pusat, cuti dan Hari Raya Idul Fitri diputuskan mulai 3-7 Juni 2019 dan ditetapkan sebagai libur nasional. Namun RSUP Sanglah mengambil cuti tanggal 7 Juni 2019 ditambah libur resmi hari raya (tanggal merah) pada 5 dan 6 Juni 2019.
“Liburnya kan dari tanggal 3-7 Juni 2019. Libur resminya (tanggal merah) kan tanggal 5 dan 6. Sedangkan tanggal 2, 4, dan 7, libur bersama. Untuk RSUP Sanglah bagi staf Muslim yang merayakan, mereka libur dari tanggal 3-8 Juni 2019. Sedangkan untuk yang non Muslim itu liburnya tanggal 5, 6, dan 7 Juni,” ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, Selasa (28/5).
Artinya, tanggal 3 dan 4 Juni pelayanan akan berjalan seperti biasa. Sedangkan selama libur tanggal 5, 6, 7 Juni, pelayanan akan dialihkan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Wing Amerta terutama pasien-pasien emergency. “Untuk persiapan kami sudah bersiap untuk SDM, obat, alat kesehatan, dan sarana prasarana,” ungkapnya.
Tenaga Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan dokter spesialis hingga perawat berjaga on site selama 24 jam. Ada enam spesialis yang disiagakan diantaranya spesialis bedah umum, penyakit dalam, Ilmu Kesehatan Anak (IKA), anestesi, dan radiologi. Selain dokter spesialis, tenaga penunjang juga disiagakan di IGD, diantaranya perawat, laboratorium, rontgen, farmasi, dan lain-lain. “Selama 24 jam petugas akan berjaga di IGD, dibagi menjadi 2 shift, dan masing-masing shift disiapkan 6 dokter spesialis. Dipilihnya 6 spesialis ini sebab menyangkut kasus sakit yang paling sering dialami pasien. Sedangkan di luar kasus ini, petugasnya on call,” imbuhnya.
Terkait kesiapan obat utamanya obat kronis, kata dr Sudartana, sudah ada aturan dari BPJS Kesehatan bahwa obat kronis diberikan tujuh hari. Sedangkan sisanya akan diresepkan sehingga pasien bisa mengambil di apotek-apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. “Misalnya pada saat pasien datang ke RSUP Sanglah, kita berikan obat selama tujuh hari. Sisanya kita resepkan, dan pasien bisa mengambil obat di apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,” katanya.
Sementara terkait perkiraan membeludaknya pasien yang datang sebelum libur bersama tanggal 5, 6, 7 Juni, ia menjamin pasokan obat mencukupi. Mengingat RSUP Sanglah sudah memiliki dasar perhitungan kebutuhan obat yang pasti. “Untuk obat, RSUP Sanglah bekerjasama vendor farmasi yang ada di Bali. Tentunya obatnya kan memang dari luar Bali, tapi kita ngambil di depo yang ada di sini (di Bali, red). Mereka supplai sesuai dengan kebutuhan kita,” jelas dr Sudartana sembari mengatakan pelayanan akan berjalan seperti biasa mulai 10 Juni 2019. *ind
“Liburnya kan dari tanggal 3-7 Juni 2019. Libur resminya (tanggal merah) kan tanggal 5 dan 6. Sedangkan tanggal 2, 4, dan 7, libur bersama. Untuk RSUP Sanglah bagi staf Muslim yang merayakan, mereka libur dari tanggal 3-8 Juni 2019. Sedangkan untuk yang non Muslim itu liburnya tanggal 5, 6, dan 7 Juni,” ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, Selasa (28/5).
Artinya, tanggal 3 dan 4 Juni pelayanan akan berjalan seperti biasa. Sedangkan selama libur tanggal 5, 6, 7 Juni, pelayanan akan dialihkan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Wing Amerta terutama pasien-pasien emergency. “Untuk persiapan kami sudah bersiap untuk SDM, obat, alat kesehatan, dan sarana prasarana,” ungkapnya.
Tenaga Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan dokter spesialis hingga perawat berjaga on site selama 24 jam. Ada enam spesialis yang disiagakan diantaranya spesialis bedah umum, penyakit dalam, Ilmu Kesehatan Anak (IKA), anestesi, dan radiologi. Selain dokter spesialis, tenaga penunjang juga disiagakan di IGD, diantaranya perawat, laboratorium, rontgen, farmasi, dan lain-lain. “Selama 24 jam petugas akan berjaga di IGD, dibagi menjadi 2 shift, dan masing-masing shift disiapkan 6 dokter spesialis. Dipilihnya 6 spesialis ini sebab menyangkut kasus sakit yang paling sering dialami pasien. Sedangkan di luar kasus ini, petugasnya on call,” imbuhnya.
Terkait kesiapan obat utamanya obat kronis, kata dr Sudartana, sudah ada aturan dari BPJS Kesehatan bahwa obat kronis diberikan tujuh hari. Sedangkan sisanya akan diresepkan sehingga pasien bisa mengambil di apotek-apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. “Misalnya pada saat pasien datang ke RSUP Sanglah, kita berikan obat selama tujuh hari. Sisanya kita resepkan, dan pasien bisa mengambil obat di apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,” katanya.
Sementara terkait perkiraan membeludaknya pasien yang datang sebelum libur bersama tanggal 5, 6, 7 Juni, ia menjamin pasokan obat mencukupi. Mengingat RSUP Sanglah sudah memiliki dasar perhitungan kebutuhan obat yang pasti. “Untuk obat, RSUP Sanglah bekerjasama vendor farmasi yang ada di Bali. Tentunya obatnya kan memang dari luar Bali, tapi kita ngambil di depo yang ada di sini (di Bali, red). Mereka supplai sesuai dengan kebutuhan kita,” jelas dr Sudartana sembari mengatakan pelayanan akan berjalan seperti biasa mulai 10 Juni 2019. *ind
1
Komentar