Pengusaha Bali Diajak Jajaki Bisnis di Vietnam
Pertumbuhan ekonomi yang berada di kisaran 6,8 sampai 7 persen, dan antusias warganya bepergian ke luar negeri membuat Vietnam punya potensi.
MANGUPURA, NusaBali
“Dari sekitar 76.000 wisman Vietnam yang berkunjung ke Indonesia pada 2018, sebanyak 20.847 orang di antaranya melakukan perjalanan ke Bali,” kata Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi, Kamis (30/5).
Hadi menambahkan, Bali akan mendapat banyak keuntungan dengan munculnya arus wisman Vietnam. "Saat ini, kondisi ekonomi masyarakat Vietnam sedang meningkat, di mana ada banyak orang kaya baru yang hobinya 'travelling'. Bali jelas jadi tujuan mereka. Apalagi Bali bisa memanjakan wisatawan dengan alam dan budayanya. Keramahan masyarakat dan kuliner Bali juga sudah mendunia," papar Ibnu Hadi.
Sebaliknya, Indonesia juga bisa menjadikan Vietnam sebagai pasar. Bukan hanya untuk pariwisata saja. Ibnu Hadi, menjelaskan produk otomotif Indonesia, mobil SUV, juga banyak diekspor ke Vietnam, terbesar kedua setelah Thailand. “Pada 2018, ekspor mobil ke Vietnam mencapai 40 ribu unit atau sekitar 20 persen dari total ekspor mobil Indonesia yang sebesar 220 ribu unit,” jelasnya.
Khusus untuk Bali, pasar yang paling potensial adalah bidang restoran, garmen, dan beberapa produk kerajinan. Namun, Ibnu Hadi meminta agar para pelaku usaha lebih jeli untuk bisa bersaing di pasar Vietnam ini. “Harus diawali dengan misi dagang dulu. Dan harus diingat bahwa pasar Vietnam ini tentu berbeda dengan kualitas ekspor Australia dan Amerika,” imbuh Ibnu Hadi.
Ibnu pun siap memfasilitasi pelaku bisnis Bali yang ingin berbisnis di Vioetnam. “Saya sudah dihubungi oleh anggota Kadin Bali yang juga pelaku usaha restoran di Bali. Katanya dia tertarik untuk menjajaki bisnis restoran di sana. Menurut saya, ini langkah yang bagus demi membuka kerja sama ekonomi antardua negara. Karena tugas saya ini selain menjalin hubungan bilateral, juga harus menjalin hubungan kerja sama ekonomi,” ujar Dubes asal Bangka Belitung, Kepulauan Riau ini. *mao
Hadi menambahkan, Bali akan mendapat banyak keuntungan dengan munculnya arus wisman Vietnam. "Saat ini, kondisi ekonomi masyarakat Vietnam sedang meningkat, di mana ada banyak orang kaya baru yang hobinya 'travelling'. Bali jelas jadi tujuan mereka. Apalagi Bali bisa memanjakan wisatawan dengan alam dan budayanya. Keramahan masyarakat dan kuliner Bali juga sudah mendunia," papar Ibnu Hadi.
Sebaliknya, Indonesia juga bisa menjadikan Vietnam sebagai pasar. Bukan hanya untuk pariwisata saja. Ibnu Hadi, menjelaskan produk otomotif Indonesia, mobil SUV, juga banyak diekspor ke Vietnam, terbesar kedua setelah Thailand. “Pada 2018, ekspor mobil ke Vietnam mencapai 40 ribu unit atau sekitar 20 persen dari total ekspor mobil Indonesia yang sebesar 220 ribu unit,” jelasnya.
Khusus untuk Bali, pasar yang paling potensial adalah bidang restoran, garmen, dan beberapa produk kerajinan. Namun, Ibnu Hadi meminta agar para pelaku usaha lebih jeli untuk bisa bersaing di pasar Vietnam ini. “Harus diawali dengan misi dagang dulu. Dan harus diingat bahwa pasar Vietnam ini tentu berbeda dengan kualitas ekspor Australia dan Amerika,” imbuh Ibnu Hadi.
Ibnu pun siap memfasilitasi pelaku bisnis Bali yang ingin berbisnis di Vioetnam. “Saya sudah dihubungi oleh anggota Kadin Bali yang juga pelaku usaha restoran di Bali. Katanya dia tertarik untuk menjajaki bisnis restoran di sana. Menurut saya, ini langkah yang bagus demi membuka kerja sama ekonomi antardua negara. Karena tugas saya ini selain menjalin hubungan bilateral, juga harus menjalin hubungan kerja sama ekonomi,” ujar Dubes asal Bangka Belitung, Kepulauan Riau ini. *mao
Komentar