Porjar Dansa Perebutkan 30 Emas
Pekan Olahraga Pelajar untuk cabang olahraga dansa memperebutkan total 30 medali emas, yang dimulai di Aula Dwjendra, Denpasar, Kamis (30/5).
DENPASAR, NusaBali
Dari 30 emas itu, masing-masing 10 emas untuk tingkat SD, SMP dan SMA. Pada Porjar 2019 kali ini, dansa olahraga untuk pertama kalinya dilombakan, setelah beberapa kali eksebisi.
Koordinator Porjar Dansa Provinsi Bali, Ni Made Suparmi didampingi Wakil Ketua Koordinator Bayu Sarifudin mengatakan, Porsenijar Provinsi khusus dansa pesertanya cukup banyak. Namun pihak panitia akhirnya membatasi. Itu semua karena anggaran dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali yang masih terbatas. Jatahnya 12 atlet tiap kontingen, masing-masing 4 atlet tingkat SD, SMP dan SMA.
"Pesertanya dibatasi, karena menyesuikan dengan anggaran," terang Bayu Sarifudin. Padahal antusias peserta cukup tinggi. Karena setiap kontingen mengirimkan full team dipastikan sembilan kabupaten/kota dikalikan 12 atlet per kontingen, sehingga jumlahnya 108 peserta secara keseluruhan.
Suparmi yang juga Ketua Umum Pengprov IODI Bali itu menambahkan, mengapresiasi sekali antusiasnya peserta. Meskipun sifatnya masih dibatasi dan tidak dapat mengirimkan maksimal. Namun pemerintah dalam hal ini mengakomodir cabor dansa, sehingga pengembangannya lebih mudah. "Sasaran sekolah sudah tercapai, tinggal konsisten dan terus dikembangkan lagi," jelas Suparmi.
Sekjen PP IODI Pusat itu menegaskan, regenerasi atlet dancesport yang bersumber dari kalangan siswa sudah tidak kekurangan lagi. Artinya, pengembangan semakin mudah dan kini tinggal terfokus peningkatan kwalitas dalam menuju prestasi nasional. Sebab, Bali saat ini menjadi barometer pengembangan dansa di tingkat nasional. *dek
Koordinator Porjar Dansa Provinsi Bali, Ni Made Suparmi didampingi Wakil Ketua Koordinator Bayu Sarifudin mengatakan, Porsenijar Provinsi khusus dansa pesertanya cukup banyak. Namun pihak panitia akhirnya membatasi. Itu semua karena anggaran dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali yang masih terbatas. Jatahnya 12 atlet tiap kontingen, masing-masing 4 atlet tingkat SD, SMP dan SMA.
"Pesertanya dibatasi, karena menyesuikan dengan anggaran," terang Bayu Sarifudin. Padahal antusias peserta cukup tinggi. Karena setiap kontingen mengirimkan full team dipastikan sembilan kabupaten/kota dikalikan 12 atlet per kontingen, sehingga jumlahnya 108 peserta secara keseluruhan.
Suparmi yang juga Ketua Umum Pengprov IODI Bali itu menambahkan, mengapresiasi sekali antusiasnya peserta. Meskipun sifatnya masih dibatasi dan tidak dapat mengirimkan maksimal. Namun pemerintah dalam hal ini mengakomodir cabor dansa, sehingga pengembangannya lebih mudah. "Sasaran sekolah sudah tercapai, tinggal konsisten dan terus dikembangkan lagi," jelas Suparmi.
Sekjen PP IODI Pusat itu menegaskan, regenerasi atlet dancesport yang bersumber dari kalangan siswa sudah tidak kekurangan lagi. Artinya, pengembangan semakin mudah dan kini tinggal terfokus peningkatan kwalitas dalam menuju prestasi nasional. Sebab, Bali saat ini menjadi barometer pengembangan dansa di tingkat nasional. *dek
Komentar