Bupati dan PDAM Mulang Pakelem Kebo Matanduk Emas
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri bersama Direktur PDAM I Gusti Made Singarsi menggelar upacara mulang pakelem dengan kurban kebo (kerbau) matanduk emas di Pura Ulun Danu Batur, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Tilem Sada, Redite Pon Kulantir, Minggu (2/6).
AMLAPURA, NusaBali
Mulang pakelem dipuput Ida Pedanda Gede Pasuruan dari Geria Kawan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Direktur I Gusti Made Singarsi menjelaskan, upacara mulang pakelem kebo matanduk emas digelar serangkaian HUT ke-43 PDAM. Tujuannya mohon karahayuan agar semua mata air di Karangasem yang selama ini menjadi sumber kehidupan debit airnya kian membesar. Direktur Gusti Made Singarsi menambahkan, upacara mulang pakelem juga bertujuan memohon dan menjaga keharmonisan alam semesta dengan cara menenggelamkan satu kemasan banten dan kurban kerbau sebagai media permohonan kepada Tuhan. Harapannya, kelak seluruh sumber air berfungsi optimal menjadi sumber kehidupan.
Bupati Mas Sumatri mengatakan, upacara mulang pakelem itu merupakan salah satu upacara Bhuta Yadnya yang bertujuan menjaga keseimbangan semesta, baik Bhuana Agung maupun Bhuana Alit. Sekaligus implementasi Sad Kertih. Jika alam tidak harmonis, maka munculah unsur-unsur negatif yang lebih dominan. Atas dasar itulah alam mesti dibuat seimbang. Sehingga siklus kehidupan berjalan harmonis. Bupati Mas Sumatri juga mengingatkan agar PDAM lebih sering menggelar upacara semacam itu. Bukan saja mulang pakelem di pusat mata air, juga menggelar upacara magpag toya di sumber mata air.
Mapgpag toya juga bertujuan mohon karahayuan agar semesta jadi harmonis dan mata air sebagai sumber kehidupan debitnya terus meningkat. “Misalnya mata air yang perlu dijaga dan diupacarai melalui magpag toya, mata air Tirtagangga, mata air Embukan, mata air Yeha, mata air Telaga Tista, mata air Yehsah, mata air Tegenan dan lainnya,” jelasnya. Sehingga nantinya bisa saling berbagi antara kepentingan irigasi dan kepentingan untuk konsumsi. Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Sekda I Gede Adnya Muliadi, dan segenap jajaran staf PDAM Karangasem. *k16
Direktur I Gusti Made Singarsi menjelaskan, upacara mulang pakelem kebo matanduk emas digelar serangkaian HUT ke-43 PDAM. Tujuannya mohon karahayuan agar semua mata air di Karangasem yang selama ini menjadi sumber kehidupan debit airnya kian membesar. Direktur Gusti Made Singarsi menambahkan, upacara mulang pakelem juga bertujuan memohon dan menjaga keharmonisan alam semesta dengan cara menenggelamkan satu kemasan banten dan kurban kerbau sebagai media permohonan kepada Tuhan. Harapannya, kelak seluruh sumber air berfungsi optimal menjadi sumber kehidupan.
Bupati Mas Sumatri mengatakan, upacara mulang pakelem itu merupakan salah satu upacara Bhuta Yadnya yang bertujuan menjaga keseimbangan semesta, baik Bhuana Agung maupun Bhuana Alit. Sekaligus implementasi Sad Kertih. Jika alam tidak harmonis, maka munculah unsur-unsur negatif yang lebih dominan. Atas dasar itulah alam mesti dibuat seimbang. Sehingga siklus kehidupan berjalan harmonis. Bupati Mas Sumatri juga mengingatkan agar PDAM lebih sering menggelar upacara semacam itu. Bukan saja mulang pakelem di pusat mata air, juga menggelar upacara magpag toya di sumber mata air.
Mapgpag toya juga bertujuan mohon karahayuan agar semesta jadi harmonis dan mata air sebagai sumber kehidupan debitnya terus meningkat. “Misalnya mata air yang perlu dijaga dan diupacarai melalui magpag toya, mata air Tirtagangga, mata air Embukan, mata air Yeha, mata air Telaga Tista, mata air Yehsah, mata air Tegenan dan lainnya,” jelasnya. Sehingga nantinya bisa saling berbagi antara kepentingan irigasi dan kepentingan untuk konsumsi. Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Sekda I Gede Adnya Muliadi, dan segenap jajaran staf PDAM Karangasem. *k16
1
Komentar