Liverpudlian Merahkan Kota
Liverpool Raih Hadiah Rp 1,7 Triliun
LIVERPOOL, Nusa Bali
Liverpool mendapat sambutan luar biasa dari fansnya usai menjadi juara Liga Champions 2018/2019. Di sepanjang jalan di kota Liverpool tampak memerah oleh antusiasme Liverpudlian (julukan supporter Liverpool). Hal itu membuat pelatih Juergen Klopp tersentuh.
Dalam final Liga Champions di Wanda Metropolitano, Minggu (2/6) dinihari WITA, Liverpool memetik kemenangan 2-0 atas Tottenham Hotspur. Si Merah langsung pulang keesokan harinya, pada Senin (3/6), parade pun langsung dilakukan.
Di mulai pada Senin pukul 16.00 waktu setempat, skuat Liverpool pamer Si Kuping Besar keliling kota Merseyside. Setidaknya empat jam staf dan para pemain Liverpool berkeliling untuk menyapa penggemar.
Fanatisme fans ini membuat Klopp terkagum dan terharu secara bersamaan. Ia mengaku sangat senang bisa mewujudkan mimpi banyak orang.
"Saya tak bisa mendeskripsikan ini karena sempat sedikit menangis melihat apa yang dilakukan banyak orang sangat luar biasa. Ketika Anda melakukan kontak mata langsung dengan mereka dan melihat betapa berartinya ini, sejujurnya itu sangat menyentuh," ujar Klopp di situs resmi Liverpool.
Sukses memenangi Liga Champions, dilansir situs Totalsportek, Liverpool mengantungi uang hadiah sekitar 4 juta euro (Rp 64 miliar) sebagai pemenang Liga Champions. Mereka juga menerima 104 juta euro (Rp 1,6 triliun) dari hadiah partisipasi mereka sejak fase grup dan hak siar televeisi. Jika ditotal, pundi-pundi Liverpool bertambah 108 juta euro (Rp 1,7 triliun) dari ajang Liga Champions musim ini.
Sementara itu, beberapa kalangan menilai laga final antara Spurs kontra The Reds dinilai sebagai final paling membosankan dalam sejarah Liga Champions. Dengan kata lain, duel final kali ini antiklimaks.
Liverpool yang kerap mempertontonkan sepakbola menyerang dengan pressing tinggi, justru tampil melempem dan cenderung menunggu serangan balik.
Hal sama terjadi di Spurs yang berhasil mendominasi penguasaan bola, namun gagal membuat ancaman ke gawang Liverpool. Hal itu membuat kecewa sebagian besar penikmat sepakbola.
Legenda AC Milan Alessandro Costacurta menyebutkan, Liverpool adalah juara Liga Champions terburuk sepanjang masa. Bahkan, kata Costacurta, Liverpool tak menunjukkan identitasnya sebagai tim favorit.*
Dalam final Liga Champions di Wanda Metropolitano, Minggu (2/6) dinihari WITA, Liverpool memetik kemenangan 2-0 atas Tottenham Hotspur. Si Merah langsung pulang keesokan harinya, pada Senin (3/6), parade pun langsung dilakukan.
Di mulai pada Senin pukul 16.00 waktu setempat, skuat Liverpool pamer Si Kuping Besar keliling kota Merseyside. Setidaknya empat jam staf dan para pemain Liverpool berkeliling untuk menyapa penggemar.
Fanatisme fans ini membuat Klopp terkagum dan terharu secara bersamaan. Ia mengaku sangat senang bisa mewujudkan mimpi banyak orang.
"Saya tak bisa mendeskripsikan ini karena sempat sedikit menangis melihat apa yang dilakukan banyak orang sangat luar biasa. Ketika Anda melakukan kontak mata langsung dengan mereka dan melihat betapa berartinya ini, sejujurnya itu sangat menyentuh," ujar Klopp di situs resmi Liverpool.
Sukses memenangi Liga Champions, dilansir situs Totalsportek, Liverpool mengantungi uang hadiah sekitar 4 juta euro (Rp 64 miliar) sebagai pemenang Liga Champions. Mereka juga menerima 104 juta euro (Rp 1,6 triliun) dari hadiah partisipasi mereka sejak fase grup dan hak siar televeisi. Jika ditotal, pundi-pundi Liverpool bertambah 108 juta euro (Rp 1,7 triliun) dari ajang Liga Champions musim ini.
Sementara itu, beberapa kalangan menilai laga final antara Spurs kontra The Reds dinilai sebagai final paling membosankan dalam sejarah Liga Champions. Dengan kata lain, duel final kali ini antiklimaks.
Liverpool yang kerap mempertontonkan sepakbola menyerang dengan pressing tinggi, justru tampil melempem dan cenderung menunggu serangan balik.
Hal sama terjadi di Spurs yang berhasil mendominasi penguasaan bola, namun gagal membuat ancaman ke gawang Liverpool. Hal itu membuat kecewa sebagian besar penikmat sepakbola.
Legenda AC Milan Alessandro Costacurta menyebutkan, Liverpool adalah juara Liga Champions terburuk sepanjang masa. Bahkan, kata Costacurta, Liverpool tak menunjukkan identitasnya sebagai tim favorit.*
1
Komentar