Pariwisata Bali Merasa Diuntungkan
Pelarangan wisatawan Tiongkok ke AS, berdampak pengalihan wisatawan dari negeri Tirai Bambu itu ke destinasi lain, termasuk Bali.
Dampak Perang Dagang AS vs Tiongkok
DENPASAR, NusaBali
Perang dagang Amerika Serikat (AS) versus Tiongkok, menguntungkan industri pariwisata Bali. Paling tidak untuk sementara. Hal itu ditandai dengan melubernya kunjungan wisatawan Tiongkok yang datang ke Bali. Pelaku industri pariwisata Bali mengaku bergembira dengan kondisi tersebut, karena dirasakan langsung pelaku industri pariwisata.
“Paling tidak anggota kami dapat pekerjaan, setelah selama ini cukup lama lowong,” ujar Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) I Nyoman Nuarta.
Dihubungi Minggu (9/6), Nuarta menyebut tidak kurang dari 12 ribu wisatawan Tiongkok yang berwisata ke Bali, dalam rentang waktu liburan beberapa pekan terakhir.”Bali menjadi tujuan favorit, karena warga Tiongkok dilarang berwisata ke Amerika Serikat,” papar Nuarta.
HPI sendiri, kata Nuarta memiliki pramuwisata dengan jumlah memadai untuk menghandle, luberan wisatawan negeri Tirai Bambu itu. “Kami ada 1.300-an anggota dari divisi Mandarin ( Bahasa Mandarin),” jelasnya.
Jumlah pramuwisata Mandarin tersebut, kata Nuarta memadai untuk memandu wisatawan asal negeri Huawei ini. Nuarta berharap, lonjakan tersebut berlanjut, sehingga industri pariwisata Bali yang sempat melesu bergairah kembali. “Dari trend yang insidental, menjadi lebih permanen atau pola berlanjut,” katanya.
Karena itulah, selaku ketua asosiasi yang mewadahi dan menaungi para pemandu, dalam hal ini para pemandu berbahasa Mandarin, sudah mewanti-wanti, agar melakukan pemanduan dengan profesional. “Karena ini citra dan sebagaimana biasa merupakan promosi secara tak langsung terhadap Bali,” tegasnya.
Lanjut Nuarta, dari kondisi di lapangan setelah Tiongkok, wisman Australia, India dan Jepang menyusul ramai berlibur ke Bali. “Tentu saja wisatawan domestik, yang melonjak karena libur panjang,” lanjutnya. *k17
1
Komentar