Jonatan Juara Australia Open
Mungkin kali ini rezeki saya, yang berlalu biar berlalu, sekarang saya fokus ke depannya. Di depan ada Indonesia Open sebulan lagi.
JAKARTA, Nusa Bali
Kemenangan Jonatan Christie di Australia Open 2019 membuat dirinya semakin percaya diri menghadapi turnamen selanjutnya. Jojo, sapaan akrab Jonatan, kini mengincar gelar juara Indonesia Open pada Juli nanti.
Dalam laga final All Indonesia pada Minggu (9/6) sore, Jojo menang atas rekan satu negaranya, Anthony Sinisuka Ginting, 21-17 13-21 21-14 selama satu jam tujuh menit
Meskipun sesama pemain Indonesia, namun duel Jonatan dan Anthony berlangsung panjang hingga rubber game. Keduanya telah mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing karena sering berlatih bersama di Pelatnas Cipayung.
"Saya pribadi merasa fighting spiritnya, semangatnya, tidak mau kalah. Kedua, fokusnya, bagaimana diterapkan ke permainan," kata Jonatan, kepada Badmintonindonesia.org.
"Di game kedua, saya sempat leading tapi Anthony lebih berani membalikan keadaan, bisa naikin mood-nya, dan tetap semangat. Saya di game kedua sudah leading tapi kendor, makanya nggak mau kejadian lagi di game ketiga, jadi dari semangatnya dulu ditingkatkan lagi di awal game ketiga," kata Jonatan.
"Mungkin kali ini rezeki saya, yang berlalu biar berlalu, sekarang saya fokus ke depannya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apalagi di depan ada Indonesia Open sebulan lagi," ujar eks jebolan klub Tangkas Intiland ini.
Gelar ini yang kedua bagi Jojo, setelah New Zealand Open 2019 Super 300. Setelah kalah dari tunggal putra Taiwan Chou Tien Chen di babak perempat Piala Sudirman 2019, itu pun, Jojo mendapati performanya sedang naik di Australia.
"Saya berharap bisa lebih enjoy lagi mainnya, bisa menikmati setiap pertandingan saya. Kuncinya adalah percaya, just believe. Percaya dengan apapun yang sudah kita lakukan, percaya dengan apa yang akan kita lakukan dan percaya dengan yang sedang kita lakukan saat ini. Ini maknanya besar sekali untuk saya," ungkap Jonatan.
Sedangkan wakil Indonesia lainnya di final, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviati harus mengakui ganda campuran unggulan pertama China Wang Yilyu/Huang Dongping dan menyerah dalam dua gim 15-21 8-21 dalam waktu 35 menit.
Praveen/Melati harus mendapatkan tekanan cepat pasangan China yang langsung meraih keunggulan 4-2 di awal gim pertama. Ganda campuran Indonesia itu tampak harus bermain lebih bertahan dan mendapatkan poin lewat kesalahan pemain lawan. *ant
Dalam laga final All Indonesia pada Minggu (9/6) sore, Jojo menang atas rekan satu negaranya, Anthony Sinisuka Ginting, 21-17 13-21 21-14 selama satu jam tujuh menit
Meskipun sesama pemain Indonesia, namun duel Jonatan dan Anthony berlangsung panjang hingga rubber game. Keduanya telah mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing karena sering berlatih bersama di Pelatnas Cipayung.
"Saya pribadi merasa fighting spiritnya, semangatnya, tidak mau kalah. Kedua, fokusnya, bagaimana diterapkan ke permainan," kata Jonatan, kepada Badmintonindonesia.org.
"Di game kedua, saya sempat leading tapi Anthony lebih berani membalikan keadaan, bisa naikin mood-nya, dan tetap semangat. Saya di game kedua sudah leading tapi kendor, makanya nggak mau kejadian lagi di game ketiga, jadi dari semangatnya dulu ditingkatkan lagi di awal game ketiga," kata Jonatan.
"Mungkin kali ini rezeki saya, yang berlalu biar berlalu, sekarang saya fokus ke depannya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apalagi di depan ada Indonesia Open sebulan lagi," ujar eks jebolan klub Tangkas Intiland ini.
Gelar ini yang kedua bagi Jojo, setelah New Zealand Open 2019 Super 300. Setelah kalah dari tunggal putra Taiwan Chou Tien Chen di babak perempat Piala Sudirman 2019, itu pun, Jojo mendapati performanya sedang naik di Australia.
"Saya berharap bisa lebih enjoy lagi mainnya, bisa menikmati setiap pertandingan saya. Kuncinya adalah percaya, just believe. Percaya dengan apapun yang sudah kita lakukan, percaya dengan apa yang akan kita lakukan dan percaya dengan yang sedang kita lakukan saat ini. Ini maknanya besar sekali untuk saya," ungkap Jonatan.
Sedangkan wakil Indonesia lainnya di final, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviati harus mengakui ganda campuran unggulan pertama China Wang Yilyu/Huang Dongping dan menyerah dalam dua gim 15-21 8-21 dalam waktu 35 menit.
Praveen/Melati harus mendapatkan tekanan cepat pasangan China yang langsung meraih keunggulan 4-2 di awal gim pertama. Ganda campuran Indonesia itu tampak harus bermain lebih bertahan dan mendapatkan poin lewat kesalahan pemain lawan. *ant
Komentar