4 Warga Digigit Anjing Rabies di Banjar Tengah
Kasus anjing rabies di Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, ini menjadi kasus anjing rabies yang ketujuh hingga pertengahan Juni 2019.
NEGARA, NusaBali
Kasus anjing rabies kembali ditemukan di Kabupaten Jembrana. Teranyar, seekor anjing peliharaan milik seorang warga di Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, dipastikan positif rabies, Selasa (11/6) sore. Sebelum diketahui positif rabies, anjing berusia sekitar 6 bulan itu sempat menggigit empat orang warga sekitar.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta, mengatakan empat korban yang tiga orang di antaranya dari Kelurahan Banjar Tengah dan satu orang dari Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, itu sama-sama digigit pada Minggu (9/6). Keempat korban yang sudah langsung melapor ke puskesmas, sama-sama mengaku digigit tanpa memprovokasi anjing tersebut.
Setelah menggigit warga, sambung Suasta, malamnya anjing yang diketahui belum divaksin anti rabies, itu diketahui mati. Karena sudah curiga anjing bersangkutan positif rabies, para korban langsung diberikan vaksin anti rabies (VAR). Juga dilakukan koordinasi dengan pihak Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet), yang kemudian mengambil sampel anjing dimaksud.
Sesuai hasil uji lab dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar yang keluar Selasa sore kemarin, ternyata memang benar anjing tersebut positif rabies. “Hasilnya positif rabies. Sementara dari petugas kami juga sudah turun menyisir apakah ada korban lain. Tetapi tidak ada korban lain. Jadi untuk para korban, semuanya sudah kami tangani,” ujar Suasta.
Sementara Kabid Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan dari penelusuran sementara jajarannya, anjing yang telah dipastikan positif rabies itu merupakan anjing peliharaan warga. Pemilik anjing tersebut memiliki dua ekor anjing. Saat kegiatan vaksinasi rabies massal di Kelurahan Banjar Tengah beberapa waktu lalu, salah satu anjingnya yang ternyata positif rabies itu tidak mendapat vaksin lantaran kabur dari rumah.
“Pemilik punya dua anjing. Yang satunya sudah divaksin. Yang rabies itu belum divaksin, karena waktu petugas datang ke rumahnya, anjingnya yang satu itu kabur. Untuk anjing yang satunya lagi, kami sudah minta pemilik untuk mengikatnya agar lebih mudah terpantau. Tidak sampai kami eliminasi untuk memastikan rabies atau tidaknya. Tetapi tetap kami minta agar diawasi,” tandas Widarsa.
Berkenaan temuan anjing rabies tersebut, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Banjar Tengah, untuk melakukan jadwal vaksinasi emergency dan eliminasi selektif. “Besok (hari ini) rencana kami koordinasi ke kelurahan untuk menentukan jadwal respons anjing rabies itu. Nanti juga akan kami sisir kembali apa ada anjing-anjing yang belum divaksin, dan mengambil sampel beberapa anjing liar ataupun anjing-anjing belum divaksin yang kemungkinan sempat kontak dengan anjing yang rabies itu,” ucapnya.
Sesuai catatannya, kasus anjing rabies di Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Selasa kemarin itu juga menjadi kasus anjing rabies yang ketujuh pada 2019 ini. Sebelumnya pada Januari, Februari, dan April, masing-masing ditemukan satu kasus anjing rabies di Banjar/Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Banjar Warnasari Kelod, Desa Warnasari, Kecamatan Melaya, dan Banjar/Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo. Kemudian pada Mei, ditemukan tiga kasus anjing rabies, yakni di Banjar Tegal Badeng, Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, dan Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya. *ode
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta, mengatakan empat korban yang tiga orang di antaranya dari Kelurahan Banjar Tengah dan satu orang dari Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, itu sama-sama digigit pada Minggu (9/6). Keempat korban yang sudah langsung melapor ke puskesmas, sama-sama mengaku digigit tanpa memprovokasi anjing tersebut.
Setelah menggigit warga, sambung Suasta, malamnya anjing yang diketahui belum divaksin anti rabies, itu diketahui mati. Karena sudah curiga anjing bersangkutan positif rabies, para korban langsung diberikan vaksin anti rabies (VAR). Juga dilakukan koordinasi dengan pihak Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet), yang kemudian mengambil sampel anjing dimaksud.
Sesuai hasil uji lab dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar yang keluar Selasa sore kemarin, ternyata memang benar anjing tersebut positif rabies. “Hasilnya positif rabies. Sementara dari petugas kami juga sudah turun menyisir apakah ada korban lain. Tetapi tidak ada korban lain. Jadi untuk para korban, semuanya sudah kami tangani,” ujar Suasta.
Sementara Kabid Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan dari penelusuran sementara jajarannya, anjing yang telah dipastikan positif rabies itu merupakan anjing peliharaan warga. Pemilik anjing tersebut memiliki dua ekor anjing. Saat kegiatan vaksinasi rabies massal di Kelurahan Banjar Tengah beberapa waktu lalu, salah satu anjingnya yang ternyata positif rabies itu tidak mendapat vaksin lantaran kabur dari rumah.
“Pemilik punya dua anjing. Yang satunya sudah divaksin. Yang rabies itu belum divaksin, karena waktu petugas datang ke rumahnya, anjingnya yang satu itu kabur. Untuk anjing yang satunya lagi, kami sudah minta pemilik untuk mengikatnya agar lebih mudah terpantau. Tidak sampai kami eliminasi untuk memastikan rabies atau tidaknya. Tetapi tetap kami minta agar diawasi,” tandas Widarsa.
Berkenaan temuan anjing rabies tersebut, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Banjar Tengah, untuk melakukan jadwal vaksinasi emergency dan eliminasi selektif. “Besok (hari ini) rencana kami koordinasi ke kelurahan untuk menentukan jadwal respons anjing rabies itu. Nanti juga akan kami sisir kembali apa ada anjing-anjing yang belum divaksin, dan mengambil sampel beberapa anjing liar ataupun anjing-anjing belum divaksin yang kemungkinan sempat kontak dengan anjing yang rabies itu,” ucapnya.
Sesuai catatannya, kasus anjing rabies di Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Selasa kemarin itu juga menjadi kasus anjing rabies yang ketujuh pada 2019 ini. Sebelumnya pada Januari, Februari, dan April, masing-masing ditemukan satu kasus anjing rabies di Banjar/Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Banjar Warnasari Kelod, Desa Warnasari, Kecamatan Melaya, dan Banjar/Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo. Kemudian pada Mei, ditemukan tiga kasus anjing rabies, yakni di Banjar Tegal Badeng, Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Banjar Anyar, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, dan Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya. *ode
Komentar