Krama Tewas Terseret Ombak Saat Nganyut Di Pantai Buitan
Peristiwa maut terjadi saat upacara nganyut sisa pembakaran jenazah di Pantai Buitan, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem, Rabu (12/6) siang.
AMLAPURA, NusaBali
Empat krama Banjar Kawan, Desa Manggis terseret ombak saat ngayut, salah satunya meninggal dunia. Korban tewas dalam musibah terseret ombak saat ritual nganyut di Pantai Buitan, Desa Manggis, Rabu siang pukul 12.30 Wita, adalah I Dewa Nyoman Sutama, 45. Sebetulnya, korban Dewa Nyoman Sutama masih dalam kondisi bernapas saat berhasil dievakuasi. Namun, nyawanya tak tertolong dan keburu meninggal saat dilarikan ke Klinik Penta Medica di Manggis pukul 13.00 Wita.
Bendesa Adat Manggis, I Wayan Reni, menceritakan sebelum mjusi bah maut terjadi, awalnya dilaksanakan upacara pembakaran jenazah di Setra Desa Adat Manggis. Krama yang diupacarai ritial makingsan ring gni kemarin adalah salah satu keluarga korban Dewa Nyoman Sutana.
Setelah ritual pembakaran jenazah selesai, dilanjutkan dengan upacara nganyut yakni membuang abu dan tulang-tulang ke Pantai Buitan, yang berjarak sekitar 1,5 kilometer arah selatan dari Setra Desa Adat Manggis. Setibanya di Pantai Buitan, korban Dewa Sutama bersama tiga kerabatnya hendak ngerarung (menenggelamikan) sasajen dan abu ke laut.
“Mereka berempat bergerak agak ke dalam hingga kakinya terendam air laut. Usai menggelar prosesi ngerarung abu jenazah, mereka balik ke daratan hingga posisinya membelakangi laut. Tanpa diduga, muncul ombak besar setinggi 4 meter menghantam dan mengguling mereka, hingga terseret arus ke tengah laut,” ungkap Wayan Reni keoada NusaBali, Rabu kemarin.
Beruntung, keempat korban yang terseret ombak ini berhasil diselamatkan krama yang ikut upacara nganyut. Tiga orang di antaranya dievakuasi dalam kondisi selamat. Namun, nyawa korban Dewa Sutama tak bisa diselamatkan.
Menurut Wayan Reni, korban Dewa Sutama berhasil dievakuasi dari laut dalam kondisi kritis, tidak sadarkan diri, dan banyak kemasukan air. Korban langsung dilarikan ke Klinik Penta Medica di Banjar Belong, Desa Manggis. Sempat ditangani oleh dr I Gede Yodi Pradnyana, namun korban Dewa Sutama dinyatakan meninggal sekitar pukul 13.00 Wita atau berselang 30 menit setelah digulung ombak.
Hingga kemarin sore, pihak keluarga korban belum ada yang memberikan keterangan pers terkait tewasnya Dewa Sutama, yang dihantam ombak saat upacara nganyut. Jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Kawan, Desa Adat Manggis. Rencananya, jenazah korban akan dikuburkan di Setra Desa Adat Manggis pada Wraspati Wage Tolu, Kamis (13/6) sore ini.
Sementara itu, Kapolsek Manggis Kompol I Nengah Subangsawan mengaku tidak tahu persis kejadian maut yang menimpa korban Dewa Sutama saat upacara nganyut di Pantai Buitan. "Tidak ada penyelidikan, karena pihak keluarga korban tidak melaporkan kasus ini ke polisi," ungkap Kompol Subangsawan saat dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin.
Menurut Kompol Subangsawan, pihaknya hanya mendapatkan informasi sepintas dari anggotanya bahwa saat upacara nganyut di Pantai Buitan, ada empat krama yang dihantam ombak setinggi 4 meter. Salah satu dari empat orang itu akhirnya meninggal dunia setelah diantar ke Klinik Penta Medica. *k16
Bendesa Adat Manggis, I Wayan Reni, menceritakan sebelum mjusi bah maut terjadi, awalnya dilaksanakan upacara pembakaran jenazah di Setra Desa Adat Manggis. Krama yang diupacarai ritial makingsan ring gni kemarin adalah salah satu keluarga korban Dewa Nyoman Sutana.
Setelah ritual pembakaran jenazah selesai, dilanjutkan dengan upacara nganyut yakni membuang abu dan tulang-tulang ke Pantai Buitan, yang berjarak sekitar 1,5 kilometer arah selatan dari Setra Desa Adat Manggis. Setibanya di Pantai Buitan, korban Dewa Sutama bersama tiga kerabatnya hendak ngerarung (menenggelamikan) sasajen dan abu ke laut.
“Mereka berempat bergerak agak ke dalam hingga kakinya terendam air laut. Usai menggelar prosesi ngerarung abu jenazah, mereka balik ke daratan hingga posisinya membelakangi laut. Tanpa diduga, muncul ombak besar setinggi 4 meter menghantam dan mengguling mereka, hingga terseret arus ke tengah laut,” ungkap Wayan Reni keoada NusaBali, Rabu kemarin.
Beruntung, keempat korban yang terseret ombak ini berhasil diselamatkan krama yang ikut upacara nganyut. Tiga orang di antaranya dievakuasi dalam kondisi selamat. Namun, nyawa korban Dewa Sutama tak bisa diselamatkan.
Menurut Wayan Reni, korban Dewa Sutama berhasil dievakuasi dari laut dalam kondisi kritis, tidak sadarkan diri, dan banyak kemasukan air. Korban langsung dilarikan ke Klinik Penta Medica di Banjar Belong, Desa Manggis. Sempat ditangani oleh dr I Gede Yodi Pradnyana, namun korban Dewa Sutama dinyatakan meninggal sekitar pukul 13.00 Wita atau berselang 30 menit setelah digulung ombak.
Hingga kemarin sore, pihak keluarga korban belum ada yang memberikan keterangan pers terkait tewasnya Dewa Sutama, yang dihantam ombak saat upacara nganyut. Jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Kawan, Desa Adat Manggis. Rencananya, jenazah korban akan dikuburkan di Setra Desa Adat Manggis pada Wraspati Wage Tolu, Kamis (13/6) sore ini.
Sementara itu, Kapolsek Manggis Kompol I Nengah Subangsawan mengaku tidak tahu persis kejadian maut yang menimpa korban Dewa Sutama saat upacara nganyut di Pantai Buitan. "Tidak ada penyelidikan, karena pihak keluarga korban tidak melaporkan kasus ini ke polisi," ungkap Kompol Subangsawan saat dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin.
Menurut Kompol Subangsawan, pihaknya hanya mendapatkan informasi sepintas dari anggotanya bahwa saat upacara nganyut di Pantai Buitan, ada empat krama yang dihantam ombak setinggi 4 meter. Salah satu dari empat orang itu akhirnya meninggal dunia setelah diantar ke Klinik Penta Medica. *k16
1
Komentar