Soal Tiket Cabup, Kembang Berserah ke Partai
Nantinya, ketika partai tidak merekomendasi dirinya sebagai Cabup 2020, Kembang mengaku siap menerima keputusan partai.
NEGARA, NusaBali
Ketua DPC PDIP Jembrana, I Made Kembang Hartawan, yang digadang-gadang akan diusung PDIP sebagai Calon Bupati (Cabup) Cabup Jembrana di Pilkada 2020, diprediksi akan bersaing dengan sejumlah kader PDIP untuk memperebutkan tiket Cabup dari PDIP nanti. Dalam menghadapi kemungkinan persaingan di internal nanti, Kembang mengaku tetap berserah ke induk partai, dan menerima siapapun yang akan direkomendasi.
Menurut Kembang, tiap kader memiliki peluang sama untuk mendapat rekomendasi Cabup Jembrana 2020 yang akan diputuskan DPP. Dalam persaingan nanti, juga ada proses dan memastikan dirinya akan mengikuti proses dengan baik. “Semua kader punya peluang sama. Mari ikut proses. Saya pun akan ikuti proses dengan tertib dan disiplin. Tidak ada istilah berebut,” kata Kembang yang juga Wakil Bupati Jembrana dua periode ini.
Mantan Ketua DPRD Jembrana termuda ini mengatakan, PDIP juga pasti memiliki penilaian terhadap semua kadernya. Baik dari kinerja, track record, kekaderan, kesejahteraan partai, dan prestasi selama di partai. Baginya, tidak ada istilah berebut rekomendasi. Tetapi rekomendasi itu adalah mandat yang wajib dijalankan. “Partai sudah punya penilaian. Tidak ada istilah berebut. Semua penugasan,” ujarnya.
Nantinya, ketika partai tidak merekomendasi dirinya sebagai Cabup 2020, dia mengaku siap menerima keputusan partai. “Apapun keputusan nanti akan saya terima. Itu sudah menjadi tugas sebagai petugas partai. Bagi saya tetap sabar. Kalau saya tidak ditugaskan, siap. Ditugaskan juga siap,” kata politisi PDIP asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan ini.
Seperti saat Pilkada 2015, ketika dirinya mendaftar sebagai Cabup, tetapi partai menugaskan dirinya menjadi Cawabup. Saat itu, dia menerima keputusan partai, dan tetap loyal terhadap partai. “Politisi harus punya kesabaran dan perlu proses panjang. Sembari terus menata diri lebih baik dan menambah wawasan. Bagi saya, sekarang ini saya fokus terus berbuat untuk rakyat dan membesarkan partai,” ungkapnya.
Meski belum ada kepastian siapa yang akan direkomendasi nanti, Kembang selaku komandan tempur PDIP di Jembrana, mengaku sudah sangat siap menghadapi Pilkada Jembrana 2020 nanti. Sebagai satu-satunya parpol yang dapat mengusung paket Cabup-Cawabup secara mandiri, dia mengaku, tetap membuka gerbang bagi partai-partai yang mau bergabung dengan persamaan prinsip. “Malah ada partai yang sudah merapat mau gabung dukung calon PDIP,” ungkap Kembang yang merahasiakan partai dimaksud.
Namun ketika disinggung ada rencana melawan kotak kosong? Kembang mengaku tidak ada memiliki rencana melakukan pengkondisian seperti itu. Komunikasi politik tetap dilakukan secara alamiah, dan PDIP tetap siap tempur. “Bagi saya, biar semua alami. Alamiah dalam artian tidak mengkondisikan,” ucapnya. Untuk diketahui, ada sejumlah kader elite PDIP Jembrana yang juga masuk bursa perebutan tiket Cabup dari PDIP.
Diantaranya, I Ketut Sugiasa dan Ida Bagus Susrama yang sama-sama dari wilayah Kecamatan Jembrana. Saat ini, Sugiasa menjabat sebagai Ketua DPRD Jembrana yang lolos sebagai anggota DPRD Bali Dapil Jembrana 2019-2024. Sedangkan IB Susrama, saat ini menjabat Ketua Komisi C DPRD Jembrana, dan kembali lolos ke DPRD Jembrana 2019-2024.
Sebelumnya diberitakan sang juara bertahan PDIP hampir pasti akan mengusung Made Kembang Hartawan sebagai Calon Bupati (Cabup) Jembrana ke Pilkada 2020 nanti. Made Kembang Hartawan yang kini masih menjabat Wakil Bupati Jembrana 2016-2021, digadang-gadang akan ber-tandem dengan I Ketut Sugiyasa, Ketua DPRD Jembrana 2014-2019.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, hanya PDIP yang berhak mengusung paket Cabup-Cawabup secara mandiri di Pilkada Jembrana 2020. Pasalnya, PDIP mendominasi 18 kursi dari total 35 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau kuasai 51,43 persen suara parlemen. Ini jauh melebihi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen untuk bisa usung paket calon.
Sedangkan 6 parpol parlemen lainnya hasil Pileg 2019, tidak cukup kursi untuk mengusung paket calon secara mandiri. Golkar di posisi kedua hanya punya 6 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 (17,14 persen), Gerindra hanya mengantongi 4 kursi (11,43 persen), Demokrat dengan 3 kursi (8,57 persen), PKB (2 kursi/5,71 persen), Hanura dan PPP (masing-masing 1 kursi /2,86 persen). *ode
Menurut Kembang, tiap kader memiliki peluang sama untuk mendapat rekomendasi Cabup Jembrana 2020 yang akan diputuskan DPP. Dalam persaingan nanti, juga ada proses dan memastikan dirinya akan mengikuti proses dengan baik. “Semua kader punya peluang sama. Mari ikut proses. Saya pun akan ikuti proses dengan tertib dan disiplin. Tidak ada istilah berebut,” kata Kembang yang juga Wakil Bupati Jembrana dua periode ini.
Mantan Ketua DPRD Jembrana termuda ini mengatakan, PDIP juga pasti memiliki penilaian terhadap semua kadernya. Baik dari kinerja, track record, kekaderan, kesejahteraan partai, dan prestasi selama di partai. Baginya, tidak ada istilah berebut rekomendasi. Tetapi rekomendasi itu adalah mandat yang wajib dijalankan. “Partai sudah punya penilaian. Tidak ada istilah berebut. Semua penugasan,” ujarnya.
Nantinya, ketika partai tidak merekomendasi dirinya sebagai Cabup 2020, dia mengaku siap menerima keputusan partai. “Apapun keputusan nanti akan saya terima. Itu sudah menjadi tugas sebagai petugas partai. Bagi saya tetap sabar. Kalau saya tidak ditugaskan, siap. Ditugaskan juga siap,” kata politisi PDIP asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan ini.
Seperti saat Pilkada 2015, ketika dirinya mendaftar sebagai Cabup, tetapi partai menugaskan dirinya menjadi Cawabup. Saat itu, dia menerima keputusan partai, dan tetap loyal terhadap partai. “Politisi harus punya kesabaran dan perlu proses panjang. Sembari terus menata diri lebih baik dan menambah wawasan. Bagi saya, sekarang ini saya fokus terus berbuat untuk rakyat dan membesarkan partai,” ungkapnya.
Meski belum ada kepastian siapa yang akan direkomendasi nanti, Kembang selaku komandan tempur PDIP di Jembrana, mengaku sudah sangat siap menghadapi Pilkada Jembrana 2020 nanti. Sebagai satu-satunya parpol yang dapat mengusung paket Cabup-Cawabup secara mandiri, dia mengaku, tetap membuka gerbang bagi partai-partai yang mau bergabung dengan persamaan prinsip. “Malah ada partai yang sudah merapat mau gabung dukung calon PDIP,” ungkap Kembang yang merahasiakan partai dimaksud.
Namun ketika disinggung ada rencana melawan kotak kosong? Kembang mengaku tidak ada memiliki rencana melakukan pengkondisian seperti itu. Komunikasi politik tetap dilakukan secara alamiah, dan PDIP tetap siap tempur. “Bagi saya, biar semua alami. Alamiah dalam artian tidak mengkondisikan,” ucapnya. Untuk diketahui, ada sejumlah kader elite PDIP Jembrana yang juga masuk bursa perebutan tiket Cabup dari PDIP.
Diantaranya, I Ketut Sugiasa dan Ida Bagus Susrama yang sama-sama dari wilayah Kecamatan Jembrana. Saat ini, Sugiasa menjabat sebagai Ketua DPRD Jembrana yang lolos sebagai anggota DPRD Bali Dapil Jembrana 2019-2024. Sedangkan IB Susrama, saat ini menjabat Ketua Komisi C DPRD Jembrana, dan kembali lolos ke DPRD Jembrana 2019-2024.
Sebelumnya diberitakan sang juara bertahan PDIP hampir pasti akan mengusung Made Kembang Hartawan sebagai Calon Bupati (Cabup) Jembrana ke Pilkada 2020 nanti. Made Kembang Hartawan yang kini masih menjabat Wakil Bupati Jembrana 2016-2021, digadang-gadang akan ber-tandem dengan I Ketut Sugiyasa, Ketua DPRD Jembrana 2014-2019.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, hanya PDIP yang berhak mengusung paket Cabup-Cawabup secara mandiri di Pilkada Jembrana 2020. Pasalnya, PDIP mendominasi 18 kursi dari total 35 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau kuasai 51,43 persen suara parlemen. Ini jauh melebihi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen untuk bisa usung paket calon.
Sedangkan 6 parpol parlemen lainnya hasil Pileg 2019, tidak cukup kursi untuk mengusung paket calon secara mandiri. Golkar di posisi kedua hanya punya 6 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 (17,14 persen), Gerindra hanya mengantongi 4 kursi (11,43 persen), Demokrat dengan 3 kursi (8,57 persen), PKB (2 kursi/5,71 persen), Hanura dan PPP (masing-masing 1 kursi /2,86 persen). *ode
Komentar