Penarinya Siswa Tuna Rungu Wicara, Pentas Dipandu Guru dari Luar Panggung
Bahkan dalam waktu dekat ini para penari dari SLBN 1 Karangasem akan mengisi acara HUT ke-379 Kota Amlapura di Lapangan Taman Budaya Arda Chandra Amlapura.
Uniknya Acara Pentas Seni Saat Pelepasan Siswa SLB Negeri 1 Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Acara pelepasan 5 siswa SMA Luar Biasa SLB Negeri 1 Karangasem di Lingkungan Telaga Mas, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kamis (13/6), berlangsung meriah. Tepuk tangan penonton yang terdiri atas para siswa, guru, orangtua dan wali siswa, serta perwakilan dari Disdik dan Pemkab Karangasem pun menggema usai para siswa mementaskan persembahan seninya. Dari sejumlah sajian pementasan, aksi dua siswa SDLB, yakni Ni Wayan Putu Epiani kelas V dan Ni Komang Dewi Candra kelas VI, keduanya dari kelompok B (tuna rungu wicara) yang paling menarik perhatian pada acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 Wita hingga 11.00 Wita ini.
Dalam acara ini, keduanya menampilkan tarian merak angelo, sebuah tarian yang menggambarkan burung merak jantan yang dengan bangganya memamerkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni seraya meliuk-liukan badannya dengan maksud menarik perhatian burung merak betina.
Walau keduanya merupakan siswa penyandang tuna rungu wicara yang juga mengalami gangguan pendengaran, namun tak menghalangi semangat mereka menari. Keduanya pun sukses membawakan tarian merak angelo tersebut. Aplaus dari penonton juga menambah semangat kedua siswi ini menyelesaikan aksi pementasannya dengan baik.
Bagaimana cara menyelaraskan suara gamelan dengan tariannya padahal keduanya tidak mendengar? Ternyata mereka dipandu oleh guru pengajar. Sang guru ikut menari dari areal penonton dan ditirukan oleh kedua penari, Putu Epiani dan Komang Dewi Candra di atas panggung. Sehingga tariannya tetap seirama dengan gamelan yang distel. Keduanya pun tersenyum puas saat pementasan berakhir.
Selain tari merak angelo yang dibawakan kedua siswi SDLB ini, juga pentas tari kembang janger, puspanjali, modern dance, dan pantomine dari para siswa SDLB. Sejumlah penari dipandu terlihat dipansu guru pengajarnya menggunakan bahasa isyarat saat pentas.
Guru seni tari SLBN 1 Karangasem, Ni Kadek Leti, mengatakan agar siswa yang mengalami cacat pendengaran bisa tampil menari sesuai gamelan yang distel, mesti guru pengajarnya ikut menari berhadapan-hadapan. Siswa tampil di atas panggung dan guru tarinya berdiri dari deretan penonton menghadap ke panggung. Sehingga antara penari dengan guru pengajar berhadap-hadapan, dan guru tari ikut menari, selanjutnya diikuti siswi penari. Dengan cara ini tarian yang dibawakan bisa sesuai dengan gamelan yang distel.
"Kan mereka tidak bisa dengar gamelan, makanya kami memberikan isyarat dan ikut menari, agar sesuai dengan gamelan," katanya. Kadek Leti menambahkan sebelum pentas para siswa ini lakukan latihan intensif selama satu minggu. Dengan latihan itu mereka telah berani pentas. Bahkan dalam waktu dekat ini para penari dari SLBN 1 Karangasem akan mengisi acara HUT ke-379 Kota Amlapura di Lapangan Taman Budaya Arda Chandra Amlapura.
Sebelumnya para siswa SLBN 1 Karangasem ini juga biasa tampil di acara-acara sekolah maupun mengisi acara HUT Kota Amlapura. “Mereka bisa tampil percaya diri walau memiliki kekurangan secara fisik,” imbuh Kadek Leti.
Rata-rata siswi di SLBN 1 Karangasem pintar menari, karena ada ekstrakurikuler menari tiap Jumat, pembinanya Ni Kadek Leti, I Gusti Ayu Erawati dan I Gusti Ayu Ratnawati. Selama latihan juga lebih banyak memberikan arahan menggunakan bahasa isyarat, agar gerak tari seirama dengan suara gamelan, Sebab, banyak siswa yang tidak mendengar suara gamelan.
Sedangkan Guru Seni Musik SLBN 1 Karangasem, Dina Isnadatul, mengatakan untuk seni music siswanya dilatih satu minggu untuk bermain drum dan sudah berani tampil. Siswa bersangkutan memiliki bakat bermain musik, hanya dilatih seminggu telah mampu memainkan drum, kami melatih gunakan bahasa isyarat. "Kami lebih mudah melatih anak-anak kelompok C (tuna grahita), yang mengalami gangguan komunikasi. Mereka bisa mendengar secara normal, hanya saja, terkendala berkomunikasi, tetap kami gunakan bahasa isyarat," kata Dian Isnadatul.
Kasek SLBN 1 Karangasem, Modi Dwikora Hesti, mengatakan di sekolah yang dipimpinnya memang diaktifkan ekstrakurikuler tari untuk para siswanya. Tak hanya belajar dan berlatih, mereka juga diberi ruang pementasan seperti saat acara pelepasan siswa SMALB, kemarin yang terdiri atas sebanyak 5 siswa (4 siswa tuna rungu wicara dan 1 siswa tuna grahita). Saat itulah para penari ditampilkan. "Walau memiliki keterbatasan, siswa tetap bersemangat menari," katanya.
Mengapa siswa SMA LB saja yang dilepas, menurut Modi, sebab siswa SDLB yang tamat otomatis melanjutkan di SMPLB, begitu juga siswa SMPLB yang tamat otomatis melanjutkan di SMALB yang berada di bawah naungan SLB Negeri 1 Karangasem. Saat ini tercatat SLBN 1 Karangasem memiliki 134 siswa, terdiri atas 89 siswa SDLB, 24 siswa SMPLB, dan 21 siswa SMALB.
Acara pelepasan siswa kemarin dihadiri Staf Ahli Bupati Karangasem, I Wayan Sutapa, Camat Karangasem Cok Alit Surya Prabawa, dan segenap orangtua siswa. "Acara kali ini lebih ramai dari biasanya karena mengundang orangtua siswa," jelas Modi Dwikora Hesti didampingi Wakasek Kurikulum SLBN 1 Sang Kompyang Arda. Menurutnyasetelah acara pelepasan dilanjutkan acara kenaikan kelas, Sabtu (15/6). "Semua siswa naik kelas, termasuk siswa SD. Sebelumnya beberapa siswa SD tidak naik kelas, karena mereka mengikuti pertemuan kurang dari 60 persen," jelas Sang Kompyang Arda. *k16
1
Komentar