Lima Bade Iringi Ngaben Massal di Desa Pecatu
Sebanyak lima bade mengiringi proses pengabenan massal di Setra Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung pada Wraspati Wage Tolu, Kamis (13/6) siang.
MANGUPURA, NusaBali
Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, menerangkan kegiatan ini dimulai sejak pagi hari dengan prosesi ngaben ngelangkir dan ngelungah. Kemudian dilanjutkan untuk ngaben yang dewasa. Pada prosesi tersebut, ribuan krama mengikuti iring-iringan pengabenan menuju setra hingga seluruh rangkaian kegiatan itu selesai. Sebanyak lima bade mengiringi proses ngaben menuju setra. “Kegiatan ini berjalan sesuai dengan rencana. Kami bersyukur atas kelancaran upacara,” katanya di sela-sela ngaben massal.
Menurut Sumerta, selama prosesi pengabenan memang sempat ada pengalihan arus lalu lintas di seputaran Jalan Raya Uluwatu. Untuk itu, pihaknya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas dan pengendara. “Pada intinya prosesi pengabenan sudah berjalan dengan lancar, kami menyampaikan permohonan maaf dengan adanya pengalihan arus lalu lintas selama pengabenan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Panitia I Wayan Teja menuturkan pada puncak pengabenan, dilaksanakan upacara nganyut. Prosesi ini diawali dengan iring-iringan pralingga menuju setra. Puncak pengabenan ini dipuput oleh tiga sulinggih. “Seluruh krama hadir saat puncak ini. Jadi kami bersyukur atas semua yang terlibat ngaben massal ini,” ucapnya
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa yang hadir pada ngaben massal tersebut menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini memang didasari oleh perarem Desa Adat Pecatu. Ke depan pihaknya berharap kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan kembali secara periodik.
“Pelaksanaan upacara ini merupakan upaya yang patut didorong dan diperkuat supaya masyarakat desa adat tidak hanya di Pecatu, bisa melaksanan kegiatan seperti ini,” harap Wabup Suiasa.
Kali ini, ada sebanyak 290 peserta yang ikut prosesi Pitra Yadnya. Sedangkan nyekah atau atma wedana diikuti sebanyak 297, mapetik atau ngangkit diikuti 363, dan matatah diikuti sebanyak 105 krama. *dar
Menurut Sumerta, selama prosesi pengabenan memang sempat ada pengalihan arus lalu lintas di seputaran Jalan Raya Uluwatu. Untuk itu, pihaknya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas dan pengendara. “Pada intinya prosesi pengabenan sudah berjalan dengan lancar, kami menyampaikan permohonan maaf dengan adanya pengalihan arus lalu lintas selama pengabenan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Panitia I Wayan Teja menuturkan pada puncak pengabenan, dilaksanakan upacara nganyut. Prosesi ini diawali dengan iring-iringan pralingga menuju setra. Puncak pengabenan ini dipuput oleh tiga sulinggih. “Seluruh krama hadir saat puncak ini. Jadi kami bersyukur atas semua yang terlibat ngaben massal ini,” ucapnya
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa yang hadir pada ngaben massal tersebut menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini memang didasari oleh perarem Desa Adat Pecatu. Ke depan pihaknya berharap kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan kembali secara periodik.
“Pelaksanaan upacara ini merupakan upaya yang patut didorong dan diperkuat supaya masyarakat desa adat tidak hanya di Pecatu, bisa melaksanan kegiatan seperti ini,” harap Wabup Suiasa.
Kali ini, ada sebanyak 290 peserta yang ikut prosesi Pitra Yadnya. Sedangkan nyekah atau atma wedana diikuti sebanyak 297, mapetik atau ngangkit diikuti 363, dan matatah diikuti sebanyak 105 krama. *dar
Komentar