Golkar Dorong Suwandhi Maju ke Pilkada Denpasar
Bantah Isu Merapat ke Barisan PDIP
DENPASAR, NusaBali
Golkar bantah isu merapat ke PDIP dalam mengusung paangan Calon Walikota (Cawali)-Calon Wakil Walikota (Cawawali) di Pilkada Denpasar 2020. Golkar sebagai parpol papan atas isyaratkan akan usung kader sendiri sebagai Calon Walikota Denpasar ke Pilkada 2020. Golkar wacanakan dorong trio I Ketut Suwandhi, I Wayan Mariyana Wandira, dan I Putu Oka Mahendra sebagai kandidat Cawali Denpasar.
DPD II Golkar Denpasar sudah menggelar rapat, Rabu (12/6) malam, untuk membahas persiapan Pilkada Denpasar 2020. Dari rapat malam itu yang dimulai pukul 19.00 Wita, sejumlah kader senior mendorong Golkar supaya mengusung kader sendiri ke Pilkada Denpasar 2020.
Hal ini juga diakui Wakil Ketua Bappilu DPD II Golkar Denpasar, AA Ayu Rai Sunasri, kepada NusaBali di Denpasar, Jumat (14/6) siang. Menurut Rai Sunasri, dalam rapat konsolidasi di Kantor Sekretariat DPD II Gokkar Denpasar malam itu, ada banyak agenda yang dibahas, selain masalah Pilkada 2020. Termasuk juga soal evaluasi hasil Pileg 2019.
“Untuk Pilkada Denpasar 2020, Golkar sudah pasti akan berkoalisi dengan partai lain, karena hanya memiliki 8 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar hasil Pileg 2019. Golkar masih kekurangan 1 kursi lagi untuk memenuhi syarat minimal 20 persen suara parlemen untuk usung paket calon,” tandas Rai Sunasri.
Menurut Rai Sunasri, Golkar belum ada putuskan merapat ke PDIP yang hampir pasti akan mengusung I Gusti Ngurah Jaya Negara (Wakil Walikota Denpasar saat ini) sebagai Cawali ke Pilkada Denpasar 2020. Arahnya, Golkar ingin usung Cawali dari kader sendiri ke Pilkada Denpasar 2020.
“Bagi saya, Golkar memang harus usung kader sendiri untuk diusung ke Pilkada Denpasar 2020. Untuk itu, Golkar harus berkoalisi dengan partai lain dalam mengusung calon,” ujar Srikandi Golkar asal Puri Gerenceng yang sempat diusung partainya sebagai Calon Wakil Walikota mendampingi Made Arjaya dalam Pilkada Denpasar 2015 ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, ada 7 parpol yang lolos ke DPRD Denpasar 2019-2024. Dari jumlah itu, hanya sng juara bertahan PDIP yang dipastikan bisa mengusung paket calon secara mandiri---tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain---ke Pilkada Denpasar 2020, karena berhasil mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi legislatif atau kuasai 48,89 persen suara parlemen.
Sedangkan Golkar di posisi kedua dengan 8 kursi DPRD Denpasar atau kuasai 17,78 persen suara parlemen. Sementara Demokrat berada di peringkat ketiga dengan 4 kursi DPRD Denpasar (atau 8,89 persen suara parlemen), disusul Gerindra (punya 4 kursi DPRD Denpasar/8,89 persen suara parlemen), NasDem (punya 3 kursi DPRD Denpasar/6,67 persen suara parlemen), Hanura (punya 2 kursi DPRD Denpasar/4,44 persen suara parlemen), dan PSI (punya 2 kursi DPRD Denpasar/4,44 persen suara parlemen). Jadi, Golkar harus berhasil menggaet salah satu parpol non PDIP sebagai mitra koalisi, untuk mengusung paket calon ke Pilkada Denpasar 2020.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPD II Golkar Denpasar, AA Gede Aryawan, mengatakan Golkar partainya wajib bertarung usung calon di Pilkada Denpasar 2020. Alasannya, Golkar dalam sejarahnya tidak pernah berkoalisi dengan PDIP dalam urusan Pilkada di Provinsi Bali, kecuali saat Pilkada Badung 2015.
Selain itu, kata Aryawan, Golkar harus usung kader sendiri dan berhadapan dengan PDIP di Pilkada Denpasar 2020, sebagai partai penyeimbang. “Golkar selalu menempati posisi runner up di DPRD Bali dan DPRD Kabupaten/Kota se-Bali. Masa Golkar harus nempel ke PDIP? Sekarang jajaki koalisi dulu dengan parpol non PDIP,” tandas Aryawan kepada NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin.
Aryawan menegaskan, Golkar harus menjadi penyeimbang, partai oposisi, dengan tujuan memberikan pendidikan politik dan cara-cara berdemokrasi kepada masyarakat. “Jangan cari aman saja, nempel ke kekuasaan. Kalau tidak, nanti justru PDIP bisa melawan kotak kosong dalam Pilkada 2020 serentak di 6 kabupaten/kota di Bali. Kasihan demokrasi kita,” lanjut politisi PDIP asal Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Bagaimana dengan isu sebelumnya bahwa Golkar merapat ke PDIP dalam Pilkada Denpasar 2020? “Kalau isu koalisi PDIP-Golkar, itu namanya aspirasi. Sekarang komunikasi dulu dengan partai lain, hadapi PDIP. Kalau nanti induk partai memerintahkan harus koalisi dengan PDIP, itu urusan lain,” kilah Aryawan.
Menurut Aryawan, saat ini Golkar banyak punya figur petarung yang layak maju ke Pilkada Denpasar 2020. Ada I Ketut Suwandhi, politisi senior Golkar asal Banjar Belaluan Sadmerta, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali 2014-2019. dalam Pilkada Denpasar 2015 lalu, Suwandhi sempat direkomendasi partainya menjadi Cawali, berpaket dengan Made Arjaya. Namun, Suwandhi malah mengundurkan diri di tengan jalan, sehingga Arjaya yang notabene kader PDIP didorong menjadi Cawali Denpasar bepaket dengan AA Ayu rai Sunasri.
Selain Suwandhi, Ketua DPD II Golkar Denpasar, I Wayan Mariyana Wandira, juga dianggap layak maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020. Politisi asal Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan ini kini masih menjabat Wakil Ketua DPRD Denpasar 2014-2019.
Bukan hanya itu, Golkar juga punya I Putu Oka Mahendra, yang notabene merupakan putra Ketut Suwandhi. Seretaris DPD II Golkar Denpasar yang juga menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Denpasar 2014-2019 ini disebut-sebut layak maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020.
“Ketiganya (Suwandi, Mariyana Wandira, Oka Mahendra) sudah layak maju ke eksekutif. Selama ini kan mereka sudah mengakar di legislatif, telah sudah bertahun-tahun itu. Mereka ini layak diusung Golkar ke Pilkada Denpasar 2020. Sekarang mau apa nggak, itu saja. Saya sendiri nggak setuju belum apa-apa sudah nempel ke partai besar,” tegas Aryawan yang juga dikenal sebagai aktivis Mangrove.
Di sisi lain, PDIP hampir dipastikan akan mengusung IGN Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Jaya Negara yang kini menjabat Sekretaris DPD PDIP Bali, sudah berpengalaman dua kali periode menduduki kursi Wakil Walikota Denpasar mendampingi IB Rai Dharmawijaya Mantra (2010-2015, 2016-2021).
Selain di Denpasar, PDIP juga hampir pasti akan mengusung sejumlah kadernya yang kini menduduki kursi Wakil Bupati untuk diusung menjadi Calon Bupati ke Pilkada 2020. Mereka adalah I Komang Gede Sanjaya yang akan diusung sebagai Calon Bupati Tabanan ke Pilkada Tabanan 2020, I Made Kembang Hartawan yang akan diusung sebagai Calon Bupati Jembrana ke Pilkada 2020, dan Sang Nyoman Sedana Arta yang akan diusung sebagai Calon Bupati Bangli ke Pilkada 2020.
Sedangkan di Badung, PDIP diwacakan akan kembali mengusng pasangan incumbent Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa sebagai Cabup-Cawabup ke Pilkada Badung 2020. Sebaliknya, di Karangasem, PDIP diwacakan akan usung Ketua DPC PDIP I Gede Dana sebagai Calon Bupati ke Pilkada Karangasem 2020. *nat
DPD II Golkar Denpasar sudah menggelar rapat, Rabu (12/6) malam, untuk membahas persiapan Pilkada Denpasar 2020. Dari rapat malam itu yang dimulai pukul 19.00 Wita, sejumlah kader senior mendorong Golkar supaya mengusung kader sendiri ke Pilkada Denpasar 2020.
Hal ini juga diakui Wakil Ketua Bappilu DPD II Golkar Denpasar, AA Ayu Rai Sunasri, kepada NusaBali di Denpasar, Jumat (14/6) siang. Menurut Rai Sunasri, dalam rapat konsolidasi di Kantor Sekretariat DPD II Gokkar Denpasar malam itu, ada banyak agenda yang dibahas, selain masalah Pilkada 2020. Termasuk juga soal evaluasi hasil Pileg 2019.
“Untuk Pilkada Denpasar 2020, Golkar sudah pasti akan berkoalisi dengan partai lain, karena hanya memiliki 8 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar hasil Pileg 2019. Golkar masih kekurangan 1 kursi lagi untuk memenuhi syarat minimal 20 persen suara parlemen untuk usung paket calon,” tandas Rai Sunasri.
Menurut Rai Sunasri, Golkar belum ada putuskan merapat ke PDIP yang hampir pasti akan mengusung I Gusti Ngurah Jaya Negara (Wakil Walikota Denpasar saat ini) sebagai Cawali ke Pilkada Denpasar 2020. Arahnya, Golkar ingin usung Cawali dari kader sendiri ke Pilkada Denpasar 2020.
“Bagi saya, Golkar memang harus usung kader sendiri untuk diusung ke Pilkada Denpasar 2020. Untuk itu, Golkar harus berkoalisi dengan partai lain dalam mengusung calon,” ujar Srikandi Golkar asal Puri Gerenceng yang sempat diusung partainya sebagai Calon Wakil Walikota mendampingi Made Arjaya dalam Pilkada Denpasar 2015 ini.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, ada 7 parpol yang lolos ke DPRD Denpasar 2019-2024. Dari jumlah itu, hanya sng juara bertahan PDIP yang dipastikan bisa mengusung paket calon secara mandiri---tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain---ke Pilkada Denpasar 2020, karena berhasil mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi legislatif atau kuasai 48,89 persen suara parlemen.
Sedangkan Golkar di posisi kedua dengan 8 kursi DPRD Denpasar atau kuasai 17,78 persen suara parlemen. Sementara Demokrat berada di peringkat ketiga dengan 4 kursi DPRD Denpasar (atau 8,89 persen suara parlemen), disusul Gerindra (punya 4 kursi DPRD Denpasar/8,89 persen suara parlemen), NasDem (punya 3 kursi DPRD Denpasar/6,67 persen suara parlemen), Hanura (punya 2 kursi DPRD Denpasar/4,44 persen suara parlemen), dan PSI (punya 2 kursi DPRD Denpasar/4,44 persen suara parlemen). Jadi, Golkar harus berhasil menggaet salah satu parpol non PDIP sebagai mitra koalisi, untuk mengusung paket calon ke Pilkada Denpasar 2020.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPD II Golkar Denpasar, AA Gede Aryawan, mengatakan Golkar partainya wajib bertarung usung calon di Pilkada Denpasar 2020. Alasannya, Golkar dalam sejarahnya tidak pernah berkoalisi dengan PDIP dalam urusan Pilkada di Provinsi Bali, kecuali saat Pilkada Badung 2015.
Selain itu, kata Aryawan, Golkar harus usung kader sendiri dan berhadapan dengan PDIP di Pilkada Denpasar 2020, sebagai partai penyeimbang. “Golkar selalu menempati posisi runner up di DPRD Bali dan DPRD Kabupaten/Kota se-Bali. Masa Golkar harus nempel ke PDIP? Sekarang jajaki koalisi dulu dengan parpol non PDIP,” tandas Aryawan kepada NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin.
Aryawan menegaskan, Golkar harus menjadi penyeimbang, partai oposisi, dengan tujuan memberikan pendidikan politik dan cara-cara berdemokrasi kepada masyarakat. “Jangan cari aman saja, nempel ke kekuasaan. Kalau tidak, nanti justru PDIP bisa melawan kotak kosong dalam Pilkada 2020 serentak di 6 kabupaten/kota di Bali. Kasihan demokrasi kita,” lanjut politisi PDIP asal Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Bagaimana dengan isu sebelumnya bahwa Golkar merapat ke PDIP dalam Pilkada Denpasar 2020? “Kalau isu koalisi PDIP-Golkar, itu namanya aspirasi. Sekarang komunikasi dulu dengan partai lain, hadapi PDIP. Kalau nanti induk partai memerintahkan harus koalisi dengan PDIP, itu urusan lain,” kilah Aryawan.
Menurut Aryawan, saat ini Golkar banyak punya figur petarung yang layak maju ke Pilkada Denpasar 2020. Ada I Ketut Suwandhi, politisi senior Golkar asal Banjar Belaluan Sadmerta, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali 2014-2019. dalam Pilkada Denpasar 2015 lalu, Suwandhi sempat direkomendasi partainya menjadi Cawali, berpaket dengan Made Arjaya. Namun, Suwandhi malah mengundurkan diri di tengan jalan, sehingga Arjaya yang notabene kader PDIP didorong menjadi Cawali Denpasar bepaket dengan AA Ayu rai Sunasri.
Selain Suwandhi, Ketua DPD II Golkar Denpasar, I Wayan Mariyana Wandira, juga dianggap layak maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020. Politisi asal Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan ini kini masih menjabat Wakil Ketua DPRD Denpasar 2014-2019.
Bukan hanya itu, Golkar juga punya I Putu Oka Mahendra, yang notabene merupakan putra Ketut Suwandhi. Seretaris DPD II Golkar Denpasar yang juga menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Denpasar 2014-2019 ini disebut-sebut layak maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020.
“Ketiganya (Suwandi, Mariyana Wandira, Oka Mahendra) sudah layak maju ke eksekutif. Selama ini kan mereka sudah mengakar di legislatif, telah sudah bertahun-tahun itu. Mereka ini layak diusung Golkar ke Pilkada Denpasar 2020. Sekarang mau apa nggak, itu saja. Saya sendiri nggak setuju belum apa-apa sudah nempel ke partai besar,” tegas Aryawan yang juga dikenal sebagai aktivis Mangrove.
Di sisi lain, PDIP hampir dipastikan akan mengusung IGN Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Jaya Negara yang kini menjabat Sekretaris DPD PDIP Bali, sudah berpengalaman dua kali periode menduduki kursi Wakil Walikota Denpasar mendampingi IB Rai Dharmawijaya Mantra (2010-2015, 2016-2021).
Selain di Denpasar, PDIP juga hampir pasti akan mengusung sejumlah kadernya yang kini menduduki kursi Wakil Bupati untuk diusung menjadi Calon Bupati ke Pilkada 2020. Mereka adalah I Komang Gede Sanjaya yang akan diusung sebagai Calon Bupati Tabanan ke Pilkada Tabanan 2020, I Made Kembang Hartawan yang akan diusung sebagai Calon Bupati Jembrana ke Pilkada 2020, dan Sang Nyoman Sedana Arta yang akan diusung sebagai Calon Bupati Bangli ke Pilkada 2020.
Sedangkan di Badung, PDIP diwacakan akan kembali mengusng pasangan incumbent Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa sebagai Cabup-Cawabup ke Pilkada Badung 2020. Sebaliknya, di Karangasem, PDIP diwacakan akan usung Ketua DPC PDIP I Gede Dana sebagai Calon Bupati ke Pilkada Karangasem 2020. *nat
Komentar