Pemudik Gunakan Pesawat Turun 1,3 Juta Orang
Kementerian Perhubungan mencatat terjadinya penurunan pemudik yang menggunakan pesawat di angkutan Lebaran 2019.
JAKARTA, NusaBali
Angka penurunan penumpang pesawat tersebut mencapai 27,37 persen. Di musim mudik lebaran tahun lalu sejak H-7 hingga H+7 lebaran, tercatat ada 4.850.028 pemudik yang menggunakan moda transportasi udara. Di tahun ini, hanya ada 3.522.585 pemudik yang menggunakan pesawat.
“Pada dasarnya angkutan udara memang harus kita evaluasi dengan sistematis agar dia bisa memberi layanan lebih baik," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menutup posko Angkutan Lebaran 2019 di Kemenhub, Jakarta, seperti dilansir kompas, Jumat (14/6).
Di tempat yang sama Kepala Badan Litbang Perhubungan, Sugihardjo menambahkan, hanya penumpang pesawat yang mengalami penurunan saat angkutan lebaran tahun ini. Untuk pemudik yang menggunakan moda transportasi darat mengalami kenaikan sebesar 11,19 persen.
Tahun lalu, jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi ini sebanyak 3,7 juta, sedangkan tahun ini naik menjadi 4,1 juta orang.
Sementara yang menggunakan kapal penyeberangan naik sebesar 0,43 persen dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu penumpangnya hanya 4,06 juta, di tahun ini meningkat menjadi 4,08 juta orang.
Sedangkan pemudik yang menggunakan kereta api naik sebesar 6,82 persen. Di tahun lalu, jumlah pemudik yang menggunakan KA hanya sebesar 4,7 juta orang, dan di tahun ini meningkat menjadi 5,08 juta orang.
Selanjutnya, pemudik yang menggunakan kapal laut pun meningkat sebanyak 8,77 persen. Pada tahun lalu, jumlah penumpangnya tercatat sebanyak 1,3 juta orang, sedangkan di tahun ini meningkat menjadi 1,4 juta orang.
“Moda angkutan publik mengalami kenaikan kecuali angkutan udara yang turun 27 persen,” kata Sugihardjo.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub, Sugihardjo menjelaskan, pihaknya telah melakukan analisa terhadap penurunan jumlah penumpang angkutan udara tersebut. Di setiap wilayah, memiliki faktor yang berbeda-beda seperti di Jawa, karena peningkatan pemudik yang menggunakan moda jalan baik tol, angkutan umum dan kereta api.
Sedangkan untuk antar pulau, penurunan penumpang pesawat terjadi karena pemudik banyak memanfaatkan CSR BUMN atau mudik gratis menggunakan angkutan laut.
“Tetapi, sinyalemen bahwa karena kenaikan tarif angkutan udara itu, sehingga penumpang berkurang ini mungkin benar secara psikologis," ucapnya.
Sugihardjo mengakui, masyarakat sudah mulai merasakan mahalnya harga tiket pesawat sejak sebelum periode Lebaran. Namun, menurut dia, ada penurunan tarif tiket pesawat sebesar 14-16 persen, sejak Kemenhub menerbitkan aturan tarif batas atas dan tarif batas bawah dalam PM 106.
"Namun, kalau yang membelinya jauh hari dan sebelum PM 106 tahun 2019, biasanya airline menjual tiket tarif rendah, tarif terendah dibandingkan tahun lalu itu memang lebih mahal antara 16 persen sampai 79 persen," kata dia. *
“Pada dasarnya angkutan udara memang harus kita evaluasi dengan sistematis agar dia bisa memberi layanan lebih baik," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menutup posko Angkutan Lebaran 2019 di Kemenhub, Jakarta, seperti dilansir kompas, Jumat (14/6).
Di tempat yang sama Kepala Badan Litbang Perhubungan, Sugihardjo menambahkan, hanya penumpang pesawat yang mengalami penurunan saat angkutan lebaran tahun ini. Untuk pemudik yang menggunakan moda transportasi darat mengalami kenaikan sebesar 11,19 persen.
Tahun lalu, jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi ini sebanyak 3,7 juta, sedangkan tahun ini naik menjadi 4,1 juta orang.
Sementara yang menggunakan kapal penyeberangan naik sebesar 0,43 persen dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu penumpangnya hanya 4,06 juta, di tahun ini meningkat menjadi 4,08 juta orang.
Sedangkan pemudik yang menggunakan kereta api naik sebesar 6,82 persen. Di tahun lalu, jumlah pemudik yang menggunakan KA hanya sebesar 4,7 juta orang, dan di tahun ini meningkat menjadi 5,08 juta orang.
Selanjutnya, pemudik yang menggunakan kapal laut pun meningkat sebanyak 8,77 persen. Pada tahun lalu, jumlah penumpangnya tercatat sebanyak 1,3 juta orang, sedangkan di tahun ini meningkat menjadi 1,4 juta orang.
“Moda angkutan publik mengalami kenaikan kecuali angkutan udara yang turun 27 persen,” kata Sugihardjo.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub, Sugihardjo menjelaskan, pihaknya telah melakukan analisa terhadap penurunan jumlah penumpang angkutan udara tersebut. Di setiap wilayah, memiliki faktor yang berbeda-beda seperti di Jawa, karena peningkatan pemudik yang menggunakan moda jalan baik tol, angkutan umum dan kereta api.
Sedangkan untuk antar pulau, penurunan penumpang pesawat terjadi karena pemudik banyak memanfaatkan CSR BUMN atau mudik gratis menggunakan angkutan laut.
“Tetapi, sinyalemen bahwa karena kenaikan tarif angkutan udara itu, sehingga penumpang berkurang ini mungkin benar secara psikologis," ucapnya.
Sugihardjo mengakui, masyarakat sudah mulai merasakan mahalnya harga tiket pesawat sejak sebelum periode Lebaran. Namun, menurut dia, ada penurunan tarif tiket pesawat sebesar 14-16 persen, sejak Kemenhub menerbitkan aturan tarif batas atas dan tarif batas bawah dalam PM 106.
"Namun, kalau yang membelinya jauh hari dan sebelum PM 106 tahun 2019, biasanya airline menjual tiket tarif rendah, tarif terendah dibandingkan tahun lalu itu memang lebih mahal antara 16 persen sampai 79 persen," kata dia. *
Komentar