Mas Sumatri Gelorakan 70 Kota Pusaka
Ketua Presidium Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2018-2019, I Gusti Ayu Mas Sumatri, bertekad menggelorakan 70 kabupaten/kota se-Indonesia yang menjadi anggota JKPI.
AMLAPURA, NusaBali
Tujuannya, agar kota-kota tersebut optimal menjalankan tiga hal menyangkut pelestarian budaya, yakni melakukan edukasi, transformasi, dan konservasi nilai-nilai pusaka. Hal ini diungkapkan IGA Mas Sumatri di sela acara pembukaan Pameran HUT ke-379 Kota Amlapura yang disinkronkan dengan pembukaan Festival Pusaka Nusantara dan Rakernas JKPI VII, di Taman Budaya Candra Buana, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Minggu (16/6) pagi pukul 10.30 Wita. Acara yang dibuka langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud) Muhadjir Effendy bersama IGA Mas Sumatri kemarin, ditandai pemukulan tambur.
IGA Mas Sumatri yang kini menjabat Bupati Karangasem, sebelumnya ditetapkan sebagai Ketua Presidium JKPI 2018-2019 dalam Rakernas VI JKPI di Solo, Jawa Tengah, 26 Oktober 2018. Di bawah kepemimpinan IGA Mas Sumatri, JKPI menggelar Festival Pusaka Nusantara di Taman Budaya Candra Buana Amlapura. Festival Pusaka Nusantara akan dpuncaki dengan Rakernas JKPI VII, Jumat (21/6) nanti.
Menurut Mas Sumatri, ada 70 kabupaten/kota se-Indonesia yang masuk sebagai anggota JKPI. Dari jumlah itu, sebanyak 32 bupati/walikota-nya telah memastikan akan hadir langsung dalam Rakernas JKPI VII di Amlapura. Sedangkan ssisanya, mengutus perwakilan kabupaten/kota.
Taman Budaya Candra Buana Amlapura dipilih sebagai tempat Festival Budaya Nusantara dan Rakernas JKPI VII, untuk mendekatkan JKPI kepada masyarakat dan dunia pariwisata. Selain itu, Taman Budaya Candra Buana Amlapura juga me-rupakan pusat kota pusaka, sehingga diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih besar di bidang ekonomi dan pariwisata budaya.
Mas Sumatri menyatakan, dalam Rakernas JKPI VII di Taman Budaya Candra Buana Amlapura, Jumat depan, bakal dibahas program kerja 3 tahun ke depan, selain juga membahas pertanggungjawaban Ketua Presidium JKPI periode sebelum-nya. Program dimaksud adalah menyangkut pelestarian budaya. "Terpenting, sedapat mungkin setiap anggota JKPI melakukan edukasi tentang pelestarian pusaka kepada masyarakat, melakukan transformasi pengetahuan, dan melakukan konservasi agar tidak punah," jelas Mas Sumatri.
Karangasem sendiri, kata Mas Sumatri, telah melakukan hal tersebut, seperti merevitalisasi Taman Sukasada Ujung, revitalisasi Taman Tirta Gangga, dan menginventarisasi benda-benda pusaka lainnya. Hikmah dari upaya yang telah dilakukan Karangasem, pemerintah pusat memberikan kontribusi berupa kucuran bantuan dana. Bantuan itu telah digunakan membangun Taman Budaya Candra Buana Amlapura, penataan objek wisata di Desa Adat Tenganan Pagringsingan (Kecamatan Manggis, Karangasem), dan penataan Desa Adat Timbrah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem.
"Ke depan, kami akan melaksanakan proyek Kota Pusaka Hijau. Caranya, dengan menghidupkan seluruh mata air, sungai, wisata tirta, dan subak yang ada," terang Mas Sumatri.
Sekadar dicatat, selain masuk anggota JKPI bersama 69 kabupaten/kota lainnya se-Indonesia, Karangasem juga sudah masuk sebagai anggota Organization of World Heritage Cities (OWHC)---Organisasi Kota Pusaka Dunia. Karangasem merupakan anggota Organisasi Kota Pusaka Dunia keempat dari Indonesia, setelah Surakarta (Jawa Tengah tahun 2014), Denpasar (Bali tahun 2016), dan Gianyar (Bali tahun 2017).
Sertifikat Karangasem sebagai anggota Organisasi Kota Pusaka Dunia diserahkan oleh Sekretaris Jenderal OWHC, Denis Richard, kepada Bupati Mas Sumatri, dalam seremoni di Taman Sukasada Ujung kawasan Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, 29 April 2019 lalu.
Sementara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy mengapresiasi upaya pelestarian benda pusaka yang dilakukan Karangasem. Tujuannya, untuk kesejahteraan masyarakat. "Jangan salah memperlakukan pusaka yang kita miliki, agar kelak bisa dinik-mati anak cucu," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadyah Malang 2006-2016 ini.
Sedangkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang juga hadir dalam acara pembukaan Festival Pusaka Nusantara di Taman Budaya Cha-ndra Buana Amlapura kemarin, mengingatkan pentinynya pelestarian dan pembangunan budaya, adat, dan tradisi yang tumbuh di akar kehidupan masyarakat Bali.
Hal itu bermakna untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali, sesuai prinsip Tri Saksi Bung Karno: berdaulat di bidang politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam berbudaya, melalui pembangun terpola, terencana, tera-rah, dan terintegrasi. "Festival Pusaka Nusantara mesti mampu merepresentasikan kekayaan khazanah budaya Karangasem," pinta tokoh pariwisata budaya asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini. *k16
IGA Mas Sumatri yang kini menjabat Bupati Karangasem, sebelumnya ditetapkan sebagai Ketua Presidium JKPI 2018-2019 dalam Rakernas VI JKPI di Solo, Jawa Tengah, 26 Oktober 2018. Di bawah kepemimpinan IGA Mas Sumatri, JKPI menggelar Festival Pusaka Nusantara di Taman Budaya Candra Buana Amlapura. Festival Pusaka Nusantara akan dpuncaki dengan Rakernas JKPI VII, Jumat (21/6) nanti.
Menurut Mas Sumatri, ada 70 kabupaten/kota se-Indonesia yang masuk sebagai anggota JKPI. Dari jumlah itu, sebanyak 32 bupati/walikota-nya telah memastikan akan hadir langsung dalam Rakernas JKPI VII di Amlapura. Sedangkan ssisanya, mengutus perwakilan kabupaten/kota.
Taman Budaya Candra Buana Amlapura dipilih sebagai tempat Festival Budaya Nusantara dan Rakernas JKPI VII, untuk mendekatkan JKPI kepada masyarakat dan dunia pariwisata. Selain itu, Taman Budaya Candra Buana Amlapura juga me-rupakan pusat kota pusaka, sehingga diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih besar di bidang ekonomi dan pariwisata budaya.
Mas Sumatri menyatakan, dalam Rakernas JKPI VII di Taman Budaya Candra Buana Amlapura, Jumat depan, bakal dibahas program kerja 3 tahun ke depan, selain juga membahas pertanggungjawaban Ketua Presidium JKPI periode sebelum-nya. Program dimaksud adalah menyangkut pelestarian budaya. "Terpenting, sedapat mungkin setiap anggota JKPI melakukan edukasi tentang pelestarian pusaka kepada masyarakat, melakukan transformasi pengetahuan, dan melakukan konservasi agar tidak punah," jelas Mas Sumatri.
Karangasem sendiri, kata Mas Sumatri, telah melakukan hal tersebut, seperti merevitalisasi Taman Sukasada Ujung, revitalisasi Taman Tirta Gangga, dan menginventarisasi benda-benda pusaka lainnya. Hikmah dari upaya yang telah dilakukan Karangasem, pemerintah pusat memberikan kontribusi berupa kucuran bantuan dana. Bantuan itu telah digunakan membangun Taman Budaya Candra Buana Amlapura, penataan objek wisata di Desa Adat Tenganan Pagringsingan (Kecamatan Manggis, Karangasem), dan penataan Desa Adat Timbrah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem.
"Ke depan, kami akan melaksanakan proyek Kota Pusaka Hijau. Caranya, dengan menghidupkan seluruh mata air, sungai, wisata tirta, dan subak yang ada," terang Mas Sumatri.
Sekadar dicatat, selain masuk anggota JKPI bersama 69 kabupaten/kota lainnya se-Indonesia, Karangasem juga sudah masuk sebagai anggota Organization of World Heritage Cities (OWHC)---Organisasi Kota Pusaka Dunia. Karangasem merupakan anggota Organisasi Kota Pusaka Dunia keempat dari Indonesia, setelah Surakarta (Jawa Tengah tahun 2014), Denpasar (Bali tahun 2016), dan Gianyar (Bali tahun 2017).
Sertifikat Karangasem sebagai anggota Organisasi Kota Pusaka Dunia diserahkan oleh Sekretaris Jenderal OWHC, Denis Richard, kepada Bupati Mas Sumatri, dalam seremoni di Taman Sukasada Ujung kawasan Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, 29 April 2019 lalu.
Sementara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy mengapresiasi upaya pelestarian benda pusaka yang dilakukan Karangasem. Tujuannya, untuk kesejahteraan masyarakat. "Jangan salah memperlakukan pusaka yang kita miliki, agar kelak bisa dinik-mati anak cucu," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadyah Malang 2006-2016 ini.
Sedangkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang juga hadir dalam acara pembukaan Festival Pusaka Nusantara di Taman Budaya Cha-ndra Buana Amlapura kemarin, mengingatkan pentinynya pelestarian dan pembangunan budaya, adat, dan tradisi yang tumbuh di akar kehidupan masyarakat Bali.
Hal itu bermakna untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali, sesuai prinsip Tri Saksi Bung Karno: berdaulat di bidang politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam berbudaya, melalui pembangun terpola, terencana, tera-rah, dan terintegrasi. "Festival Pusaka Nusantara mesti mampu merepresentasikan kekayaan khazanah budaya Karangasem," pinta tokoh pariwisata budaya asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini. *k16
Komentar