Atensi Duktang, Pengawasan di Kedonganan Diintensifkan
Petugas dari Desa Adat Kedonganan dan jajaran lainnya mengintensifkan pengawasan di Dermaga Watununggul, Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Peningkatan pengawasan ini sebagai salah satu upaya untuk mengawasi penduduk pendatang (duktang) yang melewati jalur-jalur alternatif dan yang tidak memiliki identitas kependudukan.
Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha menerangkan, pengawasan terhadap penduduk pendatang saat ini rutin dilakukan oleh Desa Adat Kedonganan melalui aparat keamanan yang dibentuk Badan Pengelola Kawasan Pariwisata Pantai Kedonganan (BPKP2K), Badan Keamanan Desa Kedonganan, dan pecalang. Setiap hari mulai 1 Juni 2019, petugas standby di kawasan dermaga untuk memantau pergerakan duktang yang tiba dengan menumpang kapal nelayan. Pasalnya, banyak penduduk pendatang yang masuk ke Bali melalui jalur alternatif ini. Mirisnya, ada duktang yang tidak melengkapi dengan surat identitas diri.
“Saat ini memang kami intensifkan pengawasan. Soalnya ini masih menyangkut arus balik Lebaran dan diperkirakan akan ada eksodus penduduk pendatang. Sehingga, kita proteksi dengan pengawasan kelengkapan identitas mereka,” kata Mertha, Minggu (16/6) sore.
Diakuinya, selain melakukan pengawasan di jalur alternatif itu, pihaknya juga mengintensifkan pemeriksaan identitas para penghuni kos-kosan di seputaran Kedonganan. Hasilnya, banyak temuan penduduk pendatang yang tidak mengantongi KTP atau identitas kependudukan lainnya.
“Temuan terkait duktang ini mayoritas tidak mengantongi identitas. Ini yang terus kami proteksi dan tentunya akan menindaklanjuti temuan itu sesuai aturan. Ya, ada yang dipulangkan ke daerah asalnya,” imbuhnya.
Dalam pengawasan di Kedonganan itu, Wayan Mertha mengakui juga melibatkan 4 kelompok nelayan yang ada di Kedonganan, serta berkoordinasi dengan Polairud dan Syahbandar. Hal ini untuk mengantisipasi adanya gangguan kamtibmas serta kerawanan sosial. Kegiatan seperti ini akan terus ditingkatkan ke depannya agar wilayah Kedonganan tidak rentan dengan masalah sosial.
“Secara umum Kedonganan memang dominan penduduk pendatangnya yang sebagian besarnya nelayan dan buruh bangunan. Sehingga mobilitas penduduk non permanen dan berpindah pulau begitu dinamis. Namun hal itu bisa saja disusupi sehingga bisa menimbulkan kerawanan sosial, untuk itulah perlu langkah antisipasi,” tandas Mertha. *dar
Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha menerangkan, pengawasan terhadap penduduk pendatang saat ini rutin dilakukan oleh Desa Adat Kedonganan melalui aparat keamanan yang dibentuk Badan Pengelola Kawasan Pariwisata Pantai Kedonganan (BPKP2K), Badan Keamanan Desa Kedonganan, dan pecalang. Setiap hari mulai 1 Juni 2019, petugas standby di kawasan dermaga untuk memantau pergerakan duktang yang tiba dengan menumpang kapal nelayan. Pasalnya, banyak penduduk pendatang yang masuk ke Bali melalui jalur alternatif ini. Mirisnya, ada duktang yang tidak melengkapi dengan surat identitas diri.
“Saat ini memang kami intensifkan pengawasan. Soalnya ini masih menyangkut arus balik Lebaran dan diperkirakan akan ada eksodus penduduk pendatang. Sehingga, kita proteksi dengan pengawasan kelengkapan identitas mereka,” kata Mertha, Minggu (16/6) sore.
Diakuinya, selain melakukan pengawasan di jalur alternatif itu, pihaknya juga mengintensifkan pemeriksaan identitas para penghuni kos-kosan di seputaran Kedonganan. Hasilnya, banyak temuan penduduk pendatang yang tidak mengantongi KTP atau identitas kependudukan lainnya.
“Temuan terkait duktang ini mayoritas tidak mengantongi identitas. Ini yang terus kami proteksi dan tentunya akan menindaklanjuti temuan itu sesuai aturan. Ya, ada yang dipulangkan ke daerah asalnya,” imbuhnya.
Dalam pengawasan di Kedonganan itu, Wayan Mertha mengakui juga melibatkan 4 kelompok nelayan yang ada di Kedonganan, serta berkoordinasi dengan Polairud dan Syahbandar. Hal ini untuk mengantisipasi adanya gangguan kamtibmas serta kerawanan sosial. Kegiatan seperti ini akan terus ditingkatkan ke depannya agar wilayah Kedonganan tidak rentan dengan masalah sosial.
“Secara umum Kedonganan memang dominan penduduk pendatangnya yang sebagian besarnya nelayan dan buruh bangunan. Sehingga mobilitas penduduk non permanen dan berpindah pulau begitu dinamis. Namun hal itu bisa saja disusupi sehingga bisa menimbulkan kerawanan sosial, untuk itulah perlu langkah antisipasi,” tandas Mertha. *dar
Komentar