SMPN 2 Marga Pentaskan Cupu Manik Astagina
Perpisahan kelas IX SMPN 2 Marga di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan berlangsung meriah, Rabu (8/6).
TABANAN, NusaBali
Kemeriahan itu ditandai dengan kesuksesan pementasan sendratari Ramayana dengan lakon Cupu Manik Astagina. Sendratari ini didukung kolaborasi guru dan siswa sebagai penari, dalang, gerong, dan sekaa gong.
Kepala SMPN 2 Marga Gede Darmika mengatakan, sendratari Cupu Manik Astagina ini didukung 35 penabuh yang seluruhnya para siswa. Sementara penari gabungan guru dan siswa, yakni 4 guru dan 7 siswa. Sementara dalang dan gerong merupakan guru SMPN 2 Marga sekaligus pasangan suami istri Nyoman Sukarta dan Nyoman Ratni. Keempat guru yang terlibat sebagai penari masing-masing Ni Luh Gede Gita Marhaeni (Dewi Indradi), Wayan Subiartana (Sugriwa), I Gusti Bagus Oka Adiputra (Subali), dan I Wayan Eka Sanjaya (Resi Gotama).
Gede Darmika menambahkan, penata tari seluruhnya guru di SMPN 2 Marga masing-masing Made Sunari, Luh Gede Eka Suryani, Nyoman Sukarta, dan Nyoman Ratni. “Kami juga dibantu oleh Made Wardana sebagai penata tabuh dan anaknya, Komang Ari Wisa Kendraniati untuk garapan tari,” imbuh Darmika. Ia mensyukuri, meski hanya berlatih selama 7 hari, pementasan sendratari Cupu Manik Astagina berjalan dengan sukses. “Semalam saya sampai tak bisa tidur memikirkan perpisahan dan pementasan sendratari ini,” imbuh Darmika.
Dalam catatan anggota komite SMPN 2 Marga, ini yang kedua kali pementasan kolosal saat perpisahan di SMPN 2 Marga. Sebelumnya pada tahun 1995, siswa kelas IX SMPN 2 Marga pentaskan Cak dengan lakon Sugriwa-Subali perang tanding. Saat itu, Nyoman Sukarta sebagai dalang dan istrinya Nyoman Ratni sebagai penata tari.
Penata tabuh, Made Wardana mengaku puas anak-anak SMPN 2 Marga bisa dengan cepat menyerap iringan tabuh untuk pementasan sendratari itu. “Mereka luar biasa, saya mencoba memaksimalkan waktu 7 hari untuk melatih dan mereka mampu,” ungkap Wardana bangga. Ia pun tambah sumringah karena pementasan sendratari Cupu Manik Astagina mampu memukau penonton yang tak hanya ditonton para siswa, tapi juga undangan lainnya.
Cupu Manik Astagina menceritakan petaka di pasraman Resi Gotama. Dimana tiga saudara kandung, Dewi Anjani, Guwarsa, dan Guwarsi berebut Cupu Manik Astagina, pusaka pemberian Dewa Surya kepada Dewi Indradadi. Akibat berebut Cupu Manik Astagina, Dewi Anjani, Guwarsa, dan Guwarsi yang cantik dan rupawan berubah wujud menjadi kera. Guwarsa dan Guwarsi kemudian lebih dikenal sebagai Subali dan Sugriwa. Dalang Nyoman Sukarta kemudian menjadikan pelanggaran itu sebagai nasehat bagi para siswa untuk tidak nakal dan melanggar peraturan sekolah. 7 k21
Komentar