Kemudikan Mobil, Berhenti di Jalan Sambil Ngumik
Pria Depresi Ingin Bertemu Bupati Tabanan
TABANAN, NusaBali
Sejumlah pegawai dan warga di Jalan Arjuna atau selatan Kantor Bupati Tabanan heboh pada Kamis (20/6). Karena seorang laki-laki bernama I Wayan Sumertayasa, 59, mengendarai mobil Toyota Kijang berhenti di tengah jalan sambil ngumik (bergumam). Bahkan saat akan diamankan Satpol PP Tabanan, Sumertayasa tak mau pulang karena ingin bertemu Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
Informasi di lapangan, sebelum berhenti di tengah jalan, Sumertayasa, warga Jalan Singosari Nomor 14 Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan yang diduga memiliki riwayat sakit kejiwaan depresi ini dilihat keliling Kantor Bupati Tabanan sebanyak lima kali menggunakan mobil Carry. Kemudian sekitar pukul 13.00 Wita kembali dilihat mengemudikan mobil Kijang.
Pada saat mengendarai mobil Carry itu dia sempat mengeluarkan kata-kata kasar bahkan sempat menyerempet kendaraan lain. Dan saat mengendarai mobil Kijang, Sumertayasa tiba-tiba berhenti di tengah jalan hingga membuat kendaraan di Jalan Arjuna tidak bisa melintas.
Karena meresahkan, seorang pegawai di Dinas Pendidikan Tabanan melaporkan peristiwa itu ke Satpol PP Tabanan.
Satpol PP Tabanan perlu waktu sekitar 30 menit untuk membujuk Sumertayasa yang merupakan pensiunan PNS ini untuk pulang. Banyak kata yang dikeluarkan Sumertayasa, namun tidak jelas maksudnya. Mulai dari ingin bertemu Bupati Tabanan, sudah punya anak tiga. Bahkan sempat mengeluarkan surat pensiunan sang istri yang sudah meninggal pada Desember 2018 lalu dan diberikan ke petugas Satpol PP.
Meski tak jelas maksud dan tujuan ingin bertemu bupati, dia menyatakan tidak terima dengan surat pensiunan milik istrinya itu. Harusnya surat tersebut tidak ditandatangani Bupati melainkan ditandatangani Presiden. Namun selang beberapa menit setelah dibujuk kembali oleh Satpol PP Tabanan, Sumertayasa mau pulang. Setiba di rumahnya, Sumertayasa bersikap biasa/normal, dia membuka pintu rumahnya.
Menurut tetangganya, kondisi Sumertayasa belakangan ini memang tampak depresi semenjak istrinya, yang pensiunan guru, meninggal. Padahal sebelum itu masih sehat dan sering ngempu (momong) cucu.
Danton I Satpol PP Tabanan Purwoko seizin Kasat Pol PP Tabanan Wayan Sarba mengatakan bahwa pengamanan salah seorang warga karena berhenti di tengah jalan itu berdasarkan informasi masyarakat. Dia berhenti di tengah jalan saat mengemudikan mobil Kijang. “Akhirnya kami ke lokasi dengan lima anggota, saat di lokasi kami sudah dapati orang yang dilaporkan berhenti di pinggir jalan,” ucapnya.
Purwoko menerangkan saat membujuk untuk diajak pulang memang sulit. Agar tidak meresahkan warga sekitar, menurut Purwoko, Sumertayasa langsung didekati untuk ditanya identitasnya. Awalnya tidak mau ngomong akhirnya setelah ditanya terus, dia mau mengeluarkan identitas. “Setelah mengetahui identitasnya itu kami langsung antar pulang dan diterima oleh anaknya. Kami sudah imbau keluarganya untuk menjaga, terutama tidak diberi kunci kendaraan karena membahayakan,” tegasnya. *des
Informasi di lapangan, sebelum berhenti di tengah jalan, Sumertayasa, warga Jalan Singosari Nomor 14 Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan yang diduga memiliki riwayat sakit kejiwaan depresi ini dilihat keliling Kantor Bupati Tabanan sebanyak lima kali menggunakan mobil Carry. Kemudian sekitar pukul 13.00 Wita kembali dilihat mengemudikan mobil Kijang.
Pada saat mengendarai mobil Carry itu dia sempat mengeluarkan kata-kata kasar bahkan sempat menyerempet kendaraan lain. Dan saat mengendarai mobil Kijang, Sumertayasa tiba-tiba berhenti di tengah jalan hingga membuat kendaraan di Jalan Arjuna tidak bisa melintas.
Karena meresahkan, seorang pegawai di Dinas Pendidikan Tabanan melaporkan peristiwa itu ke Satpol PP Tabanan.
Satpol PP Tabanan perlu waktu sekitar 30 menit untuk membujuk Sumertayasa yang merupakan pensiunan PNS ini untuk pulang. Banyak kata yang dikeluarkan Sumertayasa, namun tidak jelas maksudnya. Mulai dari ingin bertemu Bupati Tabanan, sudah punya anak tiga. Bahkan sempat mengeluarkan surat pensiunan sang istri yang sudah meninggal pada Desember 2018 lalu dan diberikan ke petugas Satpol PP.
Meski tak jelas maksud dan tujuan ingin bertemu bupati, dia menyatakan tidak terima dengan surat pensiunan milik istrinya itu. Harusnya surat tersebut tidak ditandatangani Bupati melainkan ditandatangani Presiden. Namun selang beberapa menit setelah dibujuk kembali oleh Satpol PP Tabanan, Sumertayasa mau pulang. Setiba di rumahnya, Sumertayasa bersikap biasa/normal, dia membuka pintu rumahnya.
Menurut tetangganya, kondisi Sumertayasa belakangan ini memang tampak depresi semenjak istrinya, yang pensiunan guru, meninggal. Padahal sebelum itu masih sehat dan sering ngempu (momong) cucu.
Danton I Satpol PP Tabanan Purwoko seizin Kasat Pol PP Tabanan Wayan Sarba mengatakan bahwa pengamanan salah seorang warga karena berhenti di tengah jalan itu berdasarkan informasi masyarakat. Dia berhenti di tengah jalan saat mengemudikan mobil Kijang. “Akhirnya kami ke lokasi dengan lima anggota, saat di lokasi kami sudah dapati orang yang dilaporkan berhenti di pinggir jalan,” ucapnya.
Purwoko menerangkan saat membujuk untuk diajak pulang memang sulit. Agar tidak meresahkan warga sekitar, menurut Purwoko, Sumertayasa langsung didekati untuk ditanya identitasnya. Awalnya tidak mau ngomong akhirnya setelah ditanya terus, dia mau mengeluarkan identitas. “Setelah mengetahui identitasnya itu kami langsung antar pulang dan diterima oleh anaknya. Kami sudah imbau keluarganya untuk menjaga, terutama tidak diberi kunci kendaraan karena membahayakan,” tegasnya. *des
1
Komentar