Bupati Artha Resmikan Bedah Rumah BUMDes Bersama SPP Tunas Bersemi
Bupati Jembrana I Putu Artha meresmikan dua unit bantuan bedah rumah dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Tunas Bersemi di Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Jumat(21/6).
NEGARA, NusaBali
Peresmian secara simbolis dengan penyerahan duplikat dan pengguntingan pita di salah satu penerima bantuan, I Nyoman Juliarta, di Banjar Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan. Acara itu disaksikan Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) I Made Suardana, Camat Pekutatan I Wayan Yudana dan sejumlah Pimpinan OPD Pemkab Jembrana.
Dalam laporannya, Ketua BKAD Kecamatan Pekutatan I Made Suardana mengatakan, bedah rumah yang diresmikannya ini merupakan bantuan yang bersumber dari Sisa Hasil Usaha (SHU) BUMDes Bersama SPP Tunas Bersemi tahun buku 2018. “Tahun ini kami berikan kepada 2 KK miskin yang ada di Kecamatan Pekutatan. Yakni, I Nyoman Juliarta di Banjar Serong, Desa Gumbrih serta I Nyoman Riata, di Banjar Swastika, Desa Pangyangan,” ujarnya..
Suardana yang juga mantan Perbekel Pangyangan ini mengatakan, BUMDes SPP Tunas Bersemi, setiap tahun rutin memberikan dua unit bantuan bedah rumah untuk KK miskin di Kecamatan Pekutatan dengan nilai Rp 30 juta per unit. Sampai tahun 2019 ini, sudah ada total 10 unit bantuan bedah rumah yang telah direalisasikan. “Meskipun kami bantu hanya sebesar Rp 30 juta, namun penerima manfaat selalu menambahnya melalui swadaya. Untuk yang ini (I Nyoman Juliarta), mereka berswadaya Rp 15 juta, sehingga rumah yang sebenarnya bisa dibangun sekitar dua kamar dari nilai bantuan Rp 30 juta yang kami sediakan, kini mereka bisa tampah sampai menjadi 4 kamar,” paparnya.
Bupati Artha menyatakan sangat mengapresiasi bantuan berupa bedah rumah kepada KK miskin di Kecamatan Pekutatan ini. Dia pun menyampaikan terimakasih kepada BKAD yang telah membantu Pemkab Jembrana dalam upaya mengentaskan kemiskinan. “Masyarakat di Jembrana, khususnya mereka yang tergolong KK miskin masih banyak yang berkeinginan untuk mendapatkan bantuan bedah rumah. Meski demikian, saya tidak ingin mendengar ada KK miskin justru menolak mendapat bantuan seperti ini, lantaran dianggap nilainya masih terlalu kecil, dengan harapan mendapat bantuan yang lebih tinggi, “kata Bupati Artha.
Menurut Bupati Artha, bantuan yang diterima akan lebih bermanfaat bagi penerima manfaat jika dilakukan dengan swadaya. “Bantuan bedah rumah ini hanya sebesar Rp 30 juta. Kalau dilihat dari wujud bangunan yang diresmikan ini, saya perkirakan senilai Rp 50 juta. Ini tentu bentuk nilai tambah, karena dibangun dengan swadaya. Selain wujud bangunannya akan lebih baik, juga dari sisi kwalitasnya tentu akan lebih terjamin,” pungkasnya. *ode
Dalam laporannya, Ketua BKAD Kecamatan Pekutatan I Made Suardana mengatakan, bedah rumah yang diresmikannya ini merupakan bantuan yang bersumber dari Sisa Hasil Usaha (SHU) BUMDes Bersama SPP Tunas Bersemi tahun buku 2018. “Tahun ini kami berikan kepada 2 KK miskin yang ada di Kecamatan Pekutatan. Yakni, I Nyoman Juliarta di Banjar Serong, Desa Gumbrih serta I Nyoman Riata, di Banjar Swastika, Desa Pangyangan,” ujarnya..
Suardana yang juga mantan Perbekel Pangyangan ini mengatakan, BUMDes SPP Tunas Bersemi, setiap tahun rutin memberikan dua unit bantuan bedah rumah untuk KK miskin di Kecamatan Pekutatan dengan nilai Rp 30 juta per unit. Sampai tahun 2019 ini, sudah ada total 10 unit bantuan bedah rumah yang telah direalisasikan. “Meskipun kami bantu hanya sebesar Rp 30 juta, namun penerima manfaat selalu menambahnya melalui swadaya. Untuk yang ini (I Nyoman Juliarta), mereka berswadaya Rp 15 juta, sehingga rumah yang sebenarnya bisa dibangun sekitar dua kamar dari nilai bantuan Rp 30 juta yang kami sediakan, kini mereka bisa tampah sampai menjadi 4 kamar,” paparnya.
Bupati Artha menyatakan sangat mengapresiasi bantuan berupa bedah rumah kepada KK miskin di Kecamatan Pekutatan ini. Dia pun menyampaikan terimakasih kepada BKAD yang telah membantu Pemkab Jembrana dalam upaya mengentaskan kemiskinan. “Masyarakat di Jembrana, khususnya mereka yang tergolong KK miskin masih banyak yang berkeinginan untuk mendapatkan bantuan bedah rumah. Meski demikian, saya tidak ingin mendengar ada KK miskin justru menolak mendapat bantuan seperti ini, lantaran dianggap nilainya masih terlalu kecil, dengan harapan mendapat bantuan yang lebih tinggi, “kata Bupati Artha.
Menurut Bupati Artha, bantuan yang diterima akan lebih bermanfaat bagi penerima manfaat jika dilakukan dengan swadaya. “Bantuan bedah rumah ini hanya sebesar Rp 30 juta. Kalau dilihat dari wujud bangunan yang diresmikan ini, saya perkirakan senilai Rp 50 juta. Ini tentu bentuk nilai tambah, karena dibangun dengan swadaya. Selain wujud bangunannya akan lebih baik, juga dari sisi kwalitasnya tentu akan lebih terjamin,” pungkasnya. *ode
1
Komentar