Demokrat Rancang Koalisi Besar di Pilkada Bangli
Partai Demokrat merancang koalisi besar untuk mengimbangi kekuatan PDI Perjuangan di Pilkada Bangli 2020, yang sudah pasti mengusung Sang Nyoman Sedana Arta yang saat ini masih menjabat Wakil Bupati Bangli.
DENPASAR, NusaBali
Namun Demokrat belum keluarkan figur calon untuk disiapkan maju di Pilkada Bangli 2020. Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPD Demokrat Bali/Korwil Bangli I Ketut Ridet, mengatakan Demokrat dengan perolehan 3 kursi DPRD Bangli pada Pileg 2019 atau 10 persen dari 30 kursi yang tersedia mengharuskan membuat koalisi. “Kami akan menggalang koalisi besar di Bangli. Dengan 3 kursi parlemen yang kami raih di Pileg 2019 belum cukup. Kami membutuhkan 3 kursi lagi. Sebab syarat usung calon di Pilkada Bangli 2020 itu harus ada parpol/gabungan parpol dengan 6 kursi (20 persen) kursi parlemen,” kata Ridet di Denpasar, Sabtu (22/6) sore.
Karena untuk bisa mengusung calon di Pilkada Bangli 2020 dengan syarat 20 persen kursi parlemen, maka harus dilakukan komunikaai politik. “Koalisi besar itu dengan Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai NasDem, Partai Hanura, PKPI. Nanti harus ada koalisi besar dulu. Walaupun Demokrat saat ini juga ada arah jajaki koalisi ke PDIP,” imbuh Ridet.
Menurut Ridet, kader Demokrat di Bangli sudah komunikasi juga dengan kader PDIP untuk Pilkada Bangli 2020. Namum untuk demokrasi yang elegan di Bangli, maka Demokrat lebih dulu komunikasi dengan Gerindra, Golkar, NasDem, Hanura, dan PKPI. “Dalam demokrasi yang berimbang itu kan harus ada pertarungan. Jangan sampai pilkada ada kandidat melawan kotak kosong. Maka koalisi besar untuk tarung head to head harus tercipta,” ucap politisi asal Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, ini.
Berarti keroyok PDIP seperti Pilkada Bali 2015 akan digalang Demokrat? “Politik itu dinamis. Bagusnya bagi kami ya demokrasi itu ada check and balance. Jadi tidak ada yang mendominasi. Maka harus ada pilihan banyak bagi masyarakat. Parpol bertugas dan berfungsi menyodorkan pilihan itu,” tutur Ridet.
Menurut Ridet, Demokrat akan menyiapkan figur-figur dengan cara survei. Survei yang akan melibatkan lembaga independen dan kredibel untuk mencari bibit unggul. “Polanya sama dengan Pilkada Bangli 2015 silam. Ada pola survei dan uji elektabilitas. Kan Demokrat melaksanakan survei secara internal. Jadi kami ingin calon yang diusung nanti menang di Pilkada Bangli 2020. Sebab ini merupakan uji mesin politik dan tolok ukur hadapi event politik berikutnya,” tegas mantan Calon Wakil Bupati Bangli 2015 ini.
Sementara Partai Gerindra belum memberikan sinyal menerima tawaran Demokrat di Pilkada Bangli 2020. Gerindra masih menunggu hasil Pileg dan Pilpres 2019 selesai ditetapkan. Wakil Ketua Bappilu DPD Gerindra Bali di Pileg/Pilpres 2019 Made Gede Ray Misno, mengatakan Gerindra bisa koalisi dengan partai mana saja, tergantung komunikasi politiknya. “Tetapi saat ini Gerindra masih fokus urusan penyelesaian Pileg dan Pilpres 2019,” kata Ray Misno, Sabtu kemarin.
Ray Misno menyebutkan Gerindra dengan 1 kursi pada Pileg 2019 di Kabupaten Bangli tentu harus berkoalisi kalau mau mengusung figur calon bupati. “Tapi kami akan jajaki dulu, setelah Pileg dan Pilpres selesai,” tegas mantan Ketua KPU Denpasar, ini.
Sementara DPW Partai NasDem Bali juga sama dengan Gerindra. Bendahara DPW Partai NasDem Provinsi Bali I Gusti Bagus Eka Subagiartha mengatakan untuk di Pilkada Bangli 2020, kader NasDem belum ada penjajakan koalisi. “NasDem masih wait and see. Secara organisasi kepartaian belum ada bicara koalisi. Mungkin komunikasi lintas parpol antara kader NasDem dengan partai lain sudah ada, tetapi semuanya masih dinamis,” ujar Gus Eka. *nat
Namun Demokrat belum keluarkan figur calon untuk disiapkan maju di Pilkada Bangli 2020. Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPD Demokrat Bali/Korwil Bangli I Ketut Ridet, mengatakan Demokrat dengan perolehan 3 kursi DPRD Bangli pada Pileg 2019 atau 10 persen dari 30 kursi yang tersedia mengharuskan membuat koalisi. “Kami akan menggalang koalisi besar di Bangli. Dengan 3 kursi parlemen yang kami raih di Pileg 2019 belum cukup. Kami membutuhkan 3 kursi lagi. Sebab syarat usung calon di Pilkada Bangli 2020 itu harus ada parpol/gabungan parpol dengan 6 kursi (20 persen) kursi parlemen,” kata Ridet di Denpasar, Sabtu (22/6) sore.
Karena untuk bisa mengusung calon di Pilkada Bangli 2020 dengan syarat 20 persen kursi parlemen, maka harus dilakukan komunikaai politik. “Koalisi besar itu dengan Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai NasDem, Partai Hanura, PKPI. Nanti harus ada koalisi besar dulu. Walaupun Demokrat saat ini juga ada arah jajaki koalisi ke PDIP,” imbuh Ridet.
Menurut Ridet, kader Demokrat di Bangli sudah komunikasi juga dengan kader PDIP untuk Pilkada Bangli 2020. Namum untuk demokrasi yang elegan di Bangli, maka Demokrat lebih dulu komunikasi dengan Gerindra, Golkar, NasDem, Hanura, dan PKPI. “Dalam demokrasi yang berimbang itu kan harus ada pertarungan. Jangan sampai pilkada ada kandidat melawan kotak kosong. Maka koalisi besar untuk tarung head to head harus tercipta,” ucap politisi asal Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, ini.
Berarti keroyok PDIP seperti Pilkada Bali 2015 akan digalang Demokrat? “Politik itu dinamis. Bagusnya bagi kami ya demokrasi itu ada check and balance. Jadi tidak ada yang mendominasi. Maka harus ada pilihan banyak bagi masyarakat. Parpol bertugas dan berfungsi menyodorkan pilihan itu,” tutur Ridet.
Menurut Ridet, Demokrat akan menyiapkan figur-figur dengan cara survei. Survei yang akan melibatkan lembaga independen dan kredibel untuk mencari bibit unggul. “Polanya sama dengan Pilkada Bangli 2015 silam. Ada pola survei dan uji elektabilitas. Kan Demokrat melaksanakan survei secara internal. Jadi kami ingin calon yang diusung nanti menang di Pilkada Bangli 2020. Sebab ini merupakan uji mesin politik dan tolok ukur hadapi event politik berikutnya,” tegas mantan Calon Wakil Bupati Bangli 2015 ini.
Sementara Partai Gerindra belum memberikan sinyal menerima tawaran Demokrat di Pilkada Bangli 2020. Gerindra masih menunggu hasil Pileg dan Pilpres 2019 selesai ditetapkan. Wakil Ketua Bappilu DPD Gerindra Bali di Pileg/Pilpres 2019 Made Gede Ray Misno, mengatakan Gerindra bisa koalisi dengan partai mana saja, tergantung komunikasi politiknya. “Tetapi saat ini Gerindra masih fokus urusan penyelesaian Pileg dan Pilpres 2019,” kata Ray Misno, Sabtu kemarin.
Ray Misno menyebutkan Gerindra dengan 1 kursi pada Pileg 2019 di Kabupaten Bangli tentu harus berkoalisi kalau mau mengusung figur calon bupati. “Tapi kami akan jajaki dulu, setelah Pileg dan Pilpres selesai,” tegas mantan Ketua KPU Denpasar, ini.
Sementara DPW Partai NasDem Bali juga sama dengan Gerindra. Bendahara DPW Partai NasDem Provinsi Bali I Gusti Bagus Eka Subagiartha mengatakan untuk di Pilkada Bangli 2020, kader NasDem belum ada penjajakan koalisi. “NasDem masih wait and see. Secara organisasi kepartaian belum ada bicara koalisi. Mungkin komunikasi lintas parpol antara kader NasDem dengan partai lain sudah ada, tetapi semuanya masih dinamis,” ujar Gus Eka. *nat
1
Komentar