Kuota Jalur Prestasi Ditambah
Siswa pintar punya kesempatan lebih besar setelah kuota siswa jalur prestasi diperbesar dari hanya 5 persen menjadi 15 persen.
Sekolah Favorit Berpeluang Tampung Lebih Banyak Pendaftar
SINGARAJA, NusaBali
Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di jenjang SMP yang ada sedikit perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) melalui Surat Edaran Menteri Nomor 3 Tahun 2019, tertanggal 21 Juni 2019, mengubah porsi penerimaan siswa di jalur prestasi.
Jumlah yang sebelumnya hanya dipasang 5 persen dari kuota setiap sekolah ditambah menjadi 15 persen. Penambahan kuota di jalur prestasi ini pun memberikan peluang lebih bagi sekolah favorit menerima siswa berprestasi.
Surat Edaran yang ditandatangani oleh Plt Direktur Jendral Pendidikan dan Dasar dan Menengah, Sekretaris Jenderal, Didih Suhardi, diterima Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng pada Jumat (21/6) sore. Surat edaran itu pun langsung disosialisasikan untuk dilakukan penyesuaian saat perangkingan penerimaan siswa jalur prestasi.
Sekretaris Disdikpora Buleleng, Made Astika dihubungi Minggu (23/6) kemarin menjelaskan perubahan atas surat edaran tersebut sudah diterima oleh seluruh sekolah di Buleleng. “Dari surat edaran itu memang ada perubahan soal porsi jalur prestasi dari 5 persen naik menjadi 15 persen. Penambahan porsi itu karena di beberapa daerah memang kondisi masyarakat yang masih mempertimbangkan mutu pendidikan di sekolah favorit. Sehingga ini yang sering kali membludak,” jelas Astika.
Terkait dengan kondisi di Buleleng, perubahan porsi jalur prestasi di PPDB tahun ini disebutnya tak masalah. Malah perubahan ini dapat menjadi jalan keluar bagi sekolah-sekolah favorit yang menerima banyak pendafatran siswa berprestasi. Seperti SMPN 1 Singaraja, SMPN 2 Singaraja, SMPN 4 Singaraja dan SMPN 1 Seririt. Di tahun sebelumnya, sekolah-sekolah itu memang menolak sejumlah siswa yang melamar di jalur prestasi karena kuota terbatas.
“Dengan perubahan ini bisa menjadi peluang anak-anak berprestasi sekolah di sekolah impiannya. Misalnya yang awalnya menerima 10 jadi 15,” kata dia.
Meski demikian, jika ada sekolah dengan porsi 15 persen, masih menolak siswa berprestasi maka akan dikembalikan ke zonanya. Pendistribusian siswa yang tidak diterima di jalur prestasi disebut Astika akan dikondisikan oleh Disdikpora bersama panitia di masing-masing sekolah. Hal tersebut akan dirapatkan kembali menjelang H-1 pengumuman pada 2 Juli mendatang. Jika ada siswa yang belum mendapatkan sekolah akan didistribusikan sesuai dengan zonanya. Sedangkan sistem perangkingan jalur prestasi, DIsdikpora hanya membantu penetapan skoring. Seluruh proses seleksi dilakukan penuh oleh panitia sekolah.
Selain itu, sekolah-sekolah yang tidak menerima pendaftaran siswa berprestasi, dapat mengembalikan porsi jalur prestasi itu ke jalur zonasi. “Jadi peraturan ini sangat fleksibel sebenarnya. Jalur zonasi disebut minimal 80 persen, kalau ada sekolah biasanya yang dipedesaan tidak dapat siswa di jalur prestasi atau perpindahan orangtua, dapat dikembalikan ke sistem zonasi, sehingga angkanya bisa sampai 95 persen atau 100 persen,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Singaraja, Ni Putu Karnadhi dikonfirmasi terpisah mengatakan hingga Jumat (21/6) batas akhir pendaftaran jalur prestasi, panitia PPDBnya menerima 389 orang calon siswa. Sebanyak 318 orang siswa di jalur zonasi yang masih akan bertambah hingga tanggal 26 Juni mendatang, di jalur prestasi 55 orang dan jalur khusus 13 orang.
Dari jumlah pendaftar sementara, Karnadhi mengatakan khusus di jalur prestasi, pelamarnya dari tahun ke tahun memang cukup tinggi. Jumlah yang di atas kuota yang tersedia membuat panitianya harus melakukan seleksi super ketat. Tahun ini saja dari kuota 224 orang siswa, hanya 33 orang saja yang akan diterima dijalur pretasi. Dua belas orang di jalur perpindahan orangtua dan sisanya 179 orang di jalur zonasi.
“Setiap tahun memang kondisinya selalu melebihi kuota yang tersedia, tetapi dengan adanya perubahan SE kemarin, kami sangat terbantu, karena bisa menerima anak-anak berprestasi lebih banyak lagi,” ungkap Karnadhi.
Bagaimanapun menurut mantan guru berprestasi tingkat provinsi Bali ini bidang prestasi sangat penting dalam keberlangsungan proses pendidikan, sehingga memerlukan perhatian yang lebih. Lebih banyak siswa berprestasi di setiap sekolah juga dinilainya akan membawa aura khusus yang dapat menular dan memotivasi siswa lainnya. *k23
Komentar