Lomba Panahan Tradisional Gladen Ageng Patrasipala Diikuti 105 Peserta
Lomba Panahan Tradisional Gladen Ageng Patrasipala Tahun 2019 yang memperebutkan piala Bupati Badung, di Lapangan Puspem Badung, Minggu (23/6), diikuti 105 peserta untuk empat kategori yaitu dewasa putra, dewasa putri, anak-anak putra, dan anak-anak putri.
MANGUPURA, NusaBali
Untuk kategori dewasa putra maupun putri dari usia 14 tahun ke atas, kategori ini dengan jarak 30 meter, 20 rambahan, 4 anak panah. Sedangkan, kategori anak-anak putra maupun putri berusia minimal 6 tahun dan maksimal 13 tahun. Adapun jarak kategori anak-anak putra putri yakni 20 meter, 20 rambahan, dan 4 anak panah.
Salah satu peserta bernama Supardi dari Jemparingan Nusantara mengaku sangat antusias mengikuti lomba. Bahkan, khusus lomba kali ini dia menyiapkan diri dengan serius dengan cara latihan secara rutin. “Biasanya latihan pagi-sore,” ungkapnya didampingi rekannya, Roni, Tukiman, dan Malik.
Menurut pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah, ini dia sengaja datang ke Badung untuk mengikuti Lomba Panahan Tradisional Gladen Ageng Patrasipala Tahun 2019. Di samping untuk ajang silaturahmi dan mempererat persatuan, juga sekaligus menyalurkan hobi dan bakat. “Saya senang bisa mengikuti lomba ini. Penonton juga sangat banyak,” tandasnya.
Sementara, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengapresiasi lomba panahan tradisional yang diinisiasi Patrasipala Badung, terlebih diselenggarakan di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Menurutnya, kegiatan ini terlaksana berkat komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat dan penggiat, pemerhati olahraga panahan yang ingin benar-benar melestarikan nilai budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur.
“Panahan tradisional adalah suatu warisan budaya yang mengedepankan olah pikir, olah hati, dan olah pernapasan,” kata Wabup Suiasa. Diharapkan lomba ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, karena sangat sejalan dengan pembangunan di Kabupaten Badung yaitu dalam upaya melestarikan dan mengembangkan seni, adat, agama, dan budaya.
Ketua Panitia Lomba Panahan Tradisional Gladen Ageng Patrasipala Tahun 2019, Ari Sudana, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi dan bentuk kebanggaan terhadap seni panahan tradisional. Dalam lomba ini bukan persaingan yang utama, namun lebih kepada meningkatkan tali persaudaraan. “Banyak yang kita dapat dari filosofi memanah yaitu menyatukan sabda, bayu dan idep, menyatukan kata hati, tenaga, dan pikiran,” jelasnya.
“Lomba ini diikuti diikuti 105 peserta dan dibagi menjadi empat kategori yaitu dewasa putra, dewasa putri, anak-anak putra dan anak-anak putri. Peserta tersebut berasal dari seluruh nusantara,” ungkap Ari Sudana.
Adapun pemenang dalam lomba ini yakni untuk kategori dewasa putra juara I atas nama Kuswantoro, juara II adalah Juliarbani, juara III adalah Ahmad Kolil. Untuk kategori putri dewasa, juara I adalah Casandra, juara II adalah Setiyan, dan juara III adalah Wiwin. Sedangkan untuk kategori anak-anak putra, juara I adalah IGNA Darya, juara II adalah I Putu Arya D, dan juara III adalah Riski, dan untuk kategori anak-anak putri, juara I adalah Tri Sutriani, juara II adalah Istika, dan juara III adalah Sasyi Ika. *asa
Salah satu peserta bernama Supardi dari Jemparingan Nusantara mengaku sangat antusias mengikuti lomba. Bahkan, khusus lomba kali ini dia menyiapkan diri dengan serius dengan cara latihan secara rutin. “Biasanya latihan pagi-sore,” ungkapnya didampingi rekannya, Roni, Tukiman, dan Malik.
Menurut pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah, ini dia sengaja datang ke Badung untuk mengikuti Lomba Panahan Tradisional Gladen Ageng Patrasipala Tahun 2019. Di samping untuk ajang silaturahmi dan mempererat persatuan, juga sekaligus menyalurkan hobi dan bakat. “Saya senang bisa mengikuti lomba ini. Penonton juga sangat banyak,” tandasnya.
Sementara, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengapresiasi lomba panahan tradisional yang diinisiasi Patrasipala Badung, terlebih diselenggarakan di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Menurutnya, kegiatan ini terlaksana berkat komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat dan penggiat, pemerhati olahraga panahan yang ingin benar-benar melestarikan nilai budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur.
“Panahan tradisional adalah suatu warisan budaya yang mengedepankan olah pikir, olah hati, dan olah pernapasan,” kata Wabup Suiasa. Diharapkan lomba ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, karena sangat sejalan dengan pembangunan di Kabupaten Badung yaitu dalam upaya melestarikan dan mengembangkan seni, adat, agama, dan budaya.
Ketua Panitia Lomba Panahan Tradisional Gladen Ageng Patrasipala Tahun 2019, Ari Sudana, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi dan bentuk kebanggaan terhadap seni panahan tradisional. Dalam lomba ini bukan persaingan yang utama, namun lebih kepada meningkatkan tali persaudaraan. “Banyak yang kita dapat dari filosofi memanah yaitu menyatukan sabda, bayu dan idep, menyatukan kata hati, tenaga, dan pikiran,” jelasnya.
“Lomba ini diikuti diikuti 105 peserta dan dibagi menjadi empat kategori yaitu dewasa putra, dewasa putri, anak-anak putra dan anak-anak putri. Peserta tersebut berasal dari seluruh nusantara,” ungkap Ari Sudana.
Adapun pemenang dalam lomba ini yakni untuk kategori dewasa putra juara I atas nama Kuswantoro, juara II adalah Juliarbani, juara III adalah Ahmad Kolil. Untuk kategori putri dewasa, juara I adalah Casandra, juara II adalah Setiyan, dan juara III adalah Wiwin. Sedangkan untuk kategori anak-anak putra, juara I adalah IGNA Darya, juara II adalah I Putu Arya D, dan juara III adalah Riski, dan untuk kategori anak-anak putri, juara I adalah Tri Sutriani, juara II adalah Istika, dan juara III adalah Sasyi Ika. *asa
1
Komentar