Mahayastra Mengaku ke Jepang Dalami Pelatihan Kerja
Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra, beberapa waktu lalu, melakukan kunjungan yang ditengarai berliburan ke Jepang.
GIANYAR, NusaBali
Namun, dia mengaku kunjungannnya bersama rombongan ke negeri sakura itu untuk mendalami lembaga pelatihan kerja. Dia menjelaskan kunjungannya itu kepada awak media di halaman belakang Kantor Bupati Gianyar, Kamis (26/6).
Bupati asal Desa Melinggih, Payangan ini tingal di Jepang selama enam hari lima malam. Mahayastra mengaku lawatannya ke Jepang itu bukan untuk liburan, melainkan untuk mendalami sebuah yayasan lembaga pelatihan yang intens memberikan donasi untuk sekolah di Gianyar.
Dalam kesempatan itu, dia mengaku kunjungan ke luar negeri bisa dihitung dengan jari. Pertama kali pernah berangkat ke Berlin, Jerman untuk mendampingi sulinggih dalam tugas keagamaan pada waktu menjabat sebagai Wakil Bupati Gianyar. Lalu ke Jepang adalah urutan kedua. “Saya ke Jepang untuk mendalami sebuah lembaga yang sudah bekerjasama dengan kita sejak tiga tahun lalu. Selama ini mereka secara sukarela membantu beberapa sekolah di Gianyar terutama sekolah SD. Saya ke sana untuk mengetahui seperti apa lembaganya di sana, kualitas, dan legalitasnya. Mengingat mereka juga meminta mengirimkan tenaga dan bekerja di sana,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Gianyar AA Gede Dalem Jagadhita, ketika dikonfirmasi terpisah terkait biaya kunjungan rombongan Bupati Gianyar ke Jepang, dia mengarahkan agar ke Bagian Administrasi Pemerintahan. "Untuk semua itu, kiranya bisa dikonfirmasi ke Bagian Adminintrasi Pimpinan Setda Gianyar. Karena sumber pembiayaannya dari bagian ini, " jelasnya.
Bupati Mahayastra menilai, animo masyarakat Gianyar bekerja di Jepang, cukup tinggi. Hanya saja, Bupati tak mengantongi data secara pasti. “Secara nasional itu kan ada sekitar 3.000,’’ jelasnya, tanpa menyebut dari mana sumber data dimaksud.
Bupati Mahayastra mengaku selama di sana dirinya melihat langsung manajemen lembaga tersebut. “Memang mereka memiliki tenaga yang terampil dan disiplin,” ujarnya. Pihak Jepang itu pun bermaksud membuat Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Gianyar, tepatnya Jalan Bypass Dharma Giri, Gianyar. Peluang kerja di Jepang antara lain mulai dari tenaga medis, restauran, pertanian, pemotongan daging, sampai di pemerintahan bagian kebunnya. Dia juga menyampaikan Jepang merupakan salah satu negara tujuan dari pekerja yang berasal dari Bali. “Kami tidak akan mengirimkan tenaga pembantu ke Jepang,” tandasnya. *nvi
Bupati asal Desa Melinggih, Payangan ini tingal di Jepang selama enam hari lima malam. Mahayastra mengaku lawatannya ke Jepang itu bukan untuk liburan, melainkan untuk mendalami sebuah yayasan lembaga pelatihan yang intens memberikan donasi untuk sekolah di Gianyar.
Dalam kesempatan itu, dia mengaku kunjungan ke luar negeri bisa dihitung dengan jari. Pertama kali pernah berangkat ke Berlin, Jerman untuk mendampingi sulinggih dalam tugas keagamaan pada waktu menjabat sebagai Wakil Bupati Gianyar. Lalu ke Jepang adalah urutan kedua. “Saya ke Jepang untuk mendalami sebuah lembaga yang sudah bekerjasama dengan kita sejak tiga tahun lalu. Selama ini mereka secara sukarela membantu beberapa sekolah di Gianyar terutama sekolah SD. Saya ke sana untuk mengetahui seperti apa lembaganya di sana, kualitas, dan legalitasnya. Mengingat mereka juga meminta mengirimkan tenaga dan bekerja di sana,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Gianyar AA Gede Dalem Jagadhita, ketika dikonfirmasi terpisah terkait biaya kunjungan rombongan Bupati Gianyar ke Jepang, dia mengarahkan agar ke Bagian Administrasi Pemerintahan. "Untuk semua itu, kiranya bisa dikonfirmasi ke Bagian Adminintrasi Pimpinan Setda Gianyar. Karena sumber pembiayaannya dari bagian ini, " jelasnya.
Bupati Mahayastra menilai, animo masyarakat Gianyar bekerja di Jepang, cukup tinggi. Hanya saja, Bupati tak mengantongi data secara pasti. “Secara nasional itu kan ada sekitar 3.000,’’ jelasnya, tanpa menyebut dari mana sumber data dimaksud.
Bupati Mahayastra mengaku selama di sana dirinya melihat langsung manajemen lembaga tersebut. “Memang mereka memiliki tenaga yang terampil dan disiplin,” ujarnya. Pihak Jepang itu pun bermaksud membuat Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Gianyar, tepatnya Jalan Bypass Dharma Giri, Gianyar. Peluang kerja di Jepang antara lain mulai dari tenaga medis, restauran, pertanian, pemotongan daging, sampai di pemerintahan bagian kebunnya. Dia juga menyampaikan Jepang merupakan salah satu negara tujuan dari pekerja yang berasal dari Bali. “Kami tidak akan mengirimkan tenaga pembantu ke Jepang,” tandasnya. *nvi
Komentar