Tulang Belulang Manusia Gegerkan Warga
Tulang belulang yang diduga tulang manusia ditemukan di pekarangan rumah I Nengah Rati,68, Banjar Sangluh, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu (26/6) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Benda aneh itu ditemukan saat pengerukan tanah kedalaman 2 meter, untuk dibanguni dapur. Warga pun geger, lanjut dilaporkan ke Polsek Dawan, Kamis (27/6) pukul 09.00 Wita.
Penemuan ini bermula saat keponakan Nengah Rati, Komang Suastika,39, datang dari rumahnya di Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, ke Banjar Sangluh, sejak Jumat (21/6). Dia menggali tanah di pekarangan Nengah Rati untuk membangun dapur, Rabu (26/6) pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Saat penggalian kedalaman 2 meter, pukul 09.30 Wita, dia terkejut karena menemukan kerangka tulang yang diduga tulang manusia.
Temuan itu dilaporkan ke Polsek Dawan. ‘’Tulang ini kami bawa ke Laboratorioum Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, demi memastikan apakah itu tulang manusia atau bukan,” ujar Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Mirza Gunawan.
Polisi pun mengecek lokasi dan meminta keterangan sejumlah saksi di Mapolsek Dawan. Kasus ini dilimpahkan ke Polres Klungkung.
Suastika saat dimintai keterangan mengaku, sekitar 5 bulan lalu juga menemukan batu mirip fosil tengkorak manusia di pekarangan rumah pamannya itu. Saat itu dia mengeruk tanah untuk membuat pondasi rumah, sekitar 4 meter dari penemuan tulang-belulang tersebut. Batu itu lonjong seperti fosil manusia purba.
Suastika awalnya sempat mengira itu paica (benda bertuah) sehingga dibawa ke rumah di Kelurahan Banyuning, Buleleng dan diletakkan di pekarangan rumahnya. Berselang 2 bulan kemudian tiba-tiba terjadi kejadian aneh. Yakni sang istri, Nengah Sariasih,39, yang juga ngiring untuk mengobati dengan teknik pijat, merasakan sakit kepala, bahkan anaknya juga sakit.
Dari hasil petunjuk orang pintar maka benda tersebut diminta agar dibuang ke sungai. Sejak itu berbagai keanehan di rumahnya, seperti keluarga mendadak sakit, berangsur-angsur hilang. Mengenai penemuan kerangka Rabu pagi itu, Suastika sejatinya baru pulang ke Banjar Sangluh, 21 Juni 2019, usai melaksanakan prosesi upacara ngaben di Buleleng. Nengah Rati menambahkan tanah tersebut merupakan warisan dari leluhurnya. Dia tidak tahu tentang tulang itu. “Selama ini tidak ada firasat apa-apa,” katanya.*wan
Penemuan ini bermula saat keponakan Nengah Rati, Komang Suastika,39, datang dari rumahnya di Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, ke Banjar Sangluh, sejak Jumat (21/6). Dia menggali tanah di pekarangan Nengah Rati untuk membangun dapur, Rabu (26/6) pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Saat penggalian kedalaman 2 meter, pukul 09.30 Wita, dia terkejut karena menemukan kerangka tulang yang diduga tulang manusia.
Temuan itu dilaporkan ke Polsek Dawan. ‘’Tulang ini kami bawa ke Laboratorioum Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, demi memastikan apakah itu tulang manusia atau bukan,” ujar Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Mirza Gunawan.
Polisi pun mengecek lokasi dan meminta keterangan sejumlah saksi di Mapolsek Dawan. Kasus ini dilimpahkan ke Polres Klungkung.
Suastika saat dimintai keterangan mengaku, sekitar 5 bulan lalu juga menemukan batu mirip fosil tengkorak manusia di pekarangan rumah pamannya itu. Saat itu dia mengeruk tanah untuk membuat pondasi rumah, sekitar 4 meter dari penemuan tulang-belulang tersebut. Batu itu lonjong seperti fosil manusia purba.
Suastika awalnya sempat mengira itu paica (benda bertuah) sehingga dibawa ke rumah di Kelurahan Banyuning, Buleleng dan diletakkan di pekarangan rumahnya. Berselang 2 bulan kemudian tiba-tiba terjadi kejadian aneh. Yakni sang istri, Nengah Sariasih,39, yang juga ngiring untuk mengobati dengan teknik pijat, merasakan sakit kepala, bahkan anaknya juga sakit.
Dari hasil petunjuk orang pintar maka benda tersebut diminta agar dibuang ke sungai. Sejak itu berbagai keanehan di rumahnya, seperti keluarga mendadak sakit, berangsur-angsur hilang. Mengenai penemuan kerangka Rabu pagi itu, Suastika sejatinya baru pulang ke Banjar Sangluh, 21 Juni 2019, usai melaksanakan prosesi upacara ngaben di Buleleng. Nengah Rati menambahkan tanah tersebut merupakan warisan dari leluhurnya. Dia tidak tahu tentang tulang itu. “Selama ini tidak ada firasat apa-apa,” katanya.*wan
1
Komentar