Ortu Siswa Sempat Berebut Nomor Antrean
Hari Pertama PPDB Jalur Zonasi SMA di Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Setelah jalur prestasi dan perpindahan orangtua jenjang SMA dilaksanakan 26-27 Juni 2019, kini giliran jalur zonasi bagi SMA negeri, dan jalur reguler bagi SMK dibuka mulai 28 Juni – 3 Juli 2019. Memasuki hari pertama, Jumat (28/6), pendaftaran di sejumlah SMA negeri di Denpasar membeludak. Bahkan orangtua siswa sempat berebut nomor antrean untuk proses verifikasi. Meski demikian, tidak sampai terjadi keributan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, sempat melakukan pantauan ke beberapa sekolah yang tengah melakukan PPDB, di antaranya SMAN 1 Denpasar, SMAN 2 Denpasar, SMAN 7 Denpasar, SMKN 1 Denpasar, SMKN 3 Denpasar, dan SMKN 5 Denpasar. Saat pantauan, pendaftar memang membeludak, namun secara umum pelaksanaan bisa berjalan dengan tertib.
“Hari pertama, antusias orangtua untuk mendaftarkan anaknya memang ramAI. Tapi syukurnya tertib, tidak sampai ada keributan” ujar Kadis Boy. Membeludaknya peserta yang mendaftar bisa dilihat dari nomor antrean. SMAN 7 Denpasar misalnya, sudah ada 650 orang peserta yang mengambil nomor antrean. Sementaradi SMAN 2 Denpasar lebih dari 500 pendaftar, di SMAN 3 Denpasar hingga 400 pendaftar. Sedangkan di SMAN 1 Denpasar saat NusaBali melakukan pantauan ke sekolah tersebut sudah ada 204 orang peserta yang menyerahkan berkas verifikasi pendaftaran.
Pihaknya sudah menegaskan, pendaftaran online sebagai langkah pertama yang harus dilakukan oleh peserta dibuka mulai pukul 08.00 Wita, sehingga bagi yang mengakses sebelum pukul tersebut tidak akan bisa mengakses. Dengan demikian, tidak ada lagi pemahaman peserta harus datang pagi buta ke sekolah. Karena jika belum melakukan pendaftaran secara online, maka belum bisa dilakukan verifikasi data. Sedangkan pendaftaran online baru dibuka pukul 08.00 Wita.
“Daftar PPDB online ini kan baru kita buka mulai pukul 08.00 Wita. Seandainya kita buka pukul 00.00 Wita, sudah pasti calon siswa sudah input data, sehingga akibatnya pukul 08.00 Wita sudah membeludak di sekolah. Padahal kita baru buka online melalui PT Telkom baru mulai pukul 08.00 Wita,” jelasnya.
Boy juga menegaskan, jalur zonasi ini bukan untuk cepat-cepatan mendaftar, sebab pendaftaran digelar selama hampir sepekan, 28 Juni – 3 Juli 2019. Dari jumlah yang mendaftar ini, akan diseleksi jarak terdekat dengan sekolah, dan seleksi tersebut sudah diatur dengan sistem. Selain hari pendaftaran masih panjang, waktu pelaksanaannya dalam sehari pun ditambah. Dari yang semula pukul 08.00 – 14.00 Wita, menjadi 08.00 – 18.00 Wita.
“Masih ada besok, dua hari, sampai 3 Juli. Kalau di juknis kemarin kan sampai pukul 14.00 Wita, tadi saya dengan Telkom instruksikan buka lagi sampai pukul 18.00 Wita. Sehingga tadi sempat saya sampaikan, bagi orangtua yang ada tugas atau kesibukan, silakan ditinggalkan. Sorenya masih bisa datang untuk verifikasi berkas, karena masih ada petugas,” katanya.
“Untuk verifikasi berkas pendaftaran tidak mesti harus pada sekolah pilihan pertama, namun boleh pada SMA pilihan kedua yang dipilih. Yang penting sudah dilakukan verifikasi berkas. Ini tidak cepat-cepatan,” tegasnya. Sementara itu, terkait surat keterangan domisili yang digunakan untuk mendaftar, pihaknya akan melakukan verifikasi atau pengecekan ke lapangan terkait kebenaran surat keterangan domisili tersebut. Hal ini, kata Kadis Boy, untuk mengantisipasi surat keterangan domisili bodong. “Jangan sampai kita kecolongan. Jangan sampai ada yang menggunakan domisili, tetapi kenyataannya tidak tinggal di sana. Pengecekan akan dilakukan oleh tim dari sekolah dengan dibantu pihak lingkungan setempat,” katanya. Meski demikian, Kadis Boy mengakui penggunaan surat keterangan domisili tidak terlalu signifikan.
Dari ratusan calon peserta, hanya 20-an orang yang menggunakan surat keterangan domisili. Kendati demikian, keterangan domisili ini akan tetap dicek di lapangan untuk memastikan yang bersangkutan apakah benar tinggal di sana.
Sementara itu, Wakasek Bidang Kesiswaan SMAN 1 Denpasar, Drs I Gusti Ketut Adiawan MPd menjelaskan, SMAN 1 Denpasar memiliki daya tampung sebanyak 396 siswa yang terbagi menjadi 11 kelas. Dari jumlah tersebut, dari jalur prestasi akan menerima sebanyak 19 siswa (5 persen), jalur perpindahan orang tua sebanyak 19 siswa (5 persen), dan jalur zonasi 358 siswa (90 persen).
Pihaknya mengakui, hari pertama PPDB jalur zonasi memang cukup membeludak. Ada ratusan calon siswa yang mengantre. Hingga pukul 14.00 Wita, tercatat sudah 204 berkas pendaftaran yang diverifikasi. “Hari pertama memang mebeludak. Tapi syukur tertib dan antre,” ujarnya.
Terkait surat keterangan domisili, Wakasek Adiawan menyampaikan, pihak sekolah juga akan melakukan verifikasi terkait surat keterangan domisili dari calon siswa, untuk asas legalitas. “Kita cek, apakah benar siswa bersangkutan tinggal di tempat tersebut. Sehingga clear, dan bisa dipertanggungkawabkan,” tandasnya. *ind
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, sempat melakukan pantauan ke beberapa sekolah yang tengah melakukan PPDB, di antaranya SMAN 1 Denpasar, SMAN 2 Denpasar, SMAN 7 Denpasar, SMKN 1 Denpasar, SMKN 3 Denpasar, dan SMKN 5 Denpasar. Saat pantauan, pendaftar memang membeludak, namun secara umum pelaksanaan bisa berjalan dengan tertib.
“Hari pertama, antusias orangtua untuk mendaftarkan anaknya memang ramAI. Tapi syukurnya tertib, tidak sampai ada keributan” ujar Kadis Boy. Membeludaknya peserta yang mendaftar bisa dilihat dari nomor antrean. SMAN 7 Denpasar misalnya, sudah ada 650 orang peserta yang mengambil nomor antrean. Sementaradi SMAN 2 Denpasar lebih dari 500 pendaftar, di SMAN 3 Denpasar hingga 400 pendaftar. Sedangkan di SMAN 1 Denpasar saat NusaBali melakukan pantauan ke sekolah tersebut sudah ada 204 orang peserta yang menyerahkan berkas verifikasi pendaftaran.
Pihaknya sudah menegaskan, pendaftaran online sebagai langkah pertama yang harus dilakukan oleh peserta dibuka mulai pukul 08.00 Wita, sehingga bagi yang mengakses sebelum pukul tersebut tidak akan bisa mengakses. Dengan demikian, tidak ada lagi pemahaman peserta harus datang pagi buta ke sekolah. Karena jika belum melakukan pendaftaran secara online, maka belum bisa dilakukan verifikasi data. Sedangkan pendaftaran online baru dibuka pukul 08.00 Wita.
“Daftar PPDB online ini kan baru kita buka mulai pukul 08.00 Wita. Seandainya kita buka pukul 00.00 Wita, sudah pasti calon siswa sudah input data, sehingga akibatnya pukul 08.00 Wita sudah membeludak di sekolah. Padahal kita baru buka online melalui PT Telkom baru mulai pukul 08.00 Wita,” jelasnya.
Boy juga menegaskan, jalur zonasi ini bukan untuk cepat-cepatan mendaftar, sebab pendaftaran digelar selama hampir sepekan, 28 Juni – 3 Juli 2019. Dari jumlah yang mendaftar ini, akan diseleksi jarak terdekat dengan sekolah, dan seleksi tersebut sudah diatur dengan sistem. Selain hari pendaftaran masih panjang, waktu pelaksanaannya dalam sehari pun ditambah. Dari yang semula pukul 08.00 – 14.00 Wita, menjadi 08.00 – 18.00 Wita.
“Masih ada besok, dua hari, sampai 3 Juli. Kalau di juknis kemarin kan sampai pukul 14.00 Wita, tadi saya dengan Telkom instruksikan buka lagi sampai pukul 18.00 Wita. Sehingga tadi sempat saya sampaikan, bagi orangtua yang ada tugas atau kesibukan, silakan ditinggalkan. Sorenya masih bisa datang untuk verifikasi berkas, karena masih ada petugas,” katanya.
“Untuk verifikasi berkas pendaftaran tidak mesti harus pada sekolah pilihan pertama, namun boleh pada SMA pilihan kedua yang dipilih. Yang penting sudah dilakukan verifikasi berkas. Ini tidak cepat-cepatan,” tegasnya. Sementara itu, terkait surat keterangan domisili yang digunakan untuk mendaftar, pihaknya akan melakukan verifikasi atau pengecekan ke lapangan terkait kebenaran surat keterangan domisili tersebut. Hal ini, kata Kadis Boy, untuk mengantisipasi surat keterangan domisili bodong. “Jangan sampai kita kecolongan. Jangan sampai ada yang menggunakan domisili, tetapi kenyataannya tidak tinggal di sana. Pengecekan akan dilakukan oleh tim dari sekolah dengan dibantu pihak lingkungan setempat,” katanya. Meski demikian, Kadis Boy mengakui penggunaan surat keterangan domisili tidak terlalu signifikan.
Dari ratusan calon peserta, hanya 20-an orang yang menggunakan surat keterangan domisili. Kendati demikian, keterangan domisili ini akan tetap dicek di lapangan untuk memastikan yang bersangkutan apakah benar tinggal di sana.
Sementara itu, Wakasek Bidang Kesiswaan SMAN 1 Denpasar, Drs I Gusti Ketut Adiawan MPd menjelaskan, SMAN 1 Denpasar memiliki daya tampung sebanyak 396 siswa yang terbagi menjadi 11 kelas. Dari jumlah tersebut, dari jalur prestasi akan menerima sebanyak 19 siswa (5 persen), jalur perpindahan orang tua sebanyak 19 siswa (5 persen), dan jalur zonasi 358 siswa (90 persen).
Pihaknya mengakui, hari pertama PPDB jalur zonasi memang cukup membeludak. Ada ratusan calon siswa yang mengantre. Hingga pukul 14.00 Wita, tercatat sudah 204 berkas pendaftaran yang diverifikasi. “Hari pertama memang mebeludak. Tapi syukur tertib dan antre,” ujarnya.
Terkait surat keterangan domisili, Wakasek Adiawan menyampaikan, pihak sekolah juga akan melakukan verifikasi terkait surat keterangan domisili dari calon siswa, untuk asas legalitas. “Kita cek, apakah benar siswa bersangkutan tinggal di tempat tersebut. Sehingga clear, dan bisa dipertanggungkawabkan,” tandasnya. *ind
Komentar