Pemenang Pilpres Diminta Merangkul Semua
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan pasangan 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan otomatis membuat pasangan 01 Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) sah menjadi pemenang Pilpres 2019.
JAKARTA, NusaBali
Anggota MPR RI dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu mengatakan, sebagai pemenang pilpres pasangan tersebut akan merangkul semua pihak guna menjalin tali persaudaraan yang telah terpolarisasi.
"Jika kalangan elite politik bersatu, maka di bawah akan bersatu. Sebaliknya bila elite banyak berkoar-koar, di bawah seperti ilalang. Tersulut sedikit terbakar. Oleh karena itu, selesai sidang di MK elite harus jadi penyejuk," ujar Masinton di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/6). Bagi Masinton menjadi penyejuk sangat penting agar ‘rumah kebangsaan’ tidak terbakar.
Sahnya Jokowi-Ma’ruf sebagai presiden dan wakil presiden, selanjutnya akan dipilih menteri-menteri. Masinton berharap, nantinya tidak semua parpol bisa masuk ke pemerintahan.
Sebab, perlu ada oposisi yang mengawasi dan mengontrol kinerja pemerintahan. Plus mencegah adanya otoritas yang nantinya bisa berakibat melakukan tindakan sewenang-wenang. "Bila semua masuk pemerintahan membuat politik tidak dinamis," ucap Masinton.
Untuk itu, lanjut Masinton, periode ini sangat perlu oposisi. Namun tak lupa merajut persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Ketua MPR RI 2009-2014, Taufik Kiemas, yang juga merupakan suami dari Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Saya dulu mendengar pandangan dari bapak Taufik Kiemas saat menjadi oposisi dan menjadi Ketua MPR RI periode 2009-2014 lalu, beliau berkata kalau kami menang jangan membuat yang kalah menjadi nol. Ibaratnya jika di sepakbola skornya 3-2 atau 2-1. Toh dengan skor itu juga tetap menang. Artinya kita harus berbagi," papar Masinton.
Sementara anggota MPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, menyatakan sebagai pemenang sebaiknya Jokowi bertemu langsung dengan Prabowo. Langkah itu dilakukan demi menjaga harkat dan martabat serta menjalin persatuan. "Selain itu, dapat meredam dibawahnya," papar Syaifullah. *k22
"Jika kalangan elite politik bersatu, maka di bawah akan bersatu. Sebaliknya bila elite banyak berkoar-koar, di bawah seperti ilalang. Tersulut sedikit terbakar. Oleh karena itu, selesai sidang di MK elite harus jadi penyejuk," ujar Masinton di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/6). Bagi Masinton menjadi penyejuk sangat penting agar ‘rumah kebangsaan’ tidak terbakar.
Sahnya Jokowi-Ma’ruf sebagai presiden dan wakil presiden, selanjutnya akan dipilih menteri-menteri. Masinton berharap, nantinya tidak semua parpol bisa masuk ke pemerintahan.
Sebab, perlu ada oposisi yang mengawasi dan mengontrol kinerja pemerintahan. Plus mencegah adanya otoritas yang nantinya bisa berakibat melakukan tindakan sewenang-wenang. "Bila semua masuk pemerintahan membuat politik tidak dinamis," ucap Masinton.
Untuk itu, lanjut Masinton, periode ini sangat perlu oposisi. Namun tak lupa merajut persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Ketua MPR RI 2009-2014, Taufik Kiemas, yang juga merupakan suami dari Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Saya dulu mendengar pandangan dari bapak Taufik Kiemas saat menjadi oposisi dan menjadi Ketua MPR RI periode 2009-2014 lalu, beliau berkata kalau kami menang jangan membuat yang kalah menjadi nol. Ibaratnya jika di sepakbola skornya 3-2 atau 2-1. Toh dengan skor itu juga tetap menang. Artinya kita harus berbagi," papar Masinton.
Sementara anggota MPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, menyatakan sebagai pemenang sebaiknya Jokowi bertemu langsung dengan Prabowo. Langkah itu dilakukan demi menjaga harkat dan martabat serta menjalin persatuan. "Selain itu, dapat meredam dibawahnya," papar Syaifullah. *k22
1
Komentar