Bentrok Sesama Warga Sumba, 1 Tewas
Bentrok maut yang tewaskan Dominggus Dapa melibatkan 6 warga Sumba Barat Daya vs 6 warga Sumba Timur
Insiden Maut Saat Pesta Miras Perayaan Ultah di Warung Mr Odon Desa Pemogan
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 12 warga sesama asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat bentrok saat pesta minuman keras (miras) di Warung Pondok Mangga Mr Odon, Jalan Taman Pancing Gang Nila Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Sabtu (29/6) malam. Dalam bentrokan ini, satu korban tewas mengenaskan di lokasi TKP akibat bacokan senjata tajam hingga ususnya terbutrai, yakni Dominggus Dapa, 27.
Informasi di lapangan, pesta miras berujung bentrokan maut itu terjadi saat acara perayakan ulang tahun (ultah) Gerson Tanggela alias Soni, 30, salah seorang warga asal Sumba Barat Data, Kabupaten Sumba, NTT. Soni mengundang rekan-rekannya sesama untuk menghadiri acara ultahnya ke-30 itu.
Selaku tuan rumah, Soni yang kesehariannya bekerja pada sebuah toko bangunan di kawasan Jalan Raya Sesetan, Denpasar Selatan datang duluan ke lokasi acara di Warung Pondok Mangga Mr Odon. Soni datan lebih awal bersama adik iparnya, Dominggus Dapa, 27, yang kemudian tewas ditusuk, Sabtu sore sekitar pukul 15.00 Wita.
Singkat cerita, perayaan ultah Soni pun berlangsung, disertai pesta miras. Saat itu, ada 12 orang seasama asal Sumba yang ikut pesta miras perayaan utlah Soni. Rinciannya, 6 orang asal Sumba Barat Daya, termasuk Soni dan korban Dominggus Dapa. Sedangkan 6 orang lagi asal Sumba Timur.
Soni dan Dominggus Dapa serta 4 rekannya sesama asal Sumba Barat Daya diketahui masih ada hubungan keluarga. Enam orang yang bekerja di toko yang sama ini, juga sama-sama kos di Jalan Yeh Biu Gang Pundak Sesetan, Denpasar Selatan. Sebaliknya, kelompok 6 orang asal Sumba Timur tidak diketahui pasti di mana mereka tinggal. Soni selaku empunya acara juga tidak tahu, siapa yang mengundang mereka hadir.
Malam sekitar pukul 22.00 Wita, teman dekat Soni sesama asal Sumba Barat Daya, Agustinus Tuna Zada, 22, tiba-tiba terlibat pertengkaran dengan salah seorang dari kelompok Sumba Timur, yang disebut-sebut bernama Angga. Pertengkaran itu kemudian dilerai oleh korban Dominggus Dapa.
Apes, saat melerai perkelahian itulah korban Dominggus Dapa diduga ditusuk oleh Angga. Ketika itu, 12 orang yang pesta miras sudah dalam kondisi mabuk. Sang punya acara, Soni, sempat melihat korban Dominggus Dapa menusuk sadel sepeda motor yang parkir sambil mengerang kesakitan. Kemudian, adik ipar dari Soni ini berlari ke kerumunan teman-temannya sesama kelompok Sumba Barat Daya.
Selanjutnya, Soni bersama salah seorang temannya dari kelompok Sumba Barat Daya, Martin Malo, mengangkat korban Dominggus Dapa yang sudah terkapar bersimbah darah keluar dari warung yang dalam kondisi gelap. Saat itulah baru diketahui kalau korban kena tusukan senjata tajam di bagian perut kiri, hingga ususnya terburai.
Korban yang sekarat kemudian dibaringkan di mulut gang sambil me-nunggu mobil untuk diantar ke RSUP Sanglah, Denpasar. Sayang, sebelum dibawa ke RS, pemuda berusia 27 tahun ini keburu meninggal. Sebaliknya, pelaku Angga bersama 5 rekannya dari kelompok Sumba Timur malam itu langsung kabur dari TKP.
Laporan atas insiden maut sesama warga Sumba ini dengan cepat masuk ke kepolisian. Begitu dapat laporan, jajaran Polsek Denpasar Selatan pun langsung tyerjun ke lokasi kejadian. Polisi juga memburu warga Sumba Barat Daya dan kelompok Suma Timur yang terlibat pesta miras hingga bentrok maut. Hasilnya, mereka semua berhasil diamankan polisi, Minggu (30/6). Khusus 5 orang dari kelompok Sumba Barat Daya, diringkus polisi saat menunggui jenazah korban Dominggus Dapa di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dinihari kemarin.
Polisi sudah melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi dalam kasus bentrok maut warga sesama Sumba ini. Pemilik Warung Pondok Mangga Mr Odon, I Nyoman Sukadi, 53, juga sudah dimintai keterangannya. Dari keterangan pemilik warung, Soni awalnya memesan tempat hendak merayakan ultah. Soni sekalian pesan minuman keras jenis tuak (sebanyak 2 galon) dan bir (1 krat).
“Pemilik warung mengatakan, awalnya hanya tiga orang yang ikut pesta miras. Lama kelamaan, makin banyak yang datang,” jelas sumber NusaBali di kepolisian, Minggu (30/6). Warung itu sendiri ditutup pemiliknya, Sabtu malam pukul 21.00 Wita. Namun, Soni bersama teman-temannya masih meneruskan pesta miras di warung yang sudah dalam kondisi gelap. Saat itu, Soni meminta kepada pemilik warung untuk berpesta hingga pukul 22.00 Wita.” Pemilik warung mengiakannya, tapi semua lampu dimatikan,” papar sumber tadi.
Malam sekitar pukul 22.30 Wita, pemilik warung, Nyoman Sukadi, ditelepon oleh temannya, Ketut Ajus, yang menyampaikan bahwa di warungnya terjadi keributan. Nyoman Sukadi pun kembali bergegas datang ke warung. Setibanya di warung, Nyoman Sukadi melihat korban Dominggus Dapa sudah sekarat bersimbah darah dipangku rekan-rekannya.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nyoman Wirajaya, mengatakan pihaknya masih mendalami kasus ini. Termasuk memeriksa 11 warga Sumba yang ikut terlibat pesta miras malam itu,” ungkap Kompol Wirajaya.
Pantauan NusaBali, Minggu kemarin, Warung Pondok Mangga Mr Odon yang jadi TKP berntrokan sesama warga Sumba tampak dijaga polisi. Bahkan, Wakapolresta Denpasar, AKBP Benny Pramono, juga turun ke lokasi TKP yang sudah dipasangi police line itu. Pada gang masuk menuju warung ini terlihat bercak-bercak darah mengering.
Sementara itu, tetangga kos korban Dominggus Dapa yang juga asal Sumba Barat Daya, Polina Mete, mengatakan Soni cs sama-sama tinggal di rumah kontrakan kawasan Jalan Yeh Biu Gang Pundak Nomor 17 Sesetan, Denpasar Selatan. Mereka menempati 6 kamar kos berbeda.
“Mereka (Soni dan korban Dominggus Dapa cs, Red) berasal dari satu kampung dan masih ada hubungan darah. Mereka datang merantau ke Bali bekerja pada salah satu toko bangunan di kawasan Sesetan. Tapi, saya tidak terlalu akrab dengan mereka," tutur perempuan yang mengaku bekerja di Perumahan Imigrası kawasan Sesetan ini kepada NusaBali, Minggu kemarin.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin, sepupu Dominggus Dapa, yakni Linus Rege, 24, mengatakan korban baru 5 bulan merantau ke Bali dan bekerja di sebuah toko bangunan kawasan Jalan Raya Sesetan. “Sebelumnya, sepupu saya ini (korban) sempat kuliah di Malang. Tapi, karena nggak ada biaya, akhirnya keluar dari kampus. Setelah lama menganggur, akhirnya merantau ke Bali, jadi buruh di toko bangunan,” papar Linus Rege.
Orangtua korban, kata Linus Rege, sudah mengetahui kematian tragis putranya. Meski merasa shock dan terpukul, namun pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban Dominggus Dapa. Korban Dominggus Dapa sendiri merupakan anak ketiga dari 6 bersaudara. Jenazah korban rencananya akan dipulangkan ke kampung halaman di Sumba Barat Daya, setelah proses dari kepolisian nanti selesai. “Sekarang nunggu proses dari kepolisian,” tandas Linus Rege sembari mengatakan keluarga meminta agar pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku. *pol,ind
1
Komentar