4 Terduga Pelaku Penganiayaan Diringkus
Anggota TNI Tewas di Parkiran Kelab Malam
MANADO, NusaBali
Petugas gabungan berhasil meringkus empat pelaku penganiayaan dan pengeroyokan terhadap seorang anggota TNI di Manado hingga tewas. Tiga pelaku sudah dinyatakan sebagai tersangka, sedangkan satu pelaku masih didalami perannya.
Keempatnya diduga menewaskan anggota Intel di Korem 131 Santiago Manado, Lucky Prasetyo (36) warga Nganjuk, Jawa Timur, yang berdomisili di Kelurahan Teling Bawah, Kecamatan Wenang, Sabtu (29/6).
Hanya dalam waktu empat jam, para pelaku tersebut berhasil diringkus Tim Resmob bersama Tim Paniki Polresta Manado.
Kapolresta Manado, Kombes Pol Benny Bawensel SIK mengatakan para pelaku semuanya laki-laki berinisial HRT, AB, ALS, dan AS.
“Mereka tinggal di Manado. Kami tangkap di lokasi berbeda-beda. Ada yang ditangkap di rumah, di tempat kos, dan ada yang di rumah teman pelaku," ujar Benny seperti dikutip dari vivanews.
Dia menambahkan, sejauh ini Polresta Manado terus berkoordinasi dengan Korem 131 Santiago maupun Den POM Manado.
Diketahui, Lucky Prasetyo (35) tewas di depan halaman parkir tempat hiburan malam bernama Altitude, Sabtu (29/6). Seorang saksi, Leonardo Manopo (36) mengatakan, sebelum kejadian korban tiba di Altitude sekitar pukul 01.00 Wita.
“Beberapa saat kemudian korban, Kopda Lucky Prasetyo, Kopda Hermin dan Sertu Alfianto, sempat bersama satu meja dengan para pelaku yang berjumlah sekitar 4 orang,” katanya.
Saat berada di halaman parkir, kata Leo, korban bersama rekannya sempat cekcok dengan empat orang tadi. Tiba-tiba para pelaku memukul salah satu teman korban serta merebut sebuah pistol yang dimiliki Sertu Alfianto.
Tak berselang lama, kedua teman korban terjatuh tak berdaya dipukul mereka. “Mereka memukul korban Kopda Lucky Prasetyo dengan pistol hingga beberapa kali di bagian kepala hingga tak sadarkan diri,” ujarnya.
Jenazah Lucky dengan kepala berdarah ditemukan di lokasi parkir kelab malam Altitude, kawasan bisnis Megamas, Kecamatan Sario.
”Kami masih mendalami motifnya. Yang jelas, ada permasalahan salah paham di lokasi (kelab malam). Belum diketahui apakah pelaku dan korban saling mengenal,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polda Sulut Komisaris Besar (Kombes) Ibrahim Tompo, Minggu (30/6) seperti dikutip dari kompas. *
Keempatnya diduga menewaskan anggota Intel di Korem 131 Santiago Manado, Lucky Prasetyo (36) warga Nganjuk, Jawa Timur, yang berdomisili di Kelurahan Teling Bawah, Kecamatan Wenang, Sabtu (29/6).
Hanya dalam waktu empat jam, para pelaku tersebut berhasil diringkus Tim Resmob bersama Tim Paniki Polresta Manado.
Kapolresta Manado, Kombes Pol Benny Bawensel SIK mengatakan para pelaku semuanya laki-laki berinisial HRT, AB, ALS, dan AS.
“Mereka tinggal di Manado. Kami tangkap di lokasi berbeda-beda. Ada yang ditangkap di rumah, di tempat kos, dan ada yang di rumah teman pelaku," ujar Benny seperti dikutip dari vivanews.
Dia menambahkan, sejauh ini Polresta Manado terus berkoordinasi dengan Korem 131 Santiago maupun Den POM Manado.
Diketahui, Lucky Prasetyo (35) tewas di depan halaman parkir tempat hiburan malam bernama Altitude, Sabtu (29/6). Seorang saksi, Leonardo Manopo (36) mengatakan, sebelum kejadian korban tiba di Altitude sekitar pukul 01.00 Wita.
“Beberapa saat kemudian korban, Kopda Lucky Prasetyo, Kopda Hermin dan Sertu Alfianto, sempat bersama satu meja dengan para pelaku yang berjumlah sekitar 4 orang,” katanya.
Saat berada di halaman parkir, kata Leo, korban bersama rekannya sempat cekcok dengan empat orang tadi. Tiba-tiba para pelaku memukul salah satu teman korban serta merebut sebuah pistol yang dimiliki Sertu Alfianto.
Tak berselang lama, kedua teman korban terjatuh tak berdaya dipukul mereka. “Mereka memukul korban Kopda Lucky Prasetyo dengan pistol hingga beberapa kali di bagian kepala hingga tak sadarkan diri,” ujarnya.
Jenazah Lucky dengan kepala berdarah ditemukan di lokasi parkir kelab malam Altitude, kawasan bisnis Megamas, Kecamatan Sario.
”Kami masih mendalami motifnya. Yang jelas, ada permasalahan salah paham di lokasi (kelab malam). Belum diketahui apakah pelaku dan korban saling mengenal,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polda Sulut Komisaris Besar (Kombes) Ibrahim Tompo, Minggu (30/6) seperti dikutip dari kompas. *
1
Komentar