Berawal dari Wangsit Berkali-kali Lewat Jro Mangku Landep
Prosesi Ngangiang 5 Tapakan Ida Batara Sesuhunan telah dimulai dengan ritual mohon petunjuk dan restu dari Ida Pedanda Gede Putra Tembau di Pura Dalem Setra, Desa Pakraman Banjarangkan, Minggu kemarin
Krama Pangempon Pura Dalem Setra Sepakat Nangiang 5 Tapakan Ida Batara
SEMARAPURA, NusaBali
Pengempon Pura Dalem Setra, Desa Pakraman Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung akhirya membulatkan tekad untuk nangiang 5 Tapakan Ida Batara Sesuhunan. Ritual ini dilaksanakan karena adanya wangsit (petunjuk niskala) yang berkali-kali diterima sejak tahun 1977 silam melalui pamangku Pura Dalem Setra, Jro Mangku Made Landep.
Lima (5) Tapakan Ida Batara di Pura Dalem Setra yang dibuatkan upacara rital nangiang tersebut, masing-masing Tapakan Ratu Mas (yang berwujud Barong), Tapakan Ratu Rangda (yang berwujud Batari Durga dan Batari Kalika), Tapakan Ratu Berawi (yang berwujud Babi Hutan), dan Tapakan Ratu Paksi (yang berwujud Burung Garuda), dan Tapakan Gedong.
Prosesi Nangiang 5 Takapan Ida Batara Sesuhunan Pura Dalem Setra ini sudah dimulai dengan mohon petunjuk melalui ritual nedunang (mendatangkan) Ida Pedanda Gede Putra Tembau, sulinggih dari Griya Aan, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung ke Pura Dalem Setra pada Radite Pin Dukut, Minggu (12/6). Ritual nedunang Ida Pedanda di Pura Dalem Setra kemarin dihadiri langsung Camat Banjarangkan, IB Ketut Mas Ananda.
Perwakilan krama pangempon Pura Dalem Setra yang mencapai 787 kepala keluarga (KK) juga dihadirkan mengikuti ritual nedung Ida Pedanda, dengan dikoordinasikan langsung Bendesa Pakraman Banjarangkan I Nengah Suardana dan Pamangku Pura Dalem Setra, Jro Mangku Made Landep. Krama pangempon Pura Dalem Setra sebanyak 787 KK tersebut bersal dari 3 banjar adat di Desa Pakraman Banjarangkan, yakni Banjar Adat Selat, Banjar Adat Nesa, dan Banjar Adat Koripan Kangin.
Menurut Ketua Panita Nangiang 5 Tapakan Ida Batara Sesusuhunan Pura Dalem Setra, AA Gede Darma Putra, ritual nedunang Ida Pedanda kemarin dilakukan untuk mohon petunjuk dan sekaligus restu buat pelaksanaan prosesi Nagiang 5 Tapakan Ida Batara Sesuhunan. Setelah mendapat restu dari Ida Pedanda, prosesi selanjutnya adalah Nuhur Taru Pule (mohon atau meminta Kayu Pule) di Pura Dalem Kayu Putih, Desa Pakraman Tusan, Kecamatan Banjarangkan.
Ritual Nuhur Taru Pule rencananya akan dilaksanakan pada Radite Kliwon Watugunung, Minggu (19/6) depan. Taru Pule yang dimohon di Pura Dalem Kayu Putih itulah nantinya dijadikan bahan untuk Takapan Ida Batara Sesuhunan. “Nanti Taru Pule di Pura Dalem Kayu Putih hanya dipotong 5 bagian di tengah-tengah, dengan ukuran persegi masing-masing 40 cm x 40 cm,” ungkap AA Darma Putra kepada NusaBali di Pura Dalem Setra, Minggu kemarin.
Gung Darma Putra memaparkan, antara Pura Dalem Setra dan Pura Dalem Kayu Putih di mana mohon Taru Pule dilakukan, memiliki keterkaitan erat. Sesuai dengan sejarahnya. Awalnya, Pura Dalem Setra menyatu dengan Pura Dalem Kayu Putih. Namun, karena terbentur masalah jarak dan perjalanan yang melalui semak lukar, maka para tetua dari 3 banjar pangempun Pura Dalem Setra kemudian mencari alternaif dengan membangun Pura Dalem Setra di wewidangan Desa Pakraman Banjarangkan.
Itu sebabnya, ketika hendak melaksanakan ritual Nangiang 5 Tapakan Ida Batara Sesuhunan di Pura Dalem Setra, maka Taru Pule diambil dari Pura Dalem Kayu Putih di Desa Pakraman Tusan. “Niat untuk Nangiang 5 Tapakan Ida Batara Sesuhunan ini sebetunya sudah sejak lama. Namun, karena biaya yang dikeluarkan cukup besar, maka selama ini baru sebatas rencana saja,” jelas Gung Darma Putra.
Menurut Gung Darma Putra, sebelum membulatkan tekad untung Nagiang 5 Tapakan Ida Batara Sesuhunan di pura Dalem Setra, pihaknya sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan krama pengempon. Paruman itu utamanya untuk membahas masalah dana, yang sesuai Rancangan Anggaran Belanja (RAB) menelan biaya hampir Rp 500 juta.
Dana sebesar Rp 500 juta itu tentunya harus digalang secara swadaya dari krama pangempon Pura Dalem Setra. “Kami berharap krama di Kabupaten Klungkung dan pemerintah daerah turut mapunia,” harap yang juga menjabat sebagai Kelian Adat Banjar Adat, Desa Pakraman Banjarangkan.
Sementara itu, Jro Mangku Made Landep mengatakan wangsit agar Ngangiang 5 Tapakan Ida Batara Sesuhunan di Pura Dalem Setra ini sudah seringkali diterima sejak tahun 1977. Pesan-pesan niskala itu, antara lain, diterima melalui mimpi. “Dalam mimpi, kami diingatkan agar segera nangiang Tapakan Ida Batara,” kenang Jro Mangku Landep.
Hanya saja, lanjut Jro Mangku Landep, wangsit tersebut sempat lama dia simpan sendiri tanpa disampaikan ke krama pangempon Pura Dalem Setra, mengingat kondisi perekonomian krama setempat kala itu belum mampuni. “Nah, sekarang kondisi ekonomi masyarakat sudah semakin baik, sehingga wangsit untuk nangiang Tapakan Ida Batara Sesuhunan kita disampaikan kepada krama dan akhirnya disepakati,” beber Jro Mangku Landep. 7 w
Komentar