Banyak Alat Hilang, RPH Temesi Menunggu Proses Verifikasi
Rencana operasional Rumah Potong Hewan (RPH) mili pemerintah di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Gianyar, kini menunggu proses verifikasi.
GIANYAR, NusaBali
Karena sejumlah alat di RPH ini makin banyak hilang. Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra menerangkan peralatan dalam RPH merupakan aset pemerintah pusat, gedungnya aset Provinsi Bali, dan lahanya milik pemerintah Kabupaten Gianyar. Saat masih beroperasi per hari, RPH ini bisa memotong 20 ekor sapi. Namun itu hanya beroperasi sebentar, setelah itu lama tidak jalan. “Karena kondisinya seperti itu sementara ini kami di Gianyar masih kesulitan dalam pengelolaan manajemen RPH, sempat dikerjakan Prusahaan Daerah Mandara Giri Gianyar, namun tidak berjalan,” ungkap Mahayastra beberapa waktu lalu saat jumpa media.
Bupati Mahayastra mengatakan kondisi saat ini alat untuk RPH itu sudah dihibahkan dari pemerintah pusat ke Pemprov Bali. Saat ini pihaknya mengajukan permohonan ke Gubernur Bali agar alat dan bangunan RPH Temesi dihibahkan ke Pemkab Gianyar. “ Sekarang provinsi akan segera menghibahkan kepada kabupaten, sehingga nanti 100 persen asset berupa gedung, alat dan tanahnya akan menjadi milik kabupaten, sehingga disaat itulah kita akan fungsikan secara maksimal, “ katanya.
Kini proses pengajuan tersebut akan melewati tahap verifikasi, yakni pendataan alat dan bangunan pada RPH tersebut. Bupati Mahayastra mengaku tidak mau sembarangan menerima hibah dari pemerintah provinsi terkait aset tersebut. Terlebih dia sudah menerima informasi bahwa sejumlah alat di RPH itu sudah banyak hilang. “Jangan asal verifikasi, tetapi disini barangnya hilang kan kita tidak mau terima juga. Karena itu akan jadi aset Pemkab Gianyar, apalagi infonya banyak yang hilang, nanti diverifikasi dulu barang apa saja yang ada,” katanya.
Dikatakan, dulu sebelum akan dihibahkan, pihaknya kesulitan dalam proses administrasi pengoprasian RPH tersebut. “Dulu jika kami membuat kerjasama pengelolaan RPH ini, harus ke provinsi minta tanda tangan segala macam. Jadi sangat lama dari pada birokrasi sebuah perusahaan, apalagi ini adalah perusahaan yang tidak boleh rugi,” ujarnya.
Sebelumnya, RPH Temesi sempat beroprasi sekitar tahun 2008 melibatkan investor yang berganti-ganti. Namun setelah beroperasi tak kurang dari tiga tahun, RPH ini mangkrak hingga kini. Bangunan dan peralatan mesin cukup canggih makin rusak parah. *nvi
Bupati Mahayastra mengatakan kondisi saat ini alat untuk RPH itu sudah dihibahkan dari pemerintah pusat ke Pemprov Bali. Saat ini pihaknya mengajukan permohonan ke Gubernur Bali agar alat dan bangunan RPH Temesi dihibahkan ke Pemkab Gianyar. “ Sekarang provinsi akan segera menghibahkan kepada kabupaten, sehingga nanti 100 persen asset berupa gedung, alat dan tanahnya akan menjadi milik kabupaten, sehingga disaat itulah kita akan fungsikan secara maksimal, “ katanya.
Kini proses pengajuan tersebut akan melewati tahap verifikasi, yakni pendataan alat dan bangunan pada RPH tersebut. Bupati Mahayastra mengaku tidak mau sembarangan menerima hibah dari pemerintah provinsi terkait aset tersebut. Terlebih dia sudah menerima informasi bahwa sejumlah alat di RPH itu sudah banyak hilang. “Jangan asal verifikasi, tetapi disini barangnya hilang kan kita tidak mau terima juga. Karena itu akan jadi aset Pemkab Gianyar, apalagi infonya banyak yang hilang, nanti diverifikasi dulu barang apa saja yang ada,” katanya.
Dikatakan, dulu sebelum akan dihibahkan, pihaknya kesulitan dalam proses administrasi pengoprasian RPH tersebut. “Dulu jika kami membuat kerjasama pengelolaan RPH ini, harus ke provinsi minta tanda tangan segala macam. Jadi sangat lama dari pada birokrasi sebuah perusahaan, apalagi ini adalah perusahaan yang tidak boleh rugi,” ujarnya.
Sebelumnya, RPH Temesi sempat beroprasi sekitar tahun 2008 melibatkan investor yang berganti-ganti. Namun setelah beroperasi tak kurang dari tiga tahun, RPH ini mangkrak hingga kini. Bangunan dan peralatan mesin cukup canggih makin rusak parah. *nvi
1
Komentar