Dinas LHK Bakal Bagikan Tas Belanja Gratis
Pembukaan Festival Budaya Pertanian Ke–8
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung akan menerjunkan personel memback-up penyelenggaraan Festival Budaya Pertanian (FBP) ke-8 yang akan dihelat pada 4–7 Juli 2019 di areal Jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang. Selain membantu menjaga kebersihan, personel Dinas LHK juga bertugas mengampanyekan pengurangan sampah plastik kepada para pengunjung.
Kepala Dinas LHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, mengatakan momentum FBP sangat tepat untuk mengampanyekan pengurangan sampah pastik, sebagaimana Peraturan Bupati Badung No 48 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah dan Perbup No 47 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. “Kami imbau masyarakat maupun pengunjung membawa tas atau sejenisnya saat datang ke FBP. Ini adalah salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik,” kata Marthawan, Selasa (2/7).
Merthawan juga menyampaikan, pihaknya akan membagikan tas belanja gratis kepada pengunjung FBP demi mengurangi penggunaan kantong plastik. “Cukup membawa KTP dan menggunakan pakaian adat dan mengisi pakta integritas siap tidak pakai kantong plastik, maka kami akan berikan reward tas belanja gratis,” katanya.
Personel yang diterjunkan di arena FBP ke-8 tidak hanya membantu menjaga kebersihan, melainkan juga ikut mengampanyekan kepada masyarakat supaya mengurangi sampah plastik. “Nanti beberapa petugas akan mengenakan seragam super hero untuk mengampanyekan pengurangan kantong plastik,” tegas birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, itu.
Merthawan mengatakan, ke depan pihaknya akan melakukan reformasi total dalam hal pengelolaan sampah yang berbasis reduce, reuse, dan recycle (3R). “Konsep Badung anti kantong plastik (Batik), ini akan betul-betul direalisasikan. Jadi, bukan hanya Perda atupun Perbup saja,” tandasnya.
Sekadar mengingatkan, Festival Budaya Pertanian (FBP) Kabupaten Badung kembali akan dihelat. Perhetalan untuk ke-8 kalinya ini akan dilaksanakan pada 4–7 Juli 2019 mendatang. Sama seperti tahun sebelumnya, FBP akan dipusatkan di areal Jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang.
Tema yang akan diangkat dalam FBP kali ini adalah ‘Amerih Guna Phalaning Bumi’ yang berarti mari gunakan produk pertanian lokal. “Tema ini menarik untuk diusung, karena sektor pertanian tidak dapat dipungkiri masih memiliki peranan penting dalam pembangunan pertanian sebagai upaya menciptakan kedaulatan pangan bahkan memberi peluang kesempatan bagi SDM lokal,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung Ketut Sudarsana, Selasa (25/6), saat memberikan keterangan pers.
Di samping itu, tema FBP tahun 2019 sejalan dengan program Pemprov Bali dan Pemkab Badung dalam upaya menggeliatkan sektor pertanian khususnya penggunaan produk pertanian lokal. Dia berharap dengan festival ini, produk pertanian lokal yang selama ini kurang diminati bisa terangkat kembali. Salah satu produk hasil pertanian di Kabupaten Badung yang diangkat adalah kopi. “Di Badung sentra penghasil kopi adalah Desa Pelaga dan Desa Belok Sidan. Kopinya terkenal dengan cita rasanya yang khas. Bahkan, kini telah merambah pasar ekspor,” ungkap Sudarsana yang notabene Kadis Sosial Kabupaten Badung.
“Kami harap event ini tidak semata-mata sebagai ajang transaksi antara penjual dan pembeli. Namun juga sebagai ajang dialog, berbagi pengalaman, media promosi, dan yang paling penting sebagai media edukasi untuk inovasi teknologi pertanian Badung ke depan,” tuturnya. *asa
Kepala Dinas LHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, mengatakan momentum FBP sangat tepat untuk mengampanyekan pengurangan sampah pastik, sebagaimana Peraturan Bupati Badung No 48 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah dan Perbup No 47 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. “Kami imbau masyarakat maupun pengunjung membawa tas atau sejenisnya saat datang ke FBP. Ini adalah salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik,” kata Marthawan, Selasa (2/7).
Merthawan juga menyampaikan, pihaknya akan membagikan tas belanja gratis kepada pengunjung FBP demi mengurangi penggunaan kantong plastik. “Cukup membawa KTP dan menggunakan pakaian adat dan mengisi pakta integritas siap tidak pakai kantong plastik, maka kami akan berikan reward tas belanja gratis,” katanya.
Personel yang diterjunkan di arena FBP ke-8 tidak hanya membantu menjaga kebersihan, melainkan juga ikut mengampanyekan kepada masyarakat supaya mengurangi sampah plastik. “Nanti beberapa petugas akan mengenakan seragam super hero untuk mengampanyekan pengurangan kantong plastik,” tegas birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, itu.
Merthawan mengatakan, ke depan pihaknya akan melakukan reformasi total dalam hal pengelolaan sampah yang berbasis reduce, reuse, dan recycle (3R). “Konsep Badung anti kantong plastik (Batik), ini akan betul-betul direalisasikan. Jadi, bukan hanya Perda atupun Perbup saja,” tandasnya.
Sekadar mengingatkan, Festival Budaya Pertanian (FBP) Kabupaten Badung kembali akan dihelat. Perhetalan untuk ke-8 kalinya ini akan dilaksanakan pada 4–7 Juli 2019 mendatang. Sama seperti tahun sebelumnya, FBP akan dipusatkan di areal Jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang.
Tema yang akan diangkat dalam FBP kali ini adalah ‘Amerih Guna Phalaning Bumi’ yang berarti mari gunakan produk pertanian lokal. “Tema ini menarik untuk diusung, karena sektor pertanian tidak dapat dipungkiri masih memiliki peranan penting dalam pembangunan pertanian sebagai upaya menciptakan kedaulatan pangan bahkan memberi peluang kesempatan bagi SDM lokal,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung Ketut Sudarsana, Selasa (25/6), saat memberikan keterangan pers.
Di samping itu, tema FBP tahun 2019 sejalan dengan program Pemprov Bali dan Pemkab Badung dalam upaya menggeliatkan sektor pertanian khususnya penggunaan produk pertanian lokal. Dia berharap dengan festival ini, produk pertanian lokal yang selama ini kurang diminati bisa terangkat kembali. Salah satu produk hasil pertanian di Kabupaten Badung yang diangkat adalah kopi. “Di Badung sentra penghasil kopi adalah Desa Pelaga dan Desa Belok Sidan. Kopinya terkenal dengan cita rasanya yang khas. Bahkan, kini telah merambah pasar ekspor,” ungkap Sudarsana yang notabene Kadis Sosial Kabupaten Badung.
“Kami harap event ini tidak semata-mata sebagai ajang transaksi antara penjual dan pembeli. Namun juga sebagai ajang dialog, berbagi pengalaman, media promosi, dan yang paling penting sebagai media edukasi untuk inovasi teknologi pertanian Badung ke depan,” tuturnya. *asa
Komentar