Dua Kali Gagal Nyaleg, Gung Wis Mundur dari NasDem
Dua kali gagal merebut kursi DPRD Provinsi Bali pada Pileg 2014 dan 2019, politisi NasDem, AA Gde Waisnawa Putra SH, 53, putuskan hengkang dari dunia perpolitikan.
GIANYAR, NusaBali
Hal itu ditegaskannya lewat surat pengunduran dirinya sebagai anggota Partai NasDem Gianyar per tanggal 25 Juni 2019 lalu. Oleh DPD NasDem Kabupaten Gianyar, pengunduran diri itu dibalas 4 hari kemudian. Bahwasannya, kartu tanda anggota AA Gde Waisnawa dicabut dan tidak lagi tercantum dalam struktur kepengurusan partai.
Kepada NusaBali, tokoh Puri Anyar Saraswati Gianyar ini mengaku akan kembali menekuni dunia bisnis, sosial dan budaya. “Alasan mundur karena saya merasa sudah gagal di politik. Kalau sudah gagal, ngapain bertahan, back to basic, bisnis, sosial dan budaya,” ujarnya, Rabu (3/7). Pria yang akrab disapa Gung Wis ini mengaku sejatinya dia punya keinginan besar untuk mengabdi pada masyarakat.
Karena menurutnya, ketika memegang jabatan politik dirinya bisa dengan mudah merealisasikan keinginannya itu. Hanya saja, dalam beberapa kesempatan pemilu, dirinya selalu gagal.
“Berarti sudah tidak cocok di politik,” ujar pria yang sebelumnya sempat digadang-gadang menjadi kandidat calon bupati Gianyar ini. Baginya, berkecimpung di bidang politik tidaklah mudah. Diperlukan trik-trik khusus agar bisa bermanuver. “Perlu keahlian khusus, tiyang ternyata ndak bisa. Bukan karena kecewa dengan siapa-siapa. Tapi memang merasa diri sudah gagal di politik,” ungkapnya. Terakhir kali, Gus Wis menjabat sebagai anggota Dewan Pakar DPW NasDem Bali.
Ditanya apakah ada dipinang partai lain? Pria kelahiran 5 April 1966 ini mengaku murni berhenti di politik. “Tidak, tidak ada dipinang partai lain. Murni berhenti. Saya juga ingin tetap berkiprah di profesi yang sekarang,” jelasnya. Di bidang sosial, Gung Wis mengaku akan mengelola sebuah yayasan pendidikan.
Bahkan saat ini, pihaknya membiayai penuh 25 siswa SMK yang bersekolah di SMK Saraswati Gianyar, terutama para siswa yang tidak mampu dari segi ekonomi. Sementara di bidang budaya, anggota Sekretariat Nasional Keris Indonesia ini mengaku punya hobi mengkoleksi keris pusaka. “Sudah dari tahun 1998 saya berusaha menyelamatkan artefak budaya, salah satunya keris,” jelasnya.
Caranya, setiap kali berkesempatan ke luar negeri pihaknya selalu berburu benda pusaka. “Saya beli dari kolektor keris luar Bali dan luar negeri. Yang saya beli khusus keris Bali yang justru ada di luar Bali,” jelasnya. Hingga kini, lebih dari 700 keris telah berhasil dibelinya. Setelah dikoleksi, tak jarang keris-keris tersebut diminta untuk dijadikan sungsungan. Sebagian lagi didonasikan kepada lembaga adat, semisal Bendesa.
“Tahun 2013 saya donasikan keris itu ke semua bendesa adat se Gianyar. Juga kalau ada desa adat yang perlu pratima keris saya donasikan, begitu terus. Bahkan saat meminta keris itu, mereka sampai membawa pejati berikut baleganjur,” terangnya. *nvi
Kepada NusaBali, tokoh Puri Anyar Saraswati Gianyar ini mengaku akan kembali menekuni dunia bisnis, sosial dan budaya. “Alasan mundur karena saya merasa sudah gagal di politik. Kalau sudah gagal, ngapain bertahan, back to basic, bisnis, sosial dan budaya,” ujarnya, Rabu (3/7). Pria yang akrab disapa Gung Wis ini mengaku sejatinya dia punya keinginan besar untuk mengabdi pada masyarakat.
Karena menurutnya, ketika memegang jabatan politik dirinya bisa dengan mudah merealisasikan keinginannya itu. Hanya saja, dalam beberapa kesempatan pemilu, dirinya selalu gagal.
“Berarti sudah tidak cocok di politik,” ujar pria yang sebelumnya sempat digadang-gadang menjadi kandidat calon bupati Gianyar ini. Baginya, berkecimpung di bidang politik tidaklah mudah. Diperlukan trik-trik khusus agar bisa bermanuver. “Perlu keahlian khusus, tiyang ternyata ndak bisa. Bukan karena kecewa dengan siapa-siapa. Tapi memang merasa diri sudah gagal di politik,” ungkapnya. Terakhir kali, Gus Wis menjabat sebagai anggota Dewan Pakar DPW NasDem Bali.
Ditanya apakah ada dipinang partai lain? Pria kelahiran 5 April 1966 ini mengaku murni berhenti di politik. “Tidak, tidak ada dipinang partai lain. Murni berhenti. Saya juga ingin tetap berkiprah di profesi yang sekarang,” jelasnya. Di bidang sosial, Gung Wis mengaku akan mengelola sebuah yayasan pendidikan.
Bahkan saat ini, pihaknya membiayai penuh 25 siswa SMK yang bersekolah di SMK Saraswati Gianyar, terutama para siswa yang tidak mampu dari segi ekonomi. Sementara di bidang budaya, anggota Sekretariat Nasional Keris Indonesia ini mengaku punya hobi mengkoleksi keris pusaka. “Sudah dari tahun 1998 saya berusaha menyelamatkan artefak budaya, salah satunya keris,” jelasnya.
Caranya, setiap kali berkesempatan ke luar negeri pihaknya selalu berburu benda pusaka. “Saya beli dari kolektor keris luar Bali dan luar negeri. Yang saya beli khusus keris Bali yang justru ada di luar Bali,” jelasnya. Hingga kini, lebih dari 700 keris telah berhasil dibelinya. Setelah dikoleksi, tak jarang keris-keris tersebut diminta untuk dijadikan sungsungan. Sebagian lagi didonasikan kepada lembaga adat, semisal Bendesa.
“Tahun 2013 saya donasikan keris itu ke semua bendesa adat se Gianyar. Juga kalau ada desa adat yang perlu pratima keris saya donasikan, begitu terus. Bahkan saat meminta keris itu, mereka sampai membawa pejati berikut baleganjur,” terangnya. *nvi
Komentar