Palebon Jenazah Ayahanda I Gde Wiratha Dilakukan di Krematorium Mumbul
Ayahanda Ketua Pembina Kadin Bali Gde Wiratha, I Ketut Aryana berpulang pada Selasa (2/7) sekitar pukul 09.00 Wita.
MANGUPURA, NusaBali
Almarhum meninggal dalam perawatan di PJT RSUP Sanglah, Denpasar, di usia 83 tahun. Almarhum meninggalkan tiga orang anak dan empat orang cucu.
Almarhum saat ini disemayamkan di rumah duka di Dharmawangsa Suite, Jalan Nakula 66, Seminyak, Kecamatan Kuta. Rencananya upacara palebon almarhum akan dilakukan pada Buda Umanis Julungwangi, Rabu (10/7) mendatang di Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Upacara nyiramin dilakukan pada Soma Wage Julungwangi, Selasa (8/7) mendatang.
Di rumah duka pelayat terus berdatangan. Karangan bunga ucapan belasungkawa juga mengalir dari para kolega, sehingga rumah duka di Jalan Nakula 66, penuh karangan bunga.
Menurut penuturan keluarga, almarhum memiliki riwayat sakit stroke sejak tahun 2013. “Iya, bapak sakit stroke dari tahun 2013, tepatnya 26 Desember 2013 pukul 02.00 Wita. Sudah dibawa ke rumah sakit di sini (Bali), pernah juga dirawat di Singapura tahun 2014. Lama menjalani perawatan di Singapura sampai bapak cukup sehat. Kemudian bapak balik lagi ke Bali, tapi saya lupa tahun berapa,” tutur anak ketiga almarhum, Ni Nyoman Wirawathi, ditemui di rumah duka, Rabu (3/7) sore.
“Bapak kembali lagi sakit sekitar tahun 2016, sakitnya sejenis cacar tapi besar. Waktu itu kami berfikir bapak mau ningggalin kami, tapi ternyata tidak, Tuhan masih sayang kepada bapak,” kenang Wirawathi.
Sampai kemudian, lanjutnya, pada 7 Juni 2019, almarhum yang pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di Mataram, NTB, sakit demam. “Bapak langsung dibawa ke rumah sakit, setelah perawatan, sehat dan boleh pulang. Hingga pada pukul 09.00 Wita bapak meninggal,” ucap Wirawathi.
“Saya baru pertama kali melihat orang mau meninggal. Jadi bapak saya itu tidak menyusahkan, bapak saya seperti merem, bapak mukanya juga bersih,” imbuhnya.
Di mata Wirawathi, almarhum adalah sosok penyayang keluarga. Sesibuk apapun tetap memberikan perhatian kepada keluarga terutama anak-anaknya. “Bapak pensiunan PNS. Bapak itu orangnya tidak menuntut apapun. Yang penting bagi bapak kami anak-anaknya harus hidup rukun,” ucapnya.
“Pesan bapak juga jangan mengambil hak orang lain. Harus baik sama orang, itu yang selalu ditekankan kepada keluarga teruma anak-anak. Saya selalu ingat pesan bapak,” katanya.
Disinggung upacara palebon almarhum, Wirawathi mengungkapkan akan dilakukan pada 10 Juli 2019. “Untuk upacara bapak, keputusan keluarga di Krematorium Mumbul. Biar sama-sama dengan ibu (almarhum Ni Nyoman Nuriati). Ibu juga dulu di sana. Tapi sebelum upacara palebon tanggal 10 Juli 2019, akan dilakukan upacara nyiramin yang akan dilakukan tanggal 8 Juli 2018,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Gde Wiratha, putra pertama almarhum. “Iya, bapak sakit sudah lama. Pengobatan juga berpindah-pindah sampai ke Singapura. Tapi karena mungkin cukup lama sakitnya, jadi komplikasi,” ujar Gde Wiratha saat ditemui di rumah duka sore kemarin didampingi adiknya Kadek Wiranatha.
Sama dengan penuturan sang adik bungsu, untuk upacara palebon almarhum akan dilakukan di Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, pada 10 Juli 2019 mendatang. “Ini atas permintaan ibu yang meninggal terlebih dahulu. Biar sama-sama di sana,” tuturnya. *asa
Almarhum saat ini disemayamkan di rumah duka di Dharmawangsa Suite, Jalan Nakula 66, Seminyak, Kecamatan Kuta. Rencananya upacara palebon almarhum akan dilakukan pada Buda Umanis Julungwangi, Rabu (10/7) mendatang di Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Upacara nyiramin dilakukan pada Soma Wage Julungwangi, Selasa (8/7) mendatang.
Di rumah duka pelayat terus berdatangan. Karangan bunga ucapan belasungkawa juga mengalir dari para kolega, sehingga rumah duka di Jalan Nakula 66, penuh karangan bunga.
Menurut penuturan keluarga, almarhum memiliki riwayat sakit stroke sejak tahun 2013. “Iya, bapak sakit stroke dari tahun 2013, tepatnya 26 Desember 2013 pukul 02.00 Wita. Sudah dibawa ke rumah sakit di sini (Bali), pernah juga dirawat di Singapura tahun 2014. Lama menjalani perawatan di Singapura sampai bapak cukup sehat. Kemudian bapak balik lagi ke Bali, tapi saya lupa tahun berapa,” tutur anak ketiga almarhum, Ni Nyoman Wirawathi, ditemui di rumah duka, Rabu (3/7) sore.
“Bapak kembali lagi sakit sekitar tahun 2016, sakitnya sejenis cacar tapi besar. Waktu itu kami berfikir bapak mau ningggalin kami, tapi ternyata tidak, Tuhan masih sayang kepada bapak,” kenang Wirawathi.
Sampai kemudian, lanjutnya, pada 7 Juni 2019, almarhum yang pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di Mataram, NTB, sakit demam. “Bapak langsung dibawa ke rumah sakit, setelah perawatan, sehat dan boleh pulang. Hingga pada pukul 09.00 Wita bapak meninggal,” ucap Wirawathi.
“Saya baru pertama kali melihat orang mau meninggal. Jadi bapak saya itu tidak menyusahkan, bapak saya seperti merem, bapak mukanya juga bersih,” imbuhnya.
Di mata Wirawathi, almarhum adalah sosok penyayang keluarga. Sesibuk apapun tetap memberikan perhatian kepada keluarga terutama anak-anaknya. “Bapak pensiunan PNS. Bapak itu orangnya tidak menuntut apapun. Yang penting bagi bapak kami anak-anaknya harus hidup rukun,” ucapnya.
“Pesan bapak juga jangan mengambil hak orang lain. Harus baik sama orang, itu yang selalu ditekankan kepada keluarga teruma anak-anak. Saya selalu ingat pesan bapak,” katanya.
Disinggung upacara palebon almarhum, Wirawathi mengungkapkan akan dilakukan pada 10 Juli 2019. “Untuk upacara bapak, keputusan keluarga di Krematorium Mumbul. Biar sama-sama dengan ibu (almarhum Ni Nyoman Nuriati). Ibu juga dulu di sana. Tapi sebelum upacara palebon tanggal 10 Juli 2019, akan dilakukan upacara nyiramin yang akan dilakukan tanggal 8 Juli 2018,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Gde Wiratha, putra pertama almarhum. “Iya, bapak sakit sudah lama. Pengobatan juga berpindah-pindah sampai ke Singapura. Tapi karena mungkin cukup lama sakitnya, jadi komplikasi,” ujar Gde Wiratha saat ditemui di rumah duka sore kemarin didampingi adiknya Kadek Wiranatha.
Sama dengan penuturan sang adik bungsu, untuk upacara palebon almarhum akan dilakukan di Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, pada 10 Juli 2019 mendatang. “Ini atas permintaan ibu yang meninggal terlebih dahulu. Biar sama-sama di sana,” tuturnya. *asa
1
Komentar