Minat Pemuda Bertani Rendah
Pedagang mengaku sudah terlanjur kontrak tempat bergang di luar pasar darurat, sehingga memilih mengontrakkan hasil undian lapak di pasar darurat.
Kelompok Petani Milenial Jadi Pilot Project
SINGARAJA, NusaBali
Masih rendahnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian membuat pemerintah khawatir terhadap kelestraian lahan pertanian di Buleleng di masa mendatang. Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng saat ini tengah merancang strategi agar produksi unggulan pertanian Buleleng tetap terjaga dengan kesinambungan pekerjaan petaninya. Kelompok petani milenial juga tengah dibentuk tahun ini dan siap beraksi di tahun mendatang untuk menggeber dan mengembangkan pertanian Buleleng.
Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, Gede Subudi, mengatakan sejauh ini pola pikir generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian masih sangat rendah. Selama ini minset bahwa petani itu kotor, tidak menjanjikan dan tidak bergengsi masih melekat di benak generasi muda. Padahal sekotor pertanian jika dikelola dengan tepat dan benar hasilnya sangat menjanjikan.
“Petani itu kan tidak melulu soal terjun langsung ke lahan pertanian berkotor-kotor, tetapi ada juga petani yang bekerja di belakang meja dan jaringan lainnya baik di pengolahan produk hingga pemasaran. Nah ini yang nanti kami bentuk berupa kelompok petani milenial yang akan menjadi pilot project pengembangan pertanian di Buleleng,” jelas Subudi.
Kelompok tani milenial yang disebutkannya itu adalah petani yang melakukan aktivitas bertani dengan menanam komoditas yang diperlukan pasar saat ini, bukan petani konvensional. Dalam kelompok itu mereka yang langsung membaca peluang tanaman apa yang cocok ditanam dan sedang dicari banyak orang, selain juga langsung mengolah dan memasarkan produksi pertanian mereka tak hanya door to door tetapi juga yang mengerti pemasaran online.
“Yang dicari nanti juga adalah yang melek internet, lebih kepada tata kelola dan manajemen dalam agro bisnis. Mereka ini orientasinya lebih kepada pasar, menyesuikan apa yang sedang menjadi kebutuhan pasar,” imbuh dia. Kelompok tani milenial ini dikatakannya akan dimulai dari desa-desa yang menjadi fokus pengentasan kemiskinan di Buleleng. Akan dipilih tiga desa di masing-masing kecamatan di Buleleng. “Tahun ini kelompoknya sedang dibentuk, sehingga tahun depan mereka sudah mulai bergerak, pertanian mereka nanti bukan yang konvensional tetapi lebih pada pemanfaatan lahan, seperti hidriponik, green house atau yang lainnya,” jelas Subudi. *k23
Komentar