Golkar Badung Bergolak
Rapat Pleno Hanya Dihadiri 12 orang
DENPASAR,NusaBali
Konsolidasi di Golkar Badung mulai rapuh setelah dilengserkannya Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Muntra dan digantikan Plt I Wayan Suyasa. Dalam rapat pleno di Sekretariat DPD II Golkar Badung, Desa Pengarungan, Kecamatan Mengwi, Kamis (4/7) kemarin, hanya dihadiri 12 orang pengurus DPD II Golkar Badung, padahal pengurusnya berjumlah 75 orang.
Kondisi tersebut membuat prihatin kader senior Golkar Badung. Salah satunya, Anak Agung Ngurah Citra Umbara. Dia melihat Golkar rapuh semenjak keputusan DPD I Golkar Bali pimpinan Plt Ketua Gede Sumarjaya Linggih alias Demer melengserkan Muntra. Seperti rapat partai di Badung Kamis kemarin yang hanya dihadiri segelintir pengurus.
"Ini dampak dari keputusan DPD I pimpinan Pak Demer mengganti Ketua DPD II dengan Plt. Sementara Plt di Badung kurang diterima. Hari ini kami dapat info rapat dihadiri hanya beberapa orang saja. Saya sedih, tetapi saya tidak bisa menerima ini. Kami harapkan Golkar Bali dan induk partai serta elit Golkar Bali berpikir jernih dengan kondisi ini. Lama-lama kita makin kecil. Sementara kedepannya banyak agenda kita harus hadapi," ujar politisi asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini.
Citra Umbara mengatakan, Golkar akan menghadapi Pilkada Badung 2020 mendatang. Kalau kondisi carut-marut dan terus ada perbedaan akan berdampak dengan soliditas partai diakar rumput. "Pilkada sudah dekat. Golkar harus solid. Kalau terus saja terjadi perselisihan akan berdampak dengan soliditas kader di Badung," ujar mantan Ketua AMPG Golkar Bali ini.
"Menurut hemat saya ini harus jadi warning bagi elit kita di Golkar Bali. Saya sendiri sudah mundur dari kepengurusan Golkar Bali. Tetapi saya harap elit Golkar Bali berpikir kepentingan Pilkada yang sudah dekat. Jangan kondisi ini terus dibiarkan, seolah -olah kader diadu domba," tambah mantan anggota DPRD Badung 2004-2009 ini.
Menurut Citra Umbara, kepemimpinan Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Muntra selama ini sudah sangat bagus. Baik dari sisi konsolidasi, komunikasi dengan kader dibawah. Sementara Plt Ketua DPD II Golkar Badung Suyasa yang ditunjuk Demer belum diterima diakar rumput. "Ini menimbulkan kesenjangan. Ada jarak antara kader. Kan kasihan pecah belah kita. Pak Muntra berkorban luar biasa untuk partai. Pada Pileg 2019 kemarin dari dana pribadi Pak Muntra biaya saksi dan keperluan partai. Kenapa harus dilengserkan," ujar Citra Umbara.
Kata Citra Umbara, ada oknum yang memfitnah Muntra dengan menyebutkan yang bersangkutan melarang kader Golkar Badung menghadiri Musda Kosgoro Bali yang dihadiri Ketua Umum Kosgoro, Agung Laksono di Balai Budaya Kertalangu Denpasar. Padahal surat undangan dari Kosgoro memang tidak ada ke Golkar Badung. "Itu fitnah dan Mahkamah Partai harus menelisik hal itu dengan jernih," katanya.
Sementara atas isu penolakan Plt Golkar Badung, membuat gerah juga Plt Ketua DPD II Golkar Badung Wayan Suyasa. Dikonfirmasi terpisah, Suyasa mengakui rapat DPD II Golkar Badung yang dipimpinnya, kemarin, hanya dihadiri 12 orang pengurus pleno Golkar Badung. "Kami menyiapkan acara pelantikan DPRD Badung Agustus mendatang. Tetapi itu pengurus pleno. Dalam proses kami menata partai di Badung itu sudah maksimal yang hadir," kata Suyasa.
Politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung ini mengatakan, selama ini ada 75 orang pengurus pleno di DPD II Badung. "Tapi yang aktif hanya 35 orang. Sisanya ada beberapa yang aktif dan ada yang tidak. Sekarang saya diberikan mandat dengan SK resmi saya konsolidasikan. Ini bukan masalah kuorom atau tidak. Tetapi saya laksanakan mandat partai untuk konsolidasi," tegas Suyasa.
Soal adanya perbedaan, kata Suyasa hal tersebut disikapi dengan bijak. "Saya nggak akan komentar kalau soal SK Plt di Badung. Karena saya hanya melaksanakan mandat partai. SK yang resmi dari partai. Salah saya kalau saya tidak melaksanakan mandat partai. Saya menjadi anggota dewan karena Partai Golkar, " katanya. *nat
Konsolidasi di Golkar Badung mulai rapuh setelah dilengserkannya Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Muntra dan digantikan Plt I Wayan Suyasa. Dalam rapat pleno di Sekretariat DPD II Golkar Badung, Desa Pengarungan, Kecamatan Mengwi, Kamis (4/7) kemarin, hanya dihadiri 12 orang pengurus DPD II Golkar Badung, padahal pengurusnya berjumlah 75 orang.
Kondisi tersebut membuat prihatin kader senior Golkar Badung. Salah satunya, Anak Agung Ngurah Citra Umbara. Dia melihat Golkar rapuh semenjak keputusan DPD I Golkar Bali pimpinan Plt Ketua Gede Sumarjaya Linggih alias Demer melengserkan Muntra. Seperti rapat partai di Badung Kamis kemarin yang hanya dihadiri segelintir pengurus.
"Ini dampak dari keputusan DPD I pimpinan Pak Demer mengganti Ketua DPD II dengan Plt. Sementara Plt di Badung kurang diterima. Hari ini kami dapat info rapat dihadiri hanya beberapa orang saja. Saya sedih, tetapi saya tidak bisa menerima ini. Kami harapkan Golkar Bali dan induk partai serta elit Golkar Bali berpikir jernih dengan kondisi ini. Lama-lama kita makin kecil. Sementara kedepannya banyak agenda kita harus hadapi," ujar politisi asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini.
Citra Umbara mengatakan, Golkar akan menghadapi Pilkada Badung 2020 mendatang. Kalau kondisi carut-marut dan terus ada perbedaan akan berdampak dengan soliditas partai diakar rumput. "Pilkada sudah dekat. Golkar harus solid. Kalau terus saja terjadi perselisihan akan berdampak dengan soliditas kader di Badung," ujar mantan Ketua AMPG Golkar Bali ini.
"Menurut hemat saya ini harus jadi warning bagi elit kita di Golkar Bali. Saya sendiri sudah mundur dari kepengurusan Golkar Bali. Tetapi saya harap elit Golkar Bali berpikir kepentingan Pilkada yang sudah dekat. Jangan kondisi ini terus dibiarkan, seolah -olah kader diadu domba," tambah mantan anggota DPRD Badung 2004-2009 ini.
Menurut Citra Umbara, kepemimpinan Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Muntra selama ini sudah sangat bagus. Baik dari sisi konsolidasi, komunikasi dengan kader dibawah. Sementara Plt Ketua DPD II Golkar Badung Suyasa yang ditunjuk Demer belum diterima diakar rumput. "Ini menimbulkan kesenjangan. Ada jarak antara kader. Kan kasihan pecah belah kita. Pak Muntra berkorban luar biasa untuk partai. Pada Pileg 2019 kemarin dari dana pribadi Pak Muntra biaya saksi dan keperluan partai. Kenapa harus dilengserkan," ujar Citra Umbara.
Kata Citra Umbara, ada oknum yang memfitnah Muntra dengan menyebutkan yang bersangkutan melarang kader Golkar Badung menghadiri Musda Kosgoro Bali yang dihadiri Ketua Umum Kosgoro, Agung Laksono di Balai Budaya Kertalangu Denpasar. Padahal surat undangan dari Kosgoro memang tidak ada ke Golkar Badung. "Itu fitnah dan Mahkamah Partai harus menelisik hal itu dengan jernih," katanya.
Sementara atas isu penolakan Plt Golkar Badung, membuat gerah juga Plt Ketua DPD II Golkar Badung Wayan Suyasa. Dikonfirmasi terpisah, Suyasa mengakui rapat DPD II Golkar Badung yang dipimpinnya, kemarin, hanya dihadiri 12 orang pengurus pleno Golkar Badung. "Kami menyiapkan acara pelantikan DPRD Badung Agustus mendatang. Tetapi itu pengurus pleno. Dalam proses kami menata partai di Badung itu sudah maksimal yang hadir," kata Suyasa.
Politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung ini mengatakan, selama ini ada 75 orang pengurus pleno di DPD II Badung. "Tapi yang aktif hanya 35 orang. Sisanya ada beberapa yang aktif dan ada yang tidak. Sekarang saya diberikan mandat dengan SK resmi saya konsolidasikan. Ini bukan masalah kuorom atau tidak. Tetapi saya laksanakan mandat partai untuk konsolidasi," tegas Suyasa.
Soal adanya perbedaan, kata Suyasa hal tersebut disikapi dengan bijak. "Saya nggak akan komentar kalau soal SK Plt di Badung. Karena saya hanya melaksanakan mandat partai. SK yang resmi dari partai. Salah saya kalau saya tidak melaksanakan mandat partai. Saya menjadi anggota dewan karena Partai Golkar, " katanya. *nat
Komentar