Melawan Rasa Jemawa
Kami tak mau mengalami nasib yang sama dengan Chile maupun Uruguay. Kami tahu dalam sepakbola semua berubah sangat cepat, dan Peru sekarang benar-benar berbeda.
RIO DE JANEIRO, Nusa Bali
Tuan rumah Brasil akan menghadapi tim kejutan Peru di final Copa America 2019, Senin (8/7) dinihari, pukul 03.00 WITA. Bila melihat kekuatan kedua tim, Brasil memang diunggulkan. Apalagi Samba menggilas Peru 5-0 di penyisihan grup.
Namun, bukan hanya Peru yang menjadi lawan Brasil. Dani Alves dkk juga harus melawan musuh dari dalam diri, yakni rasa jemawa. Bek Brasil Marquinhos mengingatkan rasa percaya diri yang berlebihan dapat membuat Brasil dalam bahaya.
“Kami tak mau mengalami nasib yang sama dengan Chile maupun Uruguay,”kata Marquinhos. "Kami tahu dalam sepakbola semua berubah sangat cepat, dan Peru sekarang benar-benar berbeda. Sebuah final adalah satu laga yang tak bisa disamakan dengan laga-laga lainnya," kata Marquinhos.
Menurutnya, semua akan ditentukan oleh emosi, taktik dan teknik. Timnya harus mengkombinasikan faktor-faktor itu, dan detail-detail kecil akan menjadi pembeda di laga ini. Tim yang paling sedikit melakukan kesalahan lah yang akan menjadi juara.
Brasil bisa dibilang unggul segalanya. Kualitas mereka di atas Peru. Selain itu, nama besar pemain dan faktor tuan rumah juga membuat Brasil layak diunggulkan. Setiap lininya, Brasil dihuni pemain-pemain yang lebih baik. Mulai dari posisi penjaga gawang hingga penyerang. Apalagi Brasil juga sempat menghabisi Peru 5-0 di penyisihan grup A.
Namun Brasil tak boleh jemawa. Tak ada yang mustahil dalam sepakbola. Peru sendiri adalah salah satu buktinya. Di bawah pelatih Ricardo Gareca asal Argentina, Los Incas tampil sensasional. Di perempatfinal, Peru mendepak Uruguay, lalu menyingkirkan Chile dan di semifinal.
Final adalah sebuah laga yang benar-benar berbeda. Kemenangan Brasil atas Peru di fase grup tak bisa dijadikan acuan. Pesta gol pun sepertinya takkan terulang. Hal itu diakui gelandang Samba Casemiro, yang menilai takkan ada pesta gol lagi lawan Peru.
Brasil sudah menjuarai Copa America 8 kali, termasuk empat kali sebagai tuan rumah. Sedangkan Peru mencapai final Copa America pertamanya sejak meraih gelar kedua pada tahun 1975. *
Namun, bukan hanya Peru yang menjadi lawan Brasil. Dani Alves dkk juga harus melawan musuh dari dalam diri, yakni rasa jemawa. Bek Brasil Marquinhos mengingatkan rasa percaya diri yang berlebihan dapat membuat Brasil dalam bahaya.
“Kami tak mau mengalami nasib yang sama dengan Chile maupun Uruguay,”kata Marquinhos. "Kami tahu dalam sepakbola semua berubah sangat cepat, dan Peru sekarang benar-benar berbeda. Sebuah final adalah satu laga yang tak bisa disamakan dengan laga-laga lainnya," kata Marquinhos.
Menurutnya, semua akan ditentukan oleh emosi, taktik dan teknik. Timnya harus mengkombinasikan faktor-faktor itu, dan detail-detail kecil akan menjadi pembeda di laga ini. Tim yang paling sedikit melakukan kesalahan lah yang akan menjadi juara.
Brasil bisa dibilang unggul segalanya. Kualitas mereka di atas Peru. Selain itu, nama besar pemain dan faktor tuan rumah juga membuat Brasil layak diunggulkan. Setiap lininya, Brasil dihuni pemain-pemain yang lebih baik. Mulai dari posisi penjaga gawang hingga penyerang. Apalagi Brasil juga sempat menghabisi Peru 5-0 di penyisihan grup A.
Namun Brasil tak boleh jemawa. Tak ada yang mustahil dalam sepakbola. Peru sendiri adalah salah satu buktinya. Di bawah pelatih Ricardo Gareca asal Argentina, Los Incas tampil sensasional. Di perempatfinal, Peru mendepak Uruguay, lalu menyingkirkan Chile dan di semifinal.
Final adalah sebuah laga yang benar-benar berbeda. Kemenangan Brasil atas Peru di fase grup tak bisa dijadikan acuan. Pesta gol pun sepertinya takkan terulang. Hal itu diakui gelandang Samba Casemiro, yang menilai takkan ada pesta gol lagi lawan Peru.
Brasil sudah menjuarai Copa America 8 kali, termasuk empat kali sebagai tuan rumah. Sedangkan Peru mencapai final Copa America pertamanya sejak meraih gelar kedua pada tahun 1975. *
1
Komentar