Pihak Desa Adat Pecatu Akan Gelar Pacaruan
Setelah Penemuan Kerangka Manusia di Bekas Galian C
MANGUPURA, NusaBali
Pasca penemuan tulang belulang manusia pada Kamis (4/7), pihak Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, akan menggelar upacara macaru. Namun kapan akan digelar upacara yang bertujuan untuk membersihkan wilayah wewidangan Desa Adat Pecatu secara niskala itu, masih dilakukan koordinasi.
Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta dikonfirmasi pada Minggu (7/7), mengungkapkan upacara macaru itu akan segera dilakukan. Saat ini masih dilakukan koordiansi dengan pihak keluarga besar pemilik lahan tempat ditemukannya tulang belulang manusia itu. Di mana keluarga pemilik lahan ada yang merantau ke Makassar, Sulawesi Selatan.
“Kami pasti melakukan upacara macaru pada tempat itu. Bagaimana pun, ini untuk membersihkan wilayah ini dari sisi niskala. Untuk waktunya belum bisa saya pastikan. Tapi yang jelas akan digelar dalam waktu dekat,” tutur Made Sumerta.
Made Sumerta mengatakan terkait temuan tulang belulang manusia itu hingga kini masih mengundang tanda tanya. Dikatakan, lokasi tempat ditemukan tulang tersebut berada cukup jauh dari jalan raya. Selain itu juga jauh dari pemukiman warga. Pihaknya berharap agar pihak kepolisian segera bisa mengungkap misteri tulang belulang dimaksud.
Dikatakan bekas galian C itu sudah lama tak aktif. Lahan itu merupakan milik keluarga besar I Nyoman Sudarma. Yang menggarap lahan itu adalah Nyoman Sudarma.
“Kami dari desa akan mengupacarai untuk wewidangan desa yang leteh karena ada kejadian tersebut. Berharap daerah itu kembali bersih,” tandas Made Sumerta.
Sementara itu Kapolsek Kuta Selatan AKP Doddy Monza belum bisa menjelaskan banyak terkait temuan tulang manusia tersebut. Dikatakannya, dari hasil visum di RSUP Sanglah, Denpasar, terungkap bahwa tulang belulang itu berjenis kelamin perempuan. “Kami masih melakukan pendalaman terkait temuan itu. Saya belum bisa menjelaskan banyak. Terutama soal identitas dan penyebab matinya korban,” tutur AKP Doddy.
Diberitakan sebelumnya, penemuan tulang belulang manusia di Jalan Pura Cupitan, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, pertama kali ditemukan oleh Ayu Pranita Dewi, 13. Putri dari Nyoman Sudarma, 49, ini secara tak sengaja menemukan onggokan tulang saat mencari pakan sapi, Kamis (27/6) sekitar pukul 16.00 Wita
Tulang belulang itu baru dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan, Kamis (4/7). Pelaporan itu setelah Sudarma melihat sendiri tulang beluang tersebut menyusul laporan dari anaknya. Mendapat laporan itu pihak Polsek Kuta Selatan bersama berangkat Desa Pecatu mengevakuasi tulang tersebut ke RSUP Sanglah.
Di lokasi ditemukan sandal jepit khas perempuan warna hitam, celana jeans pendek, baju warna hitam, bra, dan celana dalam perempuan. Saat ditemukan onggokan tulang belulang itu semuanya masih utuh. Kepala mengarah ke timur dan kaki ke barat dalam posisi telungkup.
“Tulang tersebut ditemukan anak saya saat cari pakan sapi. Saat itu anak saya menemukan tengkorak sama kerangka manusia. Pada malam harinya anak saya melaporkan kepada saya. Saat itu saya tidak percaya. Saya mengira mungkin itu tulang binatang yang mati,” tutur Sudarma saat dihubungi, Kamis (4/7). *pol
Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta dikonfirmasi pada Minggu (7/7), mengungkapkan upacara macaru itu akan segera dilakukan. Saat ini masih dilakukan koordiansi dengan pihak keluarga besar pemilik lahan tempat ditemukannya tulang belulang manusia itu. Di mana keluarga pemilik lahan ada yang merantau ke Makassar, Sulawesi Selatan.
“Kami pasti melakukan upacara macaru pada tempat itu. Bagaimana pun, ini untuk membersihkan wilayah ini dari sisi niskala. Untuk waktunya belum bisa saya pastikan. Tapi yang jelas akan digelar dalam waktu dekat,” tutur Made Sumerta.
Made Sumerta mengatakan terkait temuan tulang belulang manusia itu hingga kini masih mengundang tanda tanya. Dikatakan, lokasi tempat ditemukan tulang tersebut berada cukup jauh dari jalan raya. Selain itu juga jauh dari pemukiman warga. Pihaknya berharap agar pihak kepolisian segera bisa mengungkap misteri tulang belulang dimaksud.
Dikatakan bekas galian C itu sudah lama tak aktif. Lahan itu merupakan milik keluarga besar I Nyoman Sudarma. Yang menggarap lahan itu adalah Nyoman Sudarma.
“Kami dari desa akan mengupacarai untuk wewidangan desa yang leteh karena ada kejadian tersebut. Berharap daerah itu kembali bersih,” tandas Made Sumerta.
Sementara itu Kapolsek Kuta Selatan AKP Doddy Monza belum bisa menjelaskan banyak terkait temuan tulang manusia tersebut. Dikatakannya, dari hasil visum di RSUP Sanglah, Denpasar, terungkap bahwa tulang belulang itu berjenis kelamin perempuan. “Kami masih melakukan pendalaman terkait temuan itu. Saya belum bisa menjelaskan banyak. Terutama soal identitas dan penyebab matinya korban,” tutur AKP Doddy.
Diberitakan sebelumnya, penemuan tulang belulang manusia di Jalan Pura Cupitan, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, pertama kali ditemukan oleh Ayu Pranita Dewi, 13. Putri dari Nyoman Sudarma, 49, ini secara tak sengaja menemukan onggokan tulang saat mencari pakan sapi, Kamis (27/6) sekitar pukul 16.00 Wita
Tulang belulang itu baru dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan, Kamis (4/7). Pelaporan itu setelah Sudarma melihat sendiri tulang beluang tersebut menyusul laporan dari anaknya. Mendapat laporan itu pihak Polsek Kuta Selatan bersama berangkat Desa Pecatu mengevakuasi tulang tersebut ke RSUP Sanglah.
Di lokasi ditemukan sandal jepit khas perempuan warna hitam, celana jeans pendek, baju warna hitam, bra, dan celana dalam perempuan. Saat ditemukan onggokan tulang belulang itu semuanya masih utuh. Kepala mengarah ke timur dan kaki ke barat dalam posisi telungkup.
“Tulang tersebut ditemukan anak saya saat cari pakan sapi. Saat itu anak saya menemukan tengkorak sama kerangka manusia. Pada malam harinya anak saya melaporkan kepada saya. Saat itu saya tidak percaya. Saya mengira mungkin itu tulang binatang yang mati,” tutur Sudarma saat dihubungi, Kamis (4/7). *pol
1
Komentar